10Berita – Gelar bapak politik identitas yang kerap disematkan pada Anies Baswedan kini pindah haluan ke Ganjar Pranowo.
Wajah calon presiden (Capres) PDI Perjuangan itu mendadak muncul di azan magrib yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta milik Hary Tanoesoedibjo.
Salahkah Ganjar jadi model azan magrib?
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi menyatakan peristiwa model azan magrib ini sesungguhnya bisa menjadi pembelajaran bagi pendukung Ganjar Pranowo yang suka mencap lawan politiknya sebagai bapak politik identitas.
“asus Adzan Ganjar sebagai pembelajaran buat para pendukungnya bahwa jangan suka melabelin orang dengan politik identitas,” tutur Gus Choi di program Talkshow Catatan Demokrasi dilansir dari kanal YouTube TVOne, Rabu (13/9/2023).
Gus Choi lalu berandai-andai jika suatu ketika calon presiden usungannya, Anies Baswedan tiba-tiba tampil sebagai khatib Jumat lalu disiarkan di televisi, ia berharap pendukung Ganjar jangan lantas berteriak politik identitas.
“Suatu saat seandainya mas Anies tiba-tiba tampil Khutbah Jumat disiarkan TV jgn lantas berteriak Politik Identitas,” tegasnya.
Atau, lanjut dia, para capres ini sekalian diadu dan diberi kesempatan membaca Al Quran, hadis, hingga berkhutbah mengajak kepada ketaqwaan sehingga rakyat bisa memilah siapa calon presiden yang layak memimpin negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
“Atau sekalian adu mekanik, Semua Capres diberi kesempatan untuk bisa khutbah (Membaca Al quran, Hadist, Ajakaan Ketaqwaan dll sbg rukun Khutbah) biar rakyat paham siapa calon pemimpin yang cocok memimpin negara dengan mayoritas penduduknya muslim,” pungkasnya.
Sumber: Fajar
