OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 25 September 2017

Ratusan Payung Canggih Naungi Jamaah di Nabawi

Ratusan Payung Canggih Naungi Jamaah di Nabawi

10Berita, MADINAH -- Masjid Nabawi tak pernah melewati suatu masa tanpa ada bagian terasnya yang terbuka tak beratap. Pada zaman Rasulullah SAW, teras tersebut berada di bagian belakang.

Bagian depan masjid diberi atap dan bagian belakangnya dibiarkan dalam bentuk tanah lapang yang terbuka. Ketika kiblat berpindah ke arah Ka'bah, bagian sekitar kiblat diberi atap.

Sedangkan bagian tengah masjid tetap dalam bentuk teras terbuka tanpa atap. Demikian pula saat zaman khulafa'rasyidin. Seperti tertuang dalam Madinah Al-Munawwarah: Sejarah dan Tempat-Tempat Istimewa, teras tersebut meluas seiring dengan perluasan-perluasan yang terjadi di Masjid Nabawi sepanjang sejarah. Teras tersebut terkenal dengan nama Haswah atau Bahsah karena dialasi dengan kerikil.

Pada perluasan pertama Kerajaan Arab Saudi (1370 H/1950 M), terasnya terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh tiga koridor. Pada perluasan Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Fahad bin Abdul Aziz pada 1405 H/1985 M, dua teras tersebut dilapisi ubin dari marmer putih yang bisa meredam panas.

Di teras ini pula dipasang 12 payung modern yang dapat dibuka dan ditutup dengan listrik untuk melindungi jamaah dari matahari dan hujan. Tahukah Anda berapa jumlah payung yang dipasang di Masjid Nabawi?

Sebanyak 250 payung besar dipasang disana. Masing-masing payung memiliki tinggi 20 meter. Dilansir dari Green Prophet, payung tersebut diciptakan desainer asal Jerman.

Bak bunga yang mekar, payung-payung diprogram agar menutup dan membuka dengan jeda untuk menghondari tumbukan dengan bagian yang bergerak. Payung ini beroperasi nyaris tanpa suara dan disesuaikan dengan perubahan temperatur harian.

Payung membuka setiap pagi, menciptakan sebuah langit-langit transparan di halaman masjid. Payung menutup tiap petang dalam waktu kurang dari tiga menit.

Selain itu, terdapat kipas angin yang dikombinasi dengan semprotan air yang mampu melembabkan udara. Pemasangan payung tersebut merupakan implementasi perintah Pelayan Dua Tanah Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz pada 1426 H/2005 M untuk melengkapi apa saja yang dibutuhkan dalam perluasan masjid.

Bayangkan, pada puncak musim panas seperti tahun ini, suhu di Madinah bisa mencapai 48 hingga 50 derajat Celsius. Berkat naungan 'hutan' payung canggih ini jamaah bisa dengan khusyuk beribadah.

Sumber: Republika

Related Posts:

  • Jejak Islam di Serbia Jejak Islam di Serbia 10Berita,  JAKARTA -- Serbia menjadi negara yang banyak diminati umat Islam pada akhir abad-14. Ketika itu Turki Usmani masuk kedalamnya melalui dua pertempuran Kosovo pada 1389 dan 1448. Ibu … Read More
  • Kecemasan Tatar Crimea Kecemasan Tatar Crimea 10Berita, JAKARTA -- Aneksasi Rusia atas Semenanjung Crimea pada tahun lalu membawa pengaruh cukup besar bagi kehidupan masyarakat di kawasan itu. Dampak tersebut juga dirasakan oleh komunitas Mus… Read More
  • 3 Warisan Islam di Kesultanan Oman 3 Warisan Islam di Kesultanan Oman 10Berita, JAKARTA --Kesultanan Oman merupakan salah satu negara Arab mayoritas Muslim yang juga kaya dengan sejarah. Temuan-temuan arkeologis yang diungkap pada era 1950-an itu mengungkapka… Read More
  • Ada 190 Masjid di Serbia Ada 190 Masjid di Serbia 10Berita, JAKARTA --  Berdasarkan penelitian Divna Luric dan Zamolo, sebelum perang besar Wina 1683 hingga 1699, kota Beograd di Serbia memiliki 73 masjid. Data lain menyebutkan jumlah masj… Read More
  • 1970, Rumah Nabi dan Sahabat Masih Kokoh Berdiri di Makkah 1970, Rumah Nabi dan Sahabat Masih Kokoh Berdiri di Makkah 10Berita, Mohammed Rashid, seorang warga Emirat adalah satu dari 4.500 jamaah haji dari UAE pada 1975. Saat itu cuaca dingin selama haji dengan jumlah jamaah satu ju… Read More