OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 21 Februari 2022

Waketum MUI Anwar Abbas: Pemerintah Juga Disusupi Oknum Perusak Bangsa dan Negara

Waketum MUI Anwar Abbas: Pemerintah Juga Disusupi Oknum Perusak Bangsa dan Negara



 

10Berita - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas balas menuding pemerintah terkait terorisme yang menyusup ke lembaga publik dan ormas.

Pemerintah dinilai justru menjadi sarang pelaku-pelaku kejahatan yang banyak merugikan bangsa dan negara.

Ini disampaikan Abbas sebagai reaksi atas Pernyataan dari Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris yang mengatakan bahwa pihaknya tidak bermaksud menuding sejumlah lembaga yang anggotanya ditangkap Densus 88/Antiteror sebagai organisasi teroris.

"Di dalam pemerintah banyak pelaku yang merusak bangsa dan negara. Berarti pemerintah juga disusupi oleh oknum-oknum yang tidak baik dan tidak benar.

Jadi pertanyaan saya, apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah," kata Abbas saat dihubungi via sambungan telepon, Minggu sore 20 Februari 2022.

Seperti diketahui pada November tahun lalu, Densus 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang tersangka kasus terorisme di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Mereka adalah Farid Okbah, Anung Al Hamat, dan Ahmad Zain An-Najah yang merupakan anggota Komisi Fatwa MUI.

Anggota aktif MUI yang ikut tertangkap ini dinilai menunjukkan bahwa pergerakan kader Jamaah Islamiyah (JI) telah masuk ke berbagai lini di tengah masyarakat.

Kelompok ini dianggap telah berhasil menjalankan strategi ‘tamkin’ atau penguasaan wilayah.

Abbas mengakui bahwa terorisme merupakan salah satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi bangsa ini, tetapi ada skala ancaman lain untuk bangsa yang jauh lebih besar.

Ia juga mempertanyakan kenapa pemerintah hanya sibuk mengurus terorisme, sedangkan ada masalah lainnya yang seharusnya menjadi prioritas.

"Seharusnya yang didahulukan di Papua. Luhut bilang kelompok kekerasan bersenjata di sana itu teroris karena menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat.

Jangankan masyarakat biasa, polisi dan tentara saja takut. Jadi kenapa yang besar tidak diurus kenapa yang belum besar didahulukan," katanya.

Persoalan ekstremisme, radikalisme, dan terorisme, dinilai tidak hanya sebatas ledakan bom semata.

Untuk bisa memerangi masalah ini pemerintah diminta untuk menelusuri dengan saksama akar permasalahannya.

Abbas menyarankan BNPT selama ini hanya berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama untuk memerangi terorisme.

Hal itu menurutnya keliru karena seharusnya mereka bisa berkoordinasi dengan masyarakat dan tokoh agama dengan tujuan mempermudah dan bisa memangkas anggaran.

"Untuk bersama-sama menghadapi masalah bangsa ini. Anggaran BNPT diminta naik dua kali lipat. Kalau cara yang saya sampaikan melibatkan semua pihak, anggaran Densus bisa diturunkan bahkan 50 persen karena masyarakat secara sukarela membantu jadi cost nya rendah," ujar Anwar Abbas. [voi]

Related Posts:

  • 05 Mantan Wakil Ketua KPK: Reklamasi Teluk Jakarta Abaikan UU BW menuturkan, sejak awal 2014 atau sebelum bau suap reklamasi tercium, KPK sudah diskusi 10Berita – Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (… Read More
  • 10 Reklamasi: Skenario Jangka Panjang Cinaisasi 10Berita Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies, Marwan Batubara mengatakan reklamasi merupakan salah satu proses jangka panjang yang dimana Cina ingi… Read More
  • 04 Maraknya Buruh China Ilegal, Bukti Blundernya Kebijakan Pemerintah Jokowi 10Berita–Ketua Umum PP KAMMI, Kartika Nur Rakhman mengritik kebijakan bebas visa yang memperbolehkan 174 negara mendapatkan fasilitas be… Read More
  • 08 HANYA SEKELAS DIMAS KANJENG SAJA SUDAH TERTIPU, BAGAIMANA DENGAN FITNAH DAJJAL? 10Berita-Saya tidak bisa bayangkan, jika sekelas Kanjeng si pengganda uang sanggup membutakan mata dan hati orang sekelas MD (marwah Da… Read More
  • 07 Pilih Bela Padepokan Dimas Kanjeng,  Marwah Daud Mundur dari MUI 10Berita - Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Pusat Prof Dr Hj Marwah Daud Ibrahim lebih memilih membela Padepokan Dimas Kanj… Read More