OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 Februari 2018

7 Sikap Positif Elon Musk yang Patut Ditiru

7 Sikap Positif Elon Musk yang Patut Ditiru

10BeritaJAKARTA - Sosok Elon Musk pasti tidak asing lagi di telinga entrepreneur. Elon Musk dinobatkan menjadi seorang miliarder yang sukses sebagai pebisnis, penemu, dan industrialis. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya bisnis-bisnis karena peranannya, seperti Tesla dan SpaceX.

Sosok Elon Musk memang sangat dikagumi, tapi dirinya sedikit eksentrik dan kontroversial. Mimpi-mimpi gila Elon Musk berhasil menggemparkan dunia. Bahkan, banyak yang menganggap dirinya sudah gila akibat khayalan tingkat tinggi yang sering ia lontarkan.

BERITA TERKAIT +

Namun, hal tersebut tidak mematahkan semangatnya untuk berkarya sampai ia dinobatkan menjadi seorang miliarder. Ingin seperti Elon Musk? Anda harus meniru 7 sikap positif Elon Musk berikut ini.

1. Memanfaatkan Ide-Ide Brilian

Setiap manusia memiliki ide yang cukup brilian dalam kepalanya. Hanya, ide tersebut sering dipendam bukan dimunculkan ke permukaan. Hal ini tidak berlaku dalam kamus Elon Musk. Ide-ide brilian yang dimiliki langsung ia ungkapkan. Tak heran jika dirinya dianggap gila.

Elon berpendapat kalau ide tersebut akan membuahkan hasil manis jika diikuti dengan tindakan nyata, bukan dipendam. Lagi pula, ide hanyalah sebuah ide tanpa realisasi. Diterima atau ditolaknya ide tersebut menjadi urusan kedua. Yang paling penting Anda mampu mengungkapkan ide tersebut di depan umum.

2. Selalu Berinovasi

Ide-ide brilian yang dimiliki Elon Musk tidak dibiarkan begitu saja. Ia sering meluangkan waktunya untuk mengembangkan ide brilian tersebut menjadi lebih brilian lagi. Inovasi yang dilakukannya pada ide tersebut sukses menghantarkannya menjadi seorang miliarder.

Dalam berinovasi, Elon sering mengalami hambatan. Namun, ia berhasil mengatasi hambatan tersebut dan terus melangkah maju.

3. Tidak Pernah Puas

Elon Musk tidak pernah berpuas diri atas apa yang sudah dicapainya. Setelah sukses dengan perusahaan Tesla, ia berencana untuk menciptakan sebuah roket ke luar angkasa. Sikap tidak pernah puas ini sudah melekat dalam diri Elon sejak ia berusia 17 tahun. Dirinya berhasil lulus dengan menyandang dua bidang ilmu sekaligus, padahal dirinya telah sukses bersama Blastar.

4. Pantang Menyerah

Berbagai kritikan pedas dilemparkan kepada sosok Elon Musk ketika ia gagal membuat sesuatu. Namun, apa yang ia lakukan? Ia tidak peduli dengan semua kritikan tersebut. Kegagalan demi kegagalan yang didapatkan dijadikan sebagai pelajaran berharga dalam hidup.

Elon tidak pernah putus asa ketika gagal membuat sesuatu. Sebaliknya, ia semakin bersemangat. Rasa penasaran dalam dirinya terlalu besar sehingga berhasil mengalahkan rasa cemas atas kegagalan. Hingga pada akhirnya sosok Elon semakin mendunia, terutama pada era millenial seperti sekarang.

5. Mengedepankan Kualitas

Kualitas menjadi nomor satu dalam berbisnis. Produk tanpa dibarengi kualitas yang bagus akan ditinggalkan masyarakat. Hal ini disadari betul oleh Elon Musk. Mobil listrik yang berhasil ia ciptakan benar-benar mengedepankan kualitas.

Apabila sebuah produk berkualitas, pembeli juga tidak akan keberatan untuk mengeluarkan uang lebih. Satu hal yang perlu diingat. Jangan pernah mengorbankan kualitas demi menekan biaya produksi karena hal ini akan membuat produk yang dihasilkan kalah bersaing dengan produk lainnya.

6. Berkontribusi dengan Karyawan

Label miliarder yang disandang Elon Musk tidak membuat dirinya sombong. Dalam bekerja, Elon sering berkontribusi langsung dengan para karyawan di kantor. Ia tidak sungkan-sungkan untuk menghampiri karyawan di meja kerja, bahkan menghubungi karyawan untuk menyelesaikan misi perusahaan.

Elon percaya, dirinya tidak akan sukses tanpa bantuan para karyawan. Karena itu, Elon selalu menjaga hubungan baik dengan para karyawan meskipun ia berstatus sebagai bos.

7. Visioner

Kekayaan bersih Elon Musk kini mencapai US$20,4 miliar. Kekayaan ini berhasil ia kumpulkan berkat suksesnya perusahaan Tesla dan bisnis lainnya. Meskipun jumlah kekayaan Elon Musk tidak akan habis hingga tujuh keturunan, ia tetap memiliki rencana masa depan yang menakjubkan. Keuntungan yang ia dapatkan rencananya akan disisihkan demi mewujudkan impiannya.

Tetap Semangat Mencapai Kesuksesan

Semua pebisnis mengalami kegagalan, termasuk Elon Musk. Namun, ia tetap semangat dengan visi dan ide brilian yang dimiliki. Menyerah atau menghadapi kenyataan, semua keputusan ada di tangan Anda. Jika Anda ingin menyaingi sosok Elon Musk, miliki sikap-sikap positif di atas. Tanamkan sikap semangat demi mencapai kesuksesan seperti yang berhasil dilakukan Elon Musk.

(ris)

Sumber : okezone

Selasa, 30 Januari 2018

Manusia Gerobak yang Kini Mengejar Gelar Profesor

Manusia Gerobak yang Kini Mengejar Gelar Profesor

10Berita, "Mimpi, seperti mimpi. Benar-benar tidak menyangka," ucap Udin Ahidin (42) setengah menangis. Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, ini sama sekali tak pernah membayangkan akan meraih gelar doktor dan menjadi pejabat struktural perguruan tinggi.

‘’Bagaimana tidak. Saya ini dari keluarga sangat miskin di kampung. Sekolah Dasar saja hampir tidak lulus, karena ayah saya meninggal ketika saya baru kelas lima SD. Dua adik saya masih kecil-kecil waktu itu,’’ ungkap Wakil Ketua Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang (FE-Unpam) Tangerang Selatan, Banten, ini.

Ditemui di kantornya Senin (29/01/2018), Udin menuturkan, masa kecilnya tak selazimnya anak-anak. Harus berkelahi dengan waktu. ‘’Ayah mendidik saya keras,’’ ujar putra sulung pasangan Karjo-Enti Rukenti tersebut.

Sore sebelum ngaji ke langgar (mushola), Udin kecil wajib mengumpulkan kotoran kambing di kandang belakang rumahnya. Feces ternak kemudian dimasukkan ke karung. Besok paginya, sekarung tahi kambing itu dia panggul ke ladang untuk digunakan sebagai pupuk.

Pulang dari ladang, Udin tak boleh melenggang. Kadang harus memikul kayu bakar, menenteng bayam liar, atau membopong daun pisang. Apa saja yang bisa dimanfaatkan atau jadi uang.

‘’Bapak, Udin kok begini amat kerjaannya. Itu teman-teman Udin pada main, Pak?’’ keluh si bocah suatu pagi di ladang.

Ayahnya menghela nafas. ‘’Din,’’ katanya, ‘’kehidupan keluarga kita harus berubah. Kamu dan adik-adikmu jangan melarat seperti Bapak. Kamu sebagai sulung dan laki-laki, harus sekolah yang tinggi, sampai jadi sarjana!’’

Udin tercenung saja mendengarnya. Dalam hati ia berkata, apakah keinginan bapak tidak terlalu muluk. Jangankan jadi sarjana, melanjutkan ke SMP saja Udin tak yakin bakal kesampaian.

Innalilahi..., saat Udin Ahidin kelas lima SD, Karjo wafat. Meninggalkan Udin bersama ibu dan dua adik kecil. 

‘’Saat itu saya sangat terpukul. Sempat merasa tak punya harapan masa depan,’’ kenang Udin.

Namun, wasiat ayahnya terngiang-ngiang terus. Ia menjadi pemicu semangat Udin untuk melanjutkan pendidikan. Lulus dari SD Negeri 1 Cibingbin, Kuningan pada 1989, bocah cerdas ini melanjutkan ke SMPN (1989-1992) dan kemudian SMAN 1 (1992-1995) di kecamatan yang sama.

Beruntung ia memperoleh beasiswa dari pemerintah, sehingga biaya pendidikannya tidak memberatkan. ‘’Saya selalu masuk 'The Big Five' dalam ranking sekolah, sehingga mendapat keringanan SPP,’’ ungkapnya.

Sambil bersekolah, Udin meneruskan usaha ternak kambing warisan bapaknya. Ia juga berjualan nyiru (tikar pandan) dan peralatan dapur tradisional. Sistemnya bayar-panen. ‘’Dagangan saya dibeli, tapi dibayarnya setelah panen padi. Bayarnya pakai beras, jagung, atau hasil bumi lainnya,’’ terang Udin.

Mengisi liburan panjang tahunan selama 40 hari, Udin Ahidin ikut temannya merantau ke Tangerang. Di sini ia menjadi kenek (asisten) tukang bangunan.

‘’Ini buat cari pengalaman saja, karena upahnya hampir semuanya buat ongkos dan makan,’’ ujarnya.

Musim liburan berikutnya, Udin memilih jadi pedagang asongan di perantauan. ‘’Prosedurnya lebih mudah, risikonya lebih kecil, dan pendapatannya lebih besar,’’ ia menjelaskan alasannya.

Selepas SMA, Udin coba kuliah. Pada 1996 ia mendaftar di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kuningan, yang sekarang menjadi Universitas Kuningan (UNIKU). Udin diterima di Fakultas MIPA Biologi.

Menginjak semester ketiga, Udin memutuskan keluar dari kampus. ‘’Waktu saya habis untuk kuliah, sedangkan adik-adik perlu biaya makan dan sekolah,’’ ia mengemukakan alasan. 

Udin lalu merantau ke Pasar Cikokol, Tangerang, untuk mengasong. Beruntung ia berjumpa dengan Kang Sunar, teman sekampungnya, yang membantunya memberi jalan. 

Tapi, ia bingung harus tinggal di mana. Tak mungkin menumpang di kawannya itu. ‘’Kang Sunar menerima kedatangan saya, tapi nggak mungkin memberi tumpangan menginap. Karena ia tinggal di gerobak,’’ Udin menceritakan.

Ia lalu pergi ke Masjid Jami Mujahidin Tangsel. Usai shalat, ia curhat pada pengurus masjid. Intinya, butuh tumpangan barang seminggu sambil membantu jadi marbot. KTP dia serahkan sebagai jaminan. Alhamdulillah, pengurus masjid percaya padanya. ‘’Ya sudah kamu tidur di mess marbot, jangan di ruang masjid. KTP simpan saja,’’ katanya pada Udin.

Merintis karier sebagai pengasong, Udin memulai dengan menjadi asisten pengasong senior dari Agen Toko Indah Sari, Tangsel. Lama-lama ia dipercaya untuk mengasong sendiri dengan modal pinjaman agen.

Dengan keuletan dan kecermatan kalkulasi dagang serta pembukuannya, usaha Udin berkembang. Tak lama jadi pengasong, ia sudah memiliki lapak tetap. Juga gerobak pribadi sebagai ‘’rumah’’-nya.

Toh, ia tak berpuas diri. Kedua adik perempuannya di kampung, memang bisa dia sekolahkan. Tapi, ‘’masa iya saya akan jadi manusia gerobak selamanya,’’ gugat Udin dalam hati pada dirinya sendiri.

Menikah bakal membuka pintu rezeki. Udin Ahidin percaya pada petuah guru ngajinya itu. Pada 1997, ia menikahi Icih Tarsih, gadis tetangga depan rumahnya di kampung. 

Di kampung, keluarga sang istri sebenarnya siap membantu kehidupan Udin. Namun, pria ini tak mau lama-lama bergantung pada kebaikan mertuanya.

Pada 1999, Udin memboyong istrinya ke Pamulang. Pasutri ini menjadi ‘’manusia gerobak’’ di emperan ruko. Usaha mereka kian berkembang.

"Apa saja saya dagangin. Misalnya kalau mau natalan dan tahun baru, apa yang laku. Mau Idul Adha, saya jualan kambing, gitu. Pernah juga saya dagang kotor, jualan minuman keras,’’ tutur Udin malu-malu.

Walau tak punya background keilmuan administrasi maupun akuntansi, Udin tertib membukukan cashflow usahanya. Membeli buku adalah salah satu pos pengeluaran wajibnya.

Ia menuturkan, ‘’Tiap minggu saya membeli buku bacaan. Buku apa saja, kadang buku agama di emperan Masjid Mujahidin. Kadang buku pengetahuan alam, juga buku motivasi.’’ 

Diam-diam, Icih memperhatikan kebiasaan suaminya. ‘’Kayaknya Akang masih semangat untuk belajar lagi,’’ Udin menirukan gumam sang istri.

Suatu hari di tahun 2005, Icih pamitan pada istrinya untuk membeli daster di Pasar Jumat yang sekarang menjadi areal Kampus Unpam. Perguruan Tinggi yang didirikan Yayasan Prima Jaya pada tahun 2000 ini, pada 2005 diambil alih oleh Yayasan Sasmita Jaya yang didirikan Tokoh Tangsel, Darsono. 

Bukannya membawa daster baru, Icih sepulang dari pasar malah mengangsurkan formulir perndaftaran mahasiswa baru Unpam. ‘’Pak, jangan banyak tanya, sok diisi buat kuliah di Universitas Pamulang,’’ katanya pada sang suami.

Udin kaget, walaupun senang juga dengan perhatian istrinya. ‘’Tapi kan mahal biaya kuliah,’’ katanya mengkerut.

‘’Tidak Pak, kuliah di Unpam nggak pakai uang gedung. Terus SPP-nya bisa dicicil,’’ sahut Icih.

‘’Tahu dari mana kamu?’’ Udin heran.

Rupanya, Icih selama ini menyimak obrolan pegawai Masjid Mujahidin tentang kuliah di Unpam. Juga berdasarkan informasi dari brosur perguruan tinggi tersebut.

OK-lah kalau begitu, Udin mendaftar jadi mahasiswa. Ia juga penasaran pada nama Darsono yang dalam brosur disebut sebagai ketua yayasan Sasmita Jaya.

‘’Waktu itu saya memang lagi pingin ketemu yang namanya Pak Darsono.  Ia dikenal sebagai pengusaha yang menyediakan perumahan murah dan ringan bagi pedagang bubur dan sebangsanya di Tangsel. Saya ingin tahu bagaimana rumus bisnisnya, sehingga tukang bubur bisa punya rumah tanpa harus melalui bank. Saya pingin belajar ilmu bisnisnya,’’ tutur Udin.

Ternyata, memang Darsono petinggi Yayasan Sasmita itu orangnya. Udin pun makin bersemangat kuliah di Unpam. Ia mengambil Prodi Manajemen pada Fakultas Ekonomi.

Lulus dengan nilai bagus pada 2010, Udin langsung dipercaya menjadi dosen di FE-Unpam. Walau sudah jadi dosen tetap, ia tak meninggalkan tugasnya sebagai guru di SMK Daarul Khoir Gunung Sindur, Bogor. Profesi guru ini ia tekuni sejak 2009.

Seiring kepercayaan Yayasan padanya, Udin harus kuliah lagi untuk menduduki jabatan struktural kampus. Ia mengambil magister manajemen di FE-Unpam (2010-2012). Kemudian lanjut lagi ke program doktoral di bidang yang sama di Universitas Persada Indonesia tahun 2014-2017.

Tak lupa Udin juga mendorong istrinya untuk melanjutkan kuliah, hingga berhasil meraih gelar sarjana pendidikan. Sang istri jadi semakin matching (nyambung), bahkan sangat membantu pekerjaan suaminya.

‘’Dengan berbagai kesibukan pekerjaan, jam kerja saya sepertinya 24 jam penuh sehari. Di situlah peran istri sangat membantu saya, seperti menyiapkan konsep naskah, korespondensi, dan lain-lain,’’ ungkap Udin penuh syukur dikaruniai istri yang sangat mengerti suaminya.

Kini, Udin ‘’manusia gerobak’’ menjadi orang kedua di Prodi Manajemen FE-Unpam. Gerobak dan lapak usaha bersejarahnya, dikelola saudara. Ruko miliknya dikontrakkan. Keluarga Udin tinggal di Perumahan Griya Sasmita, Serua, Depok.

Ditanya kapan hendak menjadi guru besar, Udin merendah. ‘’Paling cepat empat tahun lagi, walaupun kampus meminta saya dua tahun lagi saja,’’ ungkap calon Profesor Udin.

Ia sepakat dengan visi-misi Unpam, untuk menjadikan lulusannya sebagai insan yang profesional sesuai kompetensinya, mandiri, dan beriman serta berakhlak mulya. ‘’Ditambah lagi dengan berbasis teknologi sesuai tuntutan perkembangan zaman,’’ imbuhnya.

Hal itu juga sesuai dengan motto Kota Tangsel: Cerdas, Modern dan Religius. Karena itu, Waka Prodi Manajemen sangat berterima kasih kepada dosen Unpam, Drs Teguh Yuwono MM, yang sudah mendatangkan pakar-pakar sebagai narasumber kuliah umum di Unpam. Misalnya Abdullah Firman Wibowo, Direktur Utama BNI Syariah.

‘’Narasumber seperti Pak Firman sangat kita butuhkan ilmu dan pengalamannya, karena beliau seorang praktisi yang berprestasi,’’ kata Udin.

Kebahagiaan Udin, tatkala orang-orang yang bekerja padanya, dapat bersekolah atau melanjutkan pendidikan. Baik dari kalangan keluarganya maupun bukan. 

‘’Saya juga sangat bahagia, jika ditegur orang sukses yang ternyata pernah menjadi mahasiswa saya di Unpam. Saya sendiri lupa padanya,’’ ujar Udin sambil menyebut sejumlah anggota DPRD, pengusaha, dan tokoh masyarakat yang pernah dididiknya.

Pungkasan ia berpesan, ‘’Jangan pernah menyepelekan perbuatan baik sekecil apapun, karena kita pasti akan menuai investasi kebaikan itu.’’ 

Rep: nurbowo
Red: shodiq 

Sumber :SI Online 

Rabu, 24 Januari 2018

Jangan Sia-siakan Masa Muda, Lakukan 5 Hal Ini Agar Tak Menyesal

Jangan Sia-siakan Masa Muda, Lakukan 5 Hal Ini Agar Tak Menyesal
10Berita, Masa muda adalah di mana kamu akan menemukan jati diri, mencari eksistensi, serta pengalaman yang belum pernah kamu dapatkan sebelumnya. Biasanya terjadi di rentang usia 17 sampai 25 tahun. Namun tidak sedikit dari mereka yang menyalahgunakan masa mudanya. Padahal banyak sekali hal yang seharusnya kamu lakukan. Apa saja? 
1. Membangun Relasi
Karena cerdas saja tidak cukup, kamu harus pandai bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain. selain itu, kamu juga harus bisa mengenali bagaimana karakter mereka.
Membangun relasi dengan siapapun karena kita tidak tahu, nantinya mereka akan menjadi apa. Bahkan yang kamu anggap buruk, bisa jadi dia sebenarnya punya jiwa sukses. Jangan pernah segan untuk menyapa orang terlebih dulu.
Banyak sekali belenggu untuk menentukan pilihan hidup, mulai dari kata orang, dan mengikuti orang. Jangan lakukan lagi, kamu tidak akan maju jika begitu. Tentukan passion-mu yang berasal dari niat dan hati. Ketika kamu sudah menemukannya, ikutilah kegiatan yang bisa berbagi pengalaman.
3. Rasa Ingin Tahu
Perbanyaklah rasa ingin tahumu, entah tentang pengetahuan, pergaulan, dan lingkungan. Namun kamu juga harus hati–hati, jangan nantinya kamu malah terjebak karena rasa ingin tahumu itu.
Liburan merupakan hal yang paling menyenangkan. Jangan kamu gunakan liburan mu untuk bermalas-malasan. Pergilah ke suatu tempat, merasakan udara sejuk, carilah inspirasi untuk menambah semangatmu. Atau kamu bisa pergi ke tempat yang dapat menambah wawasanmu.
5. Cari Pengalaman
Bicara tentang pengalaman, sebenarnya sangatlah mudah. Jika kamu ada kemauan, pengalaman pasti akan selalu ada. Di setiap kamu mengikuti suatu kegiatan positif, pergi ke suatu tempat, bertemu dengan orang baru, itu juga pengalaman. Jadi perbanyaklah relasimu, agar pengalaman yang kamu dapatkan juga banyak dan bermanfaat.
Penulis:
Fany Zahra
Universitas Bhayangkara Bekasi
Sumber : Liputan6.com

Senin, 22 Januari 2018

MUI Ajak Umat Islam Keluar dari Zona Nyaman

MUI Ajak Umat Islam Keluar dari Zona Nyaman


Keluar dari zona nyaman membuat perubahan dalam hidup

10Berita,  JAKARTA -- Anggota Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Hidayat mengajak umat Islam untuk keluar dari zona nyaman, sehingga mampu membuat perubahan dalam hidupnya.

Hal ini disampaikan Hidayat dalam acara Tiens Indonesia di Britama Sport Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Ahad (21/1). Perhelatan akbar tahunan tersebut dihadiri oleh sekitar 3.000 distributor Tiens yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.

Kegiatan ini mengangkat tagline Power Up From Zero to Hero "Saya mengajak kepada kita semua untuk keluar dari zona nyaman," kata Hidayat dalam acara tersebut.

Menurut Hidayat, 17 Tahun berdirinya Tiens Indonesia merupakan waktu yang sangat strategis untuk melangkah lebih baik. Menurut dia, Tiens merupakan perusahaan yang memiliki sisi kemanusian yang lebih luas.

"Jangan anda membuat batasan sendiri di saat anda mau membuat sesuatu, karena ini akan meminimalkan potensi dan kepercayaan diri," kata Hidayat.

Hidayat mengatakan, untuk mendapatkan kesuksesan tidak hanya perlu mengubah sesuatu, tapi juga harus menciptakan kesempatan. Karena, menurut dia, kesempatan-kesempatan yang diciptakan akan melahirkan rencana strategis. "Duplikasikan orang yang belum berhasil menjadi orang yang berhasil," katanya.

Hidayat berharap Tiens ke depannya tepat memegang prinsip syariah dalam menjual produk-produknya dan mampu menghadapi tantangan dan hambatan yang ada.

"Semoga Tiens tetap memegang prinsip syariah. Mudah-mudahan Tiens bisa memberikan kesempatan besar kepada seluruh keluarga besarnya untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa," kata dia.

Sementara itu, CEO of Tiens Asia Tenggara Wendy Li menjelaskan bahwa generasi milenial saat ini memiliki banyak kelebihan. Menurut dia, generasi milenial saat ini mampu mengembangkan teknologi dan eksis dalam berbagai macam sosial media. Menurut dia, potensi ini sangat bagus untuk ke depannya.

"Ini sangat bagus untuk bisa menyebarkan bisnis Tiens dengan cepat, lebih fleksibel untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan jaman, memiliki jiwa aktif, enerjik dan pantang menyerah," kata Wendy.

Sumber : Republika.co.id 

Senin, 08 Januari 2018

Kisah Haru Kakak Beradik, Menuruni Jurang Demi Belajar Mengaji

Kisah Haru Kakak Beradik, Menuruni Jurang Demi Belajar Mengaji

10Berita, Hujan mulai membasahi tubuh dua bocah yang berdiri di pinggir jalan itu. Mereka dengan sabar menunggu kendaraan yang bisa membawa mereka ke tempat pengajiannya di Desa Balambano, Sulawesi Selatan, tentunya tanpa memungut biaya.

Namun, lama menunggu, tak satu pun mengangkut keduanya. Terpaksa, kakak beradik itu harus turun ke jurang, menerobos hutan yang menjadi jalan alternatif menuju tempat pengajiannya.

Kisah perjuangan mereka disampaikan Ade Novitasari (23), warga pasar sentral, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Malili, Sulawesi Selatan dalam akun media sosial Facebook miliknya dan menjadi viral.

Ketika Liputan6.com berkesempatan berbincang-bincang dengan Ade, dia mengaku terenyuh melihat kakak beradik yang rela hujan-hujanan turun ke jurang untuk bisa belajar mengaji.

"Kejadiannya, Sabtu, 6 Januari 2017, sekira pukul 16.30 WITA. Saat itu cuaca sedang hujan, dan saya sedang melintas bersama saudara dengan sepeda motor. Sengaja saya mampir untuk melihat dari dekat kondisi dua anak yang basah kuyup tersebut," cerita Ade, Minggu, 7 Januari 2017.

"Sambil ngobrol saya tanya mau kemana, mau pergi mengaji. Karena tidak dapat mobil tumpangan atau orang yang lewat menggunakan sepeda motor. Kakak beradik yang belum saya tahu namanya itu saya kasih Rp 20.000 untuk dibagi dua," dia menambahkan.

Ade Novitasari yang merupakan Alumni SMKN 1 Kabupaten Malili, Sulawesi Selatan tidak menyangka jika aksinya yang berpose dan merekam polah kakak beradik itu yang kemudian diunggah melalui akun Facebook Adhe Bolly viral di warganet.

"Saya sempat bilang hati-hatiki. Pelan-pelanki turun nak. Astaghfirullah, apa yang saya mau katakan terhadap semua yang saya lihat. Hujan-hujan turun ke jurang untuk pergi mengaji, Subhanallah," kata Ade Novitasari.

 

Ade Novitasari, warga pasar sentral, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Malili, Sulawesi Selatan, mengunggah status di Facebook yang sempat viral. Warganet ikut prihatin dengan kondisi yang dialami kakak beradik yang berjuang untuk pergi mengaji. Berikut unggahan status Ade pada akun Adhe Bolly.

Sedikit cerita saya.Bru sempat update fto sm vidio ini.Tadi sekitar jam setengah lima didaerah balambano/wasponda kab.luwu timur

Hujan begitu deras, saat prjalanan pulang kemalili seorang adek kakak yg sedang menunggu kndaraan ingin menumpanginya tpi tak ada satupun yg brhnti mngambil adik kakak ini.

Lalu saya membelokan mtr kearah adik kakak ini, lalu saudari saya bertanya kpda adik kakak ini. Kalian mau kemna ? Lalu adiknya mnjawab kami mau pergi mengaji kak, tapi tak ad satupun kndraan yg singgah 😢😢 masya allah syapun menundukan kepala air matapun jatuh.

Smpai mereka basah kuyup, kedinginan. Yg paling bikin sedih dia melewati jurang yg dalam sambil memegang adiknya 😭😭😭 syapun brtnya, apa tidak ad jalan slain melewati jurang ini ? Kata kaka, ada kak cuman jauh kami sudah trlambat mengaji 😭😭 demi mengaji mereka rela khujanan masya allah.. smga allah selalu melindungimu, mmbrikan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Smpat sya brtnya kepada mereka. Ibu kalian dimana ? Kata mereka. Ibu pergi mninggalkn kami, kami tinggal ber3 sama kakek 😭😭 tega banget sih 😭😭 Buat antum yang brbaik hati, jika kalian punya rasa simpatik sma mereka. Jika ad buku ataupun pakaian yang masih layak dipakai bisa dikmpulkan nnti kami akan bwa kt4 ank trsebut 😭😢😢😢.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Sumber:Liputan6.com 

Selasa, 02 Januari 2018

Tahun Optimistis

Tahun Optimistis

10Berita , JAKARTA -- Oleh: Ustaz Yusuf Mansur

Apa yang kita ucapkan. Apalagi sering diucapkan. Berulang dan berulang. Apa yang kita tulis. Apalagi sering ditulis. Berulang dan berulang. Hendaknya jangan berisi kekhawatiran, ketakutan, dan hal-hal yang menjadi horor buat diri sendiri. Akhirnya pun, bikin seram sendiri. Bikin gelisah sendiri. Bikin takut sendiri.

Dan makin kemudian diucapkan, diperdengarkan, ditulis, diperlihatkan, maka semakin juga ia akan mewujud. Seakan dengan izin-Nya, menjadi sebuah pembenaran, terhadap segala apa yang sedang diperbincangkan dan dibaca. Salah satunya adalah perihal keadaan ekonomi dan politik, 2018. Seliweran data dan fakta. Boleh-boleh saja. Sah. Apalagi jika data dan fakta itu valid.

Namun, saya, Yusuf Mansur, secara pernah dengan Izin Allah, ada di posisi no hope. Apalagi, dream. No dream banget, dah. Maka itu, berdiri di atas prediksi gelap, sangat tidak menyenangkan, sangat tidak menguntungkan, sangat menyakitkan. Bikin kalut. Bikin takut. Bikin lemas.

Karena itu, saya memilih, data dan fakta yang lain. Yakni, data dan fakta iman. Tentang Kuasa dan Kebesaran Allah. Saya memilih melihat data itu. Pelan-pelan, hati ini hidup. Mampu tenang pula. Dan terus merapat ke Allah. Minta diberi petunjuk dan dibukakan jalan. Kuasa dan Kebesaran Allah pun datang. Allah memperlihatkan mereka yang berdiri di atas keyakinan dan kepercayaannya kepada Allah. Kayak apa pun kejadian dan keadaan hamba- Nya itu.

Sebaliknya. Allah pun akan mewujudkan saja, apa yang menjadi ketakutan dan kekhawatiran. Karena itu, satu negeri, satu bangsa, ayo positif saja memandang 2018, dan tahun-tahun seterusnya. Tentu saja, jangan konyol. Jangan sampai tidak ada ikhtiar imannya.

Harus ada upaya perenungan dan perbaikan. Seraya mendekatkan diri ke Allah, beribadah dan berdoa. Menemani segala ikhtiar kita bersama. Dan harapan itu, akan selalu ada. Sebab, Dia adalah Allah. Tuhan Yang Maha Segala-galanya. Apa yang tidak mungkin buat Allah? Semuanya mungkin.

Apa yang susah bagi Allah? Semuanya mudah. Termasuk memberi makan tanpa kepayahan satu negeri. Memberi segala apa yang diperlukan, dibutuhkan, dan yang diminta, oleh kita semua, rakyat Indonesia.

Ada Allah. Lihatlah Allah. Jangan lihat masalah, dengan segala keterbatasan diri dan sekitar. Apalagi kenyataannya, bila hidup sebenarnya tidak pahit-pahit amat. Cuma kurang bersyukur saja. Tidak mau hidup menderita, tapi malas bekerja, malas berpikir, malas berusaha, malas pula beribadah dan berdoa.

Dan justru senangnya cari masalah. Bermaksiat, bertikai, bermusuhan. Hidup ini penuh keajaiban. Tapi buat mereka yang percaya. Maka ayolah. Seringlah bicara, mengucap, memperdengarkan, menulis, bahwa bersama Allah, tahun 2018, dan bahkan seterusnya, adalah tahun optimistis.

Sumber : PORTAL ISLAM

Stop Mengeluh di Media Sosial Jika Ingin Hidup Sehat

Stop Mengeluh di Media Sosial Jika Ingin Hidup Sehat


10Berita, Pernahkan Kita merasakan beban hidup yang begitu menghimpit sehingga membuat tertekan? Mencurahkan isi hati adalah salah satu sarana yang baik untuk menyalurkan gejolak batin. Dengan bercerita beban kita seakan-akan berpindah, minimal berkurang. Tapi ingat! Jangan Mengeluh di Media Sosial Jika Ingin Hidup Sehat.

Nah! Pertanyaannya adalah dimana dan dengan siapa kita mencurahkan isi hati yang tepat?

Mancurahkan isi hati atau bahasa kekiniannya adalah curhat ternyata tidak bisa sembarang tempat lho. Bisa jadi malah menambah masalah, alih-alih mendapatkan solusi dari masalah kita.

Posting foto pribadi, menulis kata-kata yang memotivasi dan mencurahkan isi hati. Sampai menuliskan sindiran kepada orang lain adalah hak dari setiap pengguna sosial media. Dunia maya memang menarik bagi siapa saja. Kita bisa mengekspos diri tanpa ada batasan, termasuk mengeluh.

Apakah tindakan mengeluh di media sosial tepat?

Sesekali menuliskan keluhan di status sih, tidak masalah. Tetapi bagaimana kalau berlangsung sepanjang hari? Bahkan semua aktivitas yang kita lakukan setiap hari selalu dikeluhkan dan diberitakan di media sosial.

Kalau tulisan tentang kegiatan kita bermanfaat mungkin tidak masalah. Tetapi menampilkan tulisan dengan mengambil sisi negatifnya secara terus-menerus. Sehingga yang tertulis hanya kata-kata keluhan hanya akan menambah deretan kalimat sampah yang tidak bernilai.

Apabila kegiatan mengeluh di media sosial terjadi dalam kurun waktu lama. Bisa jadi Kita mengidap gangguan,lho!

Mengeluh di Media Sosial Adalah Salah Satu Tanda Sakit Jiwa

Psikolog Universitas Tarumanegara, Untung Subroto Dharmawan, mengatakan gangguan dengan tipikal seperti itu disebut factitious disorder (gangguan buatan) by internet. Sejarah gangguan buatan ini dulu sering dialami oleh pasien di rumah sakit.  Mereka berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian medis.

Namun, factitious disorder saat ini merambah ke media sosial. Pengguna sering mengeluh sakit di media sosial untuk mendapatkan perhatian.

Factitious disorder dialami oleh mereka yang  cenderung kesulitan untuk menghadapi realita kehidupan dan berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata. Sehingga cenderung untuk mengurung diri. Karena menganggap kehidupannya kurang membahagiakan. Ia pun akhirnya memilih untuk mencari perhatian di media sosial.

Sumber: psyline.id

Stop Mengeluh di Media Sosial Jika Ingin Hidup Sehat

Stop Mengeluh di Media Sosial Jika Ingin Hidup Sehat


10Berita, Pernahkan Kita merasakan beban hidup yang begitu menghimpit sehingga membuat tertekan? Mencurahkan isi hati adalah salah satu sarana yang baik untuk menyalurkan gejolak batin. Dengan bercerita beban kita seakan-akan berpindah, minimal berkurang. Tapi ingat! Jangan Mengeluh di Media Sosial Jika Ingin Hidup Sehat.

Nah! Pertanyaannya adalah dimana dan dengan siapa kita mencurahkan isi hati yang tepat?

Mancurahkan isi hati atau bahasa kekiniannya adalah curhat ternyata tidak bisa sembarang tempat lho. Bisa jadi malah menambah masalah, alih-alih mendapatkan solusi dari masalah kita.

Posting foto pribadi, menulis kata-kata yang memotivasi dan mencurahkan isi hati. Sampai menuliskan sindiran kepada orang lain adalah hak dari setiap pengguna sosial media. Dunia maya memang menarik bagi siapa saja. Kita bisa mengekspos diri tanpa ada batasan, termasuk mengeluh.

Apakah tindakan mengeluh di media sosial tepat?

Sesekali menuliskan keluhan di status sih, tidak masalah. Tetapi bagaimana kalau berlangsung sepanjang hari? Bahkan semua aktivitas yang kita lakukan setiap hari selalu dikeluhkan dan diberitakan di media sosial.

Kalau tulisan tentang kegiatan kita bermanfaat mungkin tidak masalah. Tetapi menampilkan tulisan dengan mengambil sisi negatifnya secara terus-menerus. Sehingga yang tertulis hanya kata-kata keluhan hanya akan menambah deretan kalimat sampah yang tidak bernilai.

Apabila kegiatan mengeluh di media sosial terjadi dalam kurun waktu lama. Bisa jadi Kita mengidap gangguan,lho!

Mengeluh di Media Sosial Adalah Salah Satu Tanda Sakit Jiwa

Psikolog Universitas Tarumanegara, Untung Subroto Dharmawan, mengatakan gangguan dengan tipikal seperti itu disebut factitious disorder (gangguan buatan) by internet. Sejarah gangguan buatan ini dulu sering dialami oleh pasien di rumah sakit.  Mereka berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian medis.

Namun, factitious disorder saat ini merambah ke media sosial. Pengguna sering mengeluh sakit di media sosial untuk mendapatkan perhatian.

Factitious disorder dialami oleh mereka yang  cenderung kesulitan untuk menghadapi realita kehidupan dan berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata. Sehingga cenderung untuk mengurung diri. Karena menganggap kehidupannya kurang membahagiakan. Ia pun akhirnya memilih untuk mencari perhatian di media sosial.

Sumber: psyline.id

Kamis, 21 Desember 2017

Hadapi Masalah? Hindari 3 Hal Ini

Hadapi Masalah? Hindari 3 Hal Ini

10Berita - TAK ada manusia yang hidup tanpa masalah. Bedanya, terletak pada cara orang-orang menghadapi masalah yang dihadapinya. Sebagian orang menganggap masalah yang dihadapinya ibarat ‘cambuk’ agar mereka semakin baik. Namun sebagian orang justru merasa dunia begitu kejam kepadanya ketika ditimpa masalah. Sehingga, masalah kecil pun bisa jadi besar untuknya.

Namun begitu, masalah kecil bisa terselesaikan dengan mudah jika kita tetap berada dalam ketenangan. Tapi, bagaimana dengan masalah besar?

Dalam menyikapi masalah besar, seringkali banyak orang yang membuat kesalahan. Cara mengatasi masalah besar itu tidak dilakukan dengan baik. Sehingga, masalah yang begitu besar, bisa membuatnya putus asa dalam menghadapi kehidupan ini. Kesalahan seperti apakah itu?

 

 

1. Ingin Mengatasi Masalah Besar Secara Instan

Kesalahan kedua adalah menginginkan masalah itu lenyap seketika. Dia mengeluh, katanya sudah berusaha namun belum juga berhasil. Dia tambah stres. Namanya juga masalah besar, tentu harus ada usaha besar agar kita bisa mengatasinya. Masalah besar perlu usaha yang besar, perlu waktu untuk menyelesaikannya, dan perlu kesabaran.

Saat kita mengharap masalah hilang dengan instan, maka kita akan menyia-nyiakan pikiran kita, karena fokus memikirkan yang tidak semestinya. Kita terus berkhayal untuk mendapatkan solusi jitu, menghilangkan masalah dengan sekejap. Padahal waktu dan energi kita bisa digunakan untuk memikirkan yang lebih produktif, yang realistis bisa menghasilkan.

2. Panik

Kesalahan pertama yang sering terjadi adalah panik saat menghadapi masalah besar. Saat dikatakan supaya jangan panik, dia berkata “Bagaimana saya tidak panik? Masalahnya ….”.

Pertanyaanya, Anda mau panik atau mau solusi? Panik tidak akan memberikan manfaat, malah membuat pikiran menjadi pendek dan tidak bisa mengatasi masalah. Yakinlah bahwa Anda mampu mengatasi masalah itu.

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan (QS. At-Talaq: 7). Allah juga tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al-Baqarah: 286).

Saat solusi belum terpikirkan. Saat tuntutan begitu besar. Saat ancaman ada di depan mata. Kita harus tetap tenang, yakin bahwa apa pun yang terjadi, kita akan sanggup mengatasinya. Kuncinya adalah keimanan. Harapan itu masih ada, selama iman ada di dada.

3. Ingin orang-orang kasihan kepadanya

Ada juga orang yang berharap semua orang mengasihaninya. Dia memelas ke sana kemari berharap ada orang yang mau dengan sukarela menghilangkan masalah yang dihadapinya. Mungkin, akan ada orang yang menolong Anda. Namun kita harus tetap mandiri, sebab orang lain pun punya urusan dan masalah masing-masing.

Berharap pertolongan dan bantuan boleh, namun jangan berharap orang lain yang menggantikan Anda untuk mengatasi masalah. Sekali lagi, semua orang punya urusan dan masalah masing-masing, jadi harapan ini hanya akan menghabiskan waktu saja. Pertolongan orang lain hanyalah pembuka jalan, Anda tetap harus mengayunkan kaki melangkah sendiri.

Ketiga hal itu harus kita hindari dalam menghadapi masalah. Sebab, kesalahan-kesalahan tersebut bukanlah solusi jitu dalam mengahadapi masalah besar. Yakinlah pada diri Anda sendiri, bahwa Anda mampu mengatasi masalah sebesar apapun. Sebab, apapun yang terjadi masalah tetaplah masalah, yang butuh penyelesaian dengan cara kita sendiri. []

Sumber: www.motivasi-islami.com,  Islampos.

Kamis, 14 Desember 2017

Jangan Menyerah, Sebentar Lagi Impianmu Jadi Nyata

Jangan Menyerah, Sebentar Lagi Impianmu Jadi Nyata

10Berita - PENYESALAN, sering kali terjadi ketika kita salah dalam mengambil keputusan. Karena terlanjur menyerah dan putus asa dengan keadaan. Hal yang sama bisa terjadi pada sebuah impian. Padahal kita tahu. Dalam proses pencapaian impian akan melalui waktu yang cukup panjang. Terlebih apabila impian yang akan kita wujudkan sangatlah besar.

Masalahnya, banyak orang yang tak sabar dengan jalannya proses yang lama ini. Kita menginginkan pencapaian impian tersebut dengan se-segera mungkin. Ketika impian tak kunjung didapatkan, pilihan hanya ada satu. Yaitu menyerah.

Padahal, mungkin. Satu minggu lagi. Atau boleh jadi satu hari lagi impian itu akan tercapai. Sangat disayangkan bukan kalau kita berhenti begitu saja. Padahal sebenarnya, impian telah berada di depan mata.

Salah satu hal yang sangat diperlukan dalam mencapai impian adalah sabar. Jadi jangan sampai membatasi seberapa jauh kesabaran. Kesabaran yang menurut kita telah jauh, barangkali baru dasarnya saja.

Apabila terlintas dalam pikiran untuk menyerah. Katakan tidak pada menyerah. Katakan “Sedikit lagi.” Meski telah beberapa kali mencoba dan belum mendapatkan apa yang kita impikan. Katakan terus “Sedikit lagi.” “Sedikit lagi.” Dan “Sedikit lagi.”

Tanamkan dalam hati bahwa keberhasilan sebuah mimpi. Bukan untuk yang pandai mengalahkan serangan lawan. Akan tetapi, untuk yang mampu lama dalam bertahan. Jadikan prinsip, bahwa dalam kamus kehidupan tidak ada kata menyerah.

Kemampuan luar biasa, bagi sang pejuang mimpi. Adalah pantang menyerah. Tidak sedikit, orang yang hanya bermodalkan hal ini saja. Mampu menggapai impiannya.

Namun, jangan sampai seperti seekor kedelai. Melakukan kesalahan yang sama berkali-kali. Ambil lah hikmah dari kegagalan dan kesalahan sebelumnya. Kemudian terapkan hikmah atau hasil belajar tersebut pada langkah berikutnya. Lakukan percobaan dengan cara yang berbeda.

Anggaplah, setiap kesalahan dan kegagalan merupakan ilmu baru. Yang hanya didapatkan dengan melalui sebuah perjalanan kehidupan. Cerdas dan bijaklah dalam melakukan sebuah cara untuk menggapai impian.

Jangan cepat berhenti. Jangan cepat menyerah. Teruslah berusaha. Terus ayunkan langkah kita. Sebentar lagi impian akan menjadi nyata. []

Sumber :Islampos

Minggu, 01 Oktober 2017

Kisah Ade, Mantan Kuli Pasar yang Jadi Penulis Buku

Kisah Ade, Mantan Kuli Pasar yang Jadi Penulis Buku

10Berita, JAKARTA -- Ade Nurpalah (24 th) merupakan pemuda asal Majalengka, alumnus Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Angkatan ke-14 dari Kelas Desain Grafis. Bulan Agustus 2017 ini ia berhasil membukukan tulisan-tulisannya dan diterbitkan oleh Penerbit Wahyu Qolbu.

Buku yang diberi judul MERELAKAN ia garap selama tujuh  hari bersama Weni Evasari yang juga alumni RGI Angkatan 14 ini bertema tentang cinta untuk anak muda. Baru beberapa hari diterbitkan bukunya pun sudah banyak terjual dan sudah tersedia di Gramedia.

Pemuda yang akrab disapa Ade ini juga rajin memposting meme dakwah melalui akun Instagram pribadinya @nurpalahdee. Sebelum menerbitkan buku dan sebelum jadi peserta diklat RGI, Ade adalah inisiator akun Instagram@Muslim_MoveON yang kini follower-nya sudah mencapai 200-ribuan. Melalui akun itulah ia berkarya.


Ade berasal dari keluarga yang sederhana. Bahkan untuk membiayai sekolahnya dulu Ade harus menjadi kuli di pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat, membantu saudaranya yang berjualan tahu dari jam 11 malam hingga ba’da maghrib. “Orang tua saya hanya pedagang kecil, dan sekarang sudah gak jualan lagi, makanya dulu harus kerja keras untuk bantu biaya sekolah,”  ujar Ade dalam rilis LAZ Al Azhar yang diterimaRepublika.co.id, Sabtu (30/9).

Meski dari keluarga yang pas-pasan, namun semangat Ade dalam belajar sangatlah kuat. Ia berhasil melanjutkan pendidikan di STAI Al Hidayah Bogor lewat jalur beasiswa sambil mondok tahfidz di Ma’had Huda Qur’ani, Leuwiliang Bogor. Sempat vakum selama satu tahun dikarenakan fokus menempuh Pendidikan Bahasa Arab di LIPIA, Jakarta.

Tahun 2016 ia melanjutkan pendidikan keahlian di RGI selama enam  bulan di jurusan yang ia sukai yaitu Desain Grafis. Dan pada saat wisuda RGI, Ade pun menyabet penghargaan wisudawan terbaik di kelasnya.

Ketika menjadi Santri RGI, Ade mengaku banyak perkembangan yang ia alami. Karena tak hanya skill menjadi seorang graphic designer yang didapat, dari sisi ilmu agama Ade juga banyak belajar di RGI. Motivasi Ade untuk menulis dan berdakwah juga semakin bertambah. Ia terinspirasi Oleh Solihin,  instruktur Menulis Kreatif RGI yang konsisten berdakwah melaui tulisan-tulisannya dalam bentuk buku dan media sosial.

Oleh Solihin pun mengaku bangga atas hasil karya Ade yang mampu menginspirasi orang lain lewat buku. Menurut pria yang akrab disapa Pak Oleh ini, saat masih menjadi peserta diklat, Ade memang menyukai kepenulisan. Makin terlihat serius menulis adalah ketika materi “Menulis Otobiografi”.

“Tips-tips penggalian data untuk mendukung bahan penulisan otobiografi telah berhasil menginspirasi Ade Nurpalah untuk menuliskan kisah hidupnya. Maka, jadilah ia menulis 100 halaman otobiografinya. Itu pun di bagian akhir ia menuliskan bahwa masih bersambung,”  ucap penulis yang sudah menelurkan puluhan buku-buku remaja ini.


Selain aktif berdakwah melalui sosial media, kini Ade juga bekerja sebagai graphic designer di sebuah lembaga kemanusiaan. Ade pun berpesan kepada semua remaja agar terus bermimpi dan memaksimalkan ikhtiar untuk meraihnya, dari manapun kita berasal.

“Allah tidak  akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya. Punya mimpi yang tinggi itu wajib, tugas kita mengusahakan dan mencapainya, soal hasil pasrahkan kepada Allah,”  ujar Ade.

Rumah Gemilang Indonesia tempat Ade dibina merupakan pusat pemberdayaan pemuda produktif yang telah dijalankan LAZ Al Azhar sejak tahun 2009 yang berlokasi di Sawangan, Depok, Jawa Barat,  khusus untuk kalangan keluarga tidak mampu atau dhuafa. Di kampus RGI peserta diklat dibekali dengan keterampilan dan keahlian oleh para instruktur yang profesional di bidangnya. Terdapat enam  kelas keterampilan yang dibuka, yaitu, desain grafis, teknik komputer dan jaringan, fotografi dan videografi, menjahit dan tata busana, aplikasi perkantoran dan teknik otomotif.

Selama enam  bulan pula mereka digembleng menjadi pemuda berkeahlian, memiliki wawasan pengetahuan dan keagamaan yang luas, berakhlak baik dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi, serta memiliki semangat mandiri dan kemampuan leadership yang baik.

Sumber: Republika

Sabtu, 12 Agustus 2017

Ketika Bob Sadino Dikira Tukang Sampah di Gedung Kantor Miliknya

Ketika Bob Sadino Dikira Tukang Sampah di Gedung Kantor Miliknya


Suatu pagi, terlihat seorang wanita berpenampilan menarik berusia 40an membawa anaknya memasuki area perkantoran sebuah perusahaan terkenal.Karena pagi itu masih sangat sepi, mereka pun duduk-duduk di taman samping gedung untuk sarapan sambil menikmati taman yang hijau nan asri.Sesekali si wanita membuang sembarangan tisu yang bekas dipakainya.

Tidak jauh dari situ, ada seorang kakek tua berpakaian sederhana dengan mengenakan celana pendek sedang memegang gunting untuk memotong ranting. Si kakek menghampiri dan memungut sampah tisu yang dibuang si wanita itu, lalu membuangnya ke tempat sampah.

Beberapa waktu kemudian, kembali wanita itu membuang sampah lagi tanpa rasa sungkan sedikit pun. Kakek tua itu pun dengan sabar memungut kembali dan membuangnya ke tempat sampah.

Sambil menunjuk ke arah sang kakek, si wanita itu lantas berkata kepada anaknya,”Nak, kamu lihat kan, jika tidak sekolah dengan benar, nanti masa depan kamu cuma seperti kakek itu, kerjanya mungutin dan buang sampah! Kotor, kasar, dan rendah seperti dia, jelas ya?”

Si kakek meletakkan gunting dan menyapa ke wanita itu, “Permisi, ini taman pribadi, bagaimana Anda bisa masuk kesini ?”

Wanita itu dengan sombong menjawab, “Aku adalah calon manager yang dipanggil oleh perusahaan ini.”

Pada waktu yang bersamaan, seorang pria dengan sangat sopan dan hormat menghampiri si kakek sambil berkata, ”Pak Presdir, hanya mau mengingatkan saja, rapat sebentar lagi akan segera dimulai.”

Sang kakek mengangguk, lalu sambil mengarahkan matanya ke wanita itu dia berkata tegas, “Manager, tolong untuk wanita ini, saya usulkan tidak cocok untuk mengisi posisi apa pun di perusahaan ini.”

Sambil melirik ke arah si wanita, si manager menjawab cepat, “Baik Pak Presdir, kami segera atur sesuai perintah Bapak.”

Setelah itu, sambil berjongkok, sang kakek mengulurkan tangan membelai kepala si anak, “Nak, di dunia ini, yang penting adalah belajar untuk menghormati orang lain, siapa pun dia, entah direktur atau tukang sampah".

Si wanita tertunduk malu, tanpa berani memandang si kakek.

Kakek itu adalahBob Sadino, yang kedudukannya adalah Presiden Direktur di perusahaantersebut.

*****

Bob Sadino dikenal sebagai pengusaha sukses yang berpenampilan sangat sederhana dan mempunyai ciri khas selalu mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek, bahkan ketika bertemu dengan presiden maupun pejabat negara sekalipun.

Beliau lahir pada tanggal 9 Maret 1933, dan telah meninggal dunia karena sakit pada 19 Januari 2015.

Gayanya yang nyentrik dengan pola pikir unik dan cenderung keluar dari pakem teori maupun buku teks ekonomi menjadikan Bob Sadino sebagai entreprenuer sejati, yang memberikan inspirasi hebat bagi para generasi penerus bangsa yang ingin menjadi pengusaha sukses.

Pelajaran yang dapat diambil dari cerita diatas Hargailah setiap orang yang anda temui, walaupun penampilan mereka biasa-biasa saja. Penampilan seseorang belum tentu (bahkan seringkali) menggambarkan kedudukan sosialnya.

Sumber: inmotivasi.blogspot.com


Kamis, 13 Juli 2017

Ubah Mental Mulai Dari Sekarang, Jika Ingin Sukses

Ubah Mental Mulai Dari Sekarang, Jika Ingin Sukses


Semua kerja dan usaha sudah dijalani untuk mewujudkan impian untuk menjadi entrepreneur  Sukses, namun pada kenyataannya usaha Anda malah berjalan biasa-biasa saja.

Semangat wirausaha yang menggebu-gebu kadang datang secara tiba-tiba dan biasanya itu terjadi sesaat  setelah mengikut seminar motivasi bisnis. Namun tak bisa dipungkiri, pasti ada saat Anda mengalami penurunan atau demotivasi semangat wirausaha.

Atau Anda sangat menyadari bahwa sudah saatnya Anda memulai bisnis sendiri, bahkan sudah ikut komunitas para pebisnis tapi sudah bertahun-tahun lamanya Anda tidak berani memutuskan untuk keluar dari pekerjaan di perusahaan orang lain.

Bahkan saya ada memiliki sahabat, sudah lebih dari 5 tahun sangat berkeinginan sekali mempunyai usaha atau bisnis sendiri, posisinya dia sampai sekarang masih bekerja di perusahaan milik orang tuanya.

Namun hingga detik ini tidak berani memutuskan keluar karena merasa bersalah jika mengambil keuntungan dari produk yang jual.

Bisnis Anda naik turun tidak ada kemajuan yang signifikan, masalahnya bukan karena ketidaktahuan Anda mengenai manajemen, bukan disebabkan anda tidak mengerti soal marketing dan selling. Ini adalah soal mental blok yang selalu menghalangi jalan anda untuk mewujudkan apa yang anda inginkan.

Tidak hanya itu, kadang banyak hal yang tidak Anda inginkan selalu hadir dalam kehidupan kita jadi bukan yang kita inginkan.

Lalu apa yang menyebabkan demikian?

Ternyata tanpa disadari, Anda masih saja menyimpan mental blok dalam kehidupan Anda. Masalah ini sering disepelekan dan diremehkan.

Solusi yang selalu dicari adalah mengikuti berbagai macam seminar motivasi tapi hanya bertahan sesaat setelah itu anda kembali loyo lagi.

Mulai dari sekarang, coba anda renungkan dan temukan, Mental blok apa yang anda simpan dalam diri anda?

“Saya Sudah Melakukan Yang Terbaik”  Penghambat Sukses Anda

Saat Anda mengatakan “Saya sudah melakukan yang terbaik” artinya Anda sudah menutup peluang perbaikan. Ini adalah mental block. Benarkah Anda sudah melakukan yang terbaik? Atau hanya merasa sudah melakukan yang terbaik?

Jika Anda tetap bersikukuh bahwa Anda sudah melakukan yang terbaik, maka Anda sudah punya cukup alasan untuk tidak memperbaiki ikhtiar Anda dan dengan mudah menyalahkan takdir untuk kegagalan atau kekurangan Anda.

Jika Anda sudah merasa melakukan yang terbaik, maka berhentilah sampai disana usaha Anda. Tidak ada usaha tambahan dan tidak ada lagi bagaimana agar Anda mendapatkan hasil yang lebih baik.

Saya Bingung Mau Melakukan Apa Lagi

Bingung berarti Anda BELUM mengetahuinya. Bukan berarti tidak ada cara lagi untuk melakukan ikhtiar Anda dengan lebih baik lagi. Anda harus bisa membedakahan antara “belum mengetahui” dengan “tidak ada”.

Mengatakan ‘tidak ada” itu paling mudah sebab Anda menyalahkan apa-apa yang diluar diri Anda. Dan, Anda memiliki cukup alasan untuk berhenti.

Sementara, saat Anda mengatakan “belum mengetahui” maka Anda membuka diri untuk mengetahui cara yang lebih baik lagi, cara tercepat, cara tercanggih, dan sebagainya.

Sekarang Anda bisa melihat, bahwa mengatakan “saya sudah melakukan yang terbaik”, adalah sebuah tanda ada mental block dalam diri orang tersebut. Mulai sekarang, berhentilah mengatakan itu. Potensi yang diberikan Allah itu sangat dahsyat, kita hanya belum menggalinya.

Anda sudah diberikan nikmat oleh Allah, yaitu potensi diri yang luar biasa besar, namun dengan mudah kita bersikap seolah tidak ada lagi potensi dalam diri yang bisa kita gali.

Pertanyaan-pertanyaan Membuka Mental Block

Sudahkah Anda Melakukan Dengan Keterampilan Yang Tinggi?

Banyak sekali contoh, orang yang memiliki keterampilan tinggi mampu melakukan sesuatu lebih cepat dan lebih baik. Pertanyaannya adalah, sudahkan Anda melatih keterampilan diri Anda yang berkaitan dengan pekerjaan Anda?

Sudahkah keterampilan Anda mencapai level tertinggi? Sudahkah Anda melatih diri dengan cara yang benar? Jika sudah, keterampilan apa saja yang sudah Anda latih dan apakah semua keterampilan yang diperlukan sudah Anda latih?

Jangankan sudah melatih, kadang memikirkannya saja tidak!

Sumber: komplin.com, Islamidia

Rabu, 12 Juli 2017

Bagaimana Kebosanan Menjadi Hal yang Produktif?

Bagaimana Kebosanan Menjadi Hal yang Produktif?


Dari Bosan Menjadi Produktif

Ilustrasi yang sering terjadi:

Anda bosan ditempat kerja, mau berangkat malas-malasan. Sesudah sampai kantor, merasa tugasnya itu-itu saja dan terlalu monoton. Lalu dalam pikiran Anda muncul perkataan, “Masak cuma gini-gini aja tiap hari, hufsss..” Seolah otak Anda ingin mencari hal lain untuk menghindari tugas yang ada. Lalu tanpa disadari Anda membuka hape, buka media sosial, buka group-group whatsapp. Atau bisa jadi bengong saja..

Tapi, bagaimana kalau kebosanan seperti diatas kita olah menjadi hal yang produktif?

Mungkin ini akan lebih asyik lagi ya, yuk mari…tulisan ini kami sarikan dari situs lifehack.

Ini mungkin sedikit kontra dengan ilustrasi diatas. Dimana bosan adalah rasa jemu melakukan sesuatu karena sering dilakukan tiap hari. Dan kebosanan menjadikan kita tidak fokus dalam melakukan pekerjaan. Betapa butuh perjuangan menghilangkan kebosanan tersebut, bener enggak?

Kita bisa saja mengalami jenis kebosanan tergantung situasi yang kita hadapi. Namun jika kita bosan, bukan berarti kita “nganggur” tanpa mengambil tindakan. Nah, maka dari itu jika ada yang bosan mereka mengalihkan dengan sebuah tindakan baru semacam nonton tv, makan camilan atau membaca portal berita.

Bosan yang dimaksud disini adalah sebuah keadaan dimana kita tidak mood melakukan pekerjaan tersebut, sehingga terhambat pada penyelesaian pekerjaan. Begini, pernahkah Anda bosan, dan akhirnya Anda membuka beranda facebook  dan menye-croll kebawah sampai 100 pembaharuan. Pertanyaanya, apakah yang Anda lakukan itu temasuk produktif? Jawabannya tidak mungkin produktif, itu berarti Anda memang benar-benar dalam keadaan bosan.

Agar produktif, Anda harus menemukan nilai kemanfaatan dalam tindakan Anda. Nah, berikut ini cara mengubah kebosanan menjadi sesuatu yang produktif.

Memperlambat dan mengenali kebosanan

Sudahkah mencoba sekuat mungkin menghindari kebosanan? Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Timothy Wilson, psikolog sosial dari Universitas Virginia Charlottesville, mahasiswa diberi pilihan duduk selama 15 menit hanya dengan pemikiran mereka, atau mereka menempeli dirinya dengan kejutan listrik. Dan ternyata enam puluh persen dari mereka nekat memilih memberi diri mereka dengan kejutan listrik, padahal sebelumnya mereka rela membayar uang untuk menghindari kejutan itu.

Jenis psikologi yang sama juga berlaku pada kehidupan sehari-hari. Pernahkah Anda duduk di depan komputer dan disamping Anda ada makanan kecil, padahal Anda dalam keadaan tidak lapar. Namun sebelum Anda menyadarinya, Anda sudah memakan sekantong keripik. Nah, aktifitas makan dan minum merupakan salah satu jenis kegiatan karena kebosanan.

Dengan memperlambat dan mengenali kebosanan Anda, Anda bisa memilih perilaku yang lebih produktif lagi.

Jangan Biarkan Aktifitas Sia-sia Menghampiri Anda

Seringkali ketika kita bosan pada pekerjaan, terjatuh pada perilaku yang terkait dengan aktifitas yang tidak jelas dan sok sibuk. Yang dimaksud sok sibuk disini memang secara kasat mata jika orang lain melihat kita seperti orang benar-benar sibuk. Namun nyatanya kesibukan itu bukannya fokus ke pekerjaan, tapi sibuk menghindari pekerjaan karena kebosanan.

Kalau Anda dalam keadaan tersebut, tanyakan kembali pada diri sendiri, “Apakah perilaku saya produktif? Apa yang ingin saya capai melalui tugas ini?”

Perlu diingat bahwa perilaku produktif akan selalu sesuai dengan tujuan akhir.

Mencari Akar Masalah Penyebab Anda Bosan

Sebelum berlarut kebosanan Anda yang bisa berakibat fatal pada karir Anda, sekarang saatnya Anda mencari tahu penyebab perasaan Anda merasa bosan. Mungkin Anda punya ide tapi atasan Anda tidak member kesempatan, atau mungkin kebosanan Anda karena frustasi, atau pekerjaan terlalu mudah dan berulang tiap hari. Apapun alasannya, segera benahi dan kalau bisa konsultasikan dengan tim Anda.

Segera Ambil Tindakan Berharga

Sekarang setelah Anda tahu penyebab kebosanan tersebut saatnya Anda kembali produktif dengan memperbaiki kembali lingkungan, situasi dan pola pikir. Contoh tindakan kecil ketika Anda merasa bosan:

Jika terjangkiti rasa bosan saat bekerja, pikirkan bahwa pekerjaan itu bagian dari amanah kita.Jika merasa bosan ketika berangkat kerja, pikirkan seandainya kita telat bekerja akan rugi ketika mendapat pemotongan gaji. Bagaimana biar semangat kerja? Anda bisa mencari jalan dg rute yang berbeda ketika berangkat dan pulang bekerja. Siapa tahu ada energi baru sebuaha suasana fresh saat dalam perjalanan ketika bekerja.Ganti suasana meja kerja Anda dengan merapikan kembali barang-barang yang tidak berguna.Putar Bagian Pekerjaan yang Membosankan dengan Menambahkan Penyemangatnya

Anda sebenarnya menikmati pekerjaan ini, namun ada bagian tugas tertentu yang bikin bosan. Nah, coba tambahkan tugas tersebut menjadi seperti permainan (semacam reward untuk diri sendiri ketika menyelesaikan tugas). Contoh kecil suatu hari Anda mulai jenuh melakukan entri data, lalu tantang diri sendiri “Jika mampu menyelesaikan 100 data dalam waktu 10 menit, saya akan menyeruput kopi manis”. Dan Anda bisa mencari cara lainnya yang bisa menyemburkan semangat produktifitas.

Jauhkan Gadget Anda di Jam Sibuk

Lagi-lagi gadget memang salah satu penyebab gangguan produktifitas. Jika kebosanan Anda alihkan ke gadget bukannya menghilangkan kebosanan, malah menjadikan pekerjaan Anda tertunda-tunda.

Carilah Motivasi Didalam Pekerjaan Anda

Masih belum tahu apa yang Anda lakukan ketika bosan? Tidak apa-apa sobat, setiap orang sesekali boleh beristirahat sejenak. Namun jika Anda ingin segera melejitkan produktifitas, segera temukan sumber motivasi tersembunyi. Mungkin Anda masih ingat waktu sekolah, ketika teman Anda yang sebelumnya malas belajar, tiba-tiba secara mengejutkan menjadi rajin. Dan ternyata motivasinya adalah dia menyukai teman sekelasnya. Nah, walau terlihat konyol, namun akhirnya tugas seorang siswa untuk rajin belajar bisa dia jalani. Saya tidak menyarankan Anda menerapkannya dalam pekerjaan. Namun, ada hal-hal tersembunyi yang bisa Anda manfaatkan untuk memotivasi Anda lebih produktif.

Saudaraku pembaca pengusahamuslim.com, saat kita merasakan kebosanan bekerja memang selayaknya segera mengambil tindakan. Jangan sampai pekerjaan yang sekiranya sepele menjadi tertunda-tunda karena rasa bosan ini.

Kita semua memiliki waktu yang terbatas, tugas kita hanya menyelaraskan waktu penuh tanggung jawab. Memang benar bosan tidak bisa dihindarkan, namun pola pikir produktif akan merubah kebosanan tersebut menjadi lebih bermanfaat. [Joe/KPMI]

Sumber:PengusahaMuslim.com

didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.