OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 23 Desember 2017

Ini Perempuan-perempuan Mulia ‘Pengganti’ Sosok Ibu Nabi

Ini Perempuan-perempuan Mulia ‘Pengganti’ Sosok Ibu Nabi

10Berita - NABI Muhammad ﷺ lahir dari seorang perempuan Quraisy yang mulia dan agung, Aminah binti Wahab. Sayangnya Rasullah SAW hanya mendapatkan kasih sayang yang sebentar dari sang ibunda.

Aminah meninggal dunia dalam perjalanan menuju Yatsrib untuk mengunjungi makam sang ayah, Abdullah. Karenanya, Nabi Muhammad menjadi yatim piatu sejak kecil.

Namun, meski hidup tanpa kasih sayang seorang ibu, Rasulullah ﷺ mengenal beberapa perempuan mulia yang mengasuh dan menyayanginya selayaknya seorang ibu. Berikut perempuan-perempuan mulia yang tercatat dalam sejarah Islam sebagai pengganti sosok ibu Rasulullah, seperti dikutip dari Halallifestyle.

Ummu Aiman

Ummu Aiman adalah ibu asuh Rasulullah ﷺ. Dia adalah budak Abdullah bin Abdullah Muthallib, ayah Nabi. Ketika Aminah wafat, Muhammad diasuh Ummu Aiman di bawah pengawasan kakeknya Abdul Muthallib.

Rasulullah sering memanggilnya dengan sapaan Ummah (ibu). Bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda, “Ummu Aiman adalah ibuku setelah ibundaku”. Ummu Aiman termasuk perempuan pertama yang masuk Islam.

Tsuwaybah

Tidak lama setelah dimerdekakan oleh Abu Lahab sebagai budaknya, Tsuwaybah mengunjungi rumah Aminah dan menyusui Muhammad yang masih bayi karena putra Abdullah itu tidak mau menyusu kepada ibunya. Muhammad hanya beberapa hari menyusu kepada Tsuwaybah sebelum diambil oleh Halimah al-Sa’diyah.

Halimah As-Sa’diyah

Halimah As-Sa’diyah atau Halimatussa’diyah adalah wanita dari Bani Sa’ad ibn Bakr yang tinggal di daerah pedesaan dan menjadi ibu susu Nabi Muhammad sampai berusia enam tahun. Semasa tinggal bersama Halimah, Muhammad belajar kasih sayang dan bahasa Arab yang fasih. Halimah juga menyusukan Hamzah bin Abdul Muthalib, sehingga paman Nabi itu adalah saudara susuan bagi Rasulullah. Halimah meninggal di Madinah dan dikuburkan di pemakaman Baqi’.

‘Amir ibn Watsilah al-Kinani berkata, “Aku melihat Nabi membagi-bagikan daging di Ji’ranah. Waktu itu usiaku masih kecil, aku membawa tulang-tulang unta. Sekonyong-konyong datanglah seorang perempuan tua mendekati Nabi SAW, lalu beliau menghentikan aktivitasnya, menghamparkan sorbannya, dan perempuan itu duduk di atasnya. Aku bertanya, siapakah perempuan ini? Beberapa orang sahabat menjawab, dialah ibu yang menyusuinya dulu.” (HR. Abu Dawud)

Fatimah binti Asad

Fatimah binti Asad, istri dari Abu Thalib, paman Rasulullah ﷺ. Beliau adalah ibu angkat bagi Rasulullah ﷺ karena sesudah kakeknya meninggal, beliau tinggal dan diasuh oleh pamannya itu. Meski Abu Thalib tidak sempat mengucapkan syahadat, namun Fatimah binti Asad masuk Islam setelah suaminya meninggal. Beliau berbai’at dengan Rasulullah ﷺ dan menjadi muslimah yang ikut hijrah ke Madinah. []

Sumber : Islampos

Perayaan Hari AIDS yang Sumbang, Dikala LGBT Bebas Melenggang

Perayaan Hari AIDS yang Sumbang, Dikala LGBT Bebas Melenggang



Oleh:

Dewi Kaelani

Ibu Rumah Tangga di Mojokerto, Jawa Timur

BELUM genap sebulan perayaan hari AIDS yang jatuh awal bulan Desember kemarin. Negeri ini telah dikejutkan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak permohonan memperluas pasal perzinahan di KUHP. Putusan MK ini dihasilkan melalui “dissenting opinion“ dengan komposisi 5:4. Sebagaimana dilaporkan wartawan BBC, Tito Sianipar.

Dengan kata lain, pelaku LGBT dan kumpul kebo tidak dianggap sebagai pelaku kriminal. Selama aktifitas yang mereka lakukan atas dasar suka sama suka tersebut tidak menyebabkan jatuhnya korban. Sontak para pengemban aktifitas seksual yang menyimpang ini bersorak sorai kegirangan merayakan pesta kemenangan.

Mungkin para petinggi hukum tersebut tidak merasa bersalah karena telah memutuskan sebuah perkara yang diukur berdasarkan besaran angka. Karena hal yang demikian itu dibolehkan dalam sistem yang berlaku di negeri ini. Namun mereka telah lupa dan mengabaikan untuk berpihak pada moral kebenaran dan keadilan.

Bukankan LGBT ini sangat berbahaya? Karena aktifitas para pelakunya tak hanya menjadi penyebab merebaknya penyakit AIDS, pun juga merupakan sebuah aktifitas yang mampu menghancurkan generasi. Karena sangat jelas bahwa aktifitas seksual mereka yang menyimpang tersebut tidak akan bisa menghasilkan keturunan.


Bahkan yang terpenting, sebagai umat Islam yang mempunyai kewajiban untuk senantiasa menyandarkan segala pemikiran dan tindakan kita kepada Kebenaran firman Allah SWT, maka tindakan yang demikian tentu akan melukai dan menciderai fitrah kita sebagai manusia yang harus tunduk dan patuh pada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah Taala di dalam Al-Qur'an surah Al a’raf : 80 - 81 yang berbunyi :

“Dan ( kami juga telah mengutus ) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya. Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum kamu ( didunia ini). Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwat mu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan, kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”

Lalu peradaban secemerlang apa yang dapat kita harapkan dari generasi muda yang hari ini untuk memahami jenis kelaminnya sendiri saja tak mampu?

Bisakah kita berharap mereka berhasil memimpin dan merawat negeri ini? Sementara kelak kesemua kita semakin rapuh dan menua.*

Sumber : Voa-islam.com

Ada Politik di Reuni 212

Ada Politik di Reuni 212



10Berita - Reuni 212 telah terlangsung dengan tertib dan aman. Sekitar 7,5 juta umat muslim memadati area Monas. Pada tahun sebelumnya ditempat yang sama mereka berkumpul menyuarakan kebenaran, menuntut keadilan atas penista alqur'an. 

Kini dengan semangat yang membuncah atas dorongan iman, umat muslim dari berbagai daerah, berbagai organisasi masa, berbagai lapisan masyarakat bersatu meninggikan kalimatullah, mengibarkan panji Rasulullah dan meneriakan takbir. 

Acara yang digagas oleh Presidium alumni 212 beserta kawan-kawan mendapat repon positif dari umat muslim di negeri ini, khusunya mereka yang tahun lalu juga terlibat langsung dalam aksi 212, juga umat muslim yang merindukan dekapan ukhuwah dalam persatuan. Meski tak sedikit yang berkomentar nyinyir.

Reuni 212 tidak jelas tujuannya, buang-buang energi dan biaya saja, lebih baik disumbangkan untuk orang miskin. Ada pula yang mencurigai acara ini syarat kepentingan politik. "Kalau dulu muatan politiknya jelas sekali arahnya ke Gubernur DKI (Ahok) yang lama. Ini juga tidak jauh dari politik 2018-2019," ungkap Kapolri Jendral Tito Karnavian. Ketua Setara Institute Hendardi sependapat dengan Kapolri bahwa reuni 212 merupakan gerakan politik yang digagas elite Islam. Aksi tersebut menjadi arena politik baru sejalan dengan agenda politik formal (2/12) mediaindonesia.com

Lantas apakah ada yang salah dengan reuni 212 yang diadakan umat muslim ini? Jikapun dibahas persoalan politik apakah mereka melanggar konstitusi?. Membahas persoalan umat tak akan lepas dari politik juga. Apakah yang absah membahas politik hanyalah anda-anda yang duduk di kursi pemerintahan?

Biar gak gagal paham, penting mengetahui makna politik itu sendiri apa. Jika yang dipahami politik sebatas perebutan kekuasaan dengan mengusung calon dari partai politik(parpol), banyak-banyakan suara pendukung massa dalam pesta demokrasi maka ini makna politik yang dangkal. Karena faktanya reuni 212 tidak mengusung nama parpol tertentu, atau dibiaya oleh parpol tersebut. Reuni 212 juga bukan ajang kampanye menebar janji ini dan itu. Apakah mereka khawatir ini menjadi rival berat bagi kubu penguasa lama yang ingin mempertahankan kekuasaanya diperiode mendatang? 

Dalam kitab Mafahim Siyasiyah dijelaskan politik adalah ri'ayatus syu'unil ummah dakhiliyah wa kharajiyah bi hukmi mu'ayanin, (pengaturan urusan ummat di dalam negeri dan luar negeri, dengan hukum tertentu). So, kalau kita bicara Islam maka pengaturan tersebut menggunakan aturan Islam. Kalau bicara Kapitalisme maka hukum yang digunakan adalah Kapitalisme. Begitupula dengan Sosialisme-Komunisme.

Islam agama yang sempurna, menjadi mayoritas di negeri ini tidak hanya mengurusi ibadah mahdloh individu saja. Tapi juga mengatur urusan umat untuk meraih kemaslahatan, ini merupakan aktivitas politik. Berdoa meminta pemimpin yang baik dan bijak juga bisa kategori politik. Bekumpul dan berharap Indonesia damai juga bisa juga kategori berpolitik. Bahkan yang melarang orang berkumpul dan berdoa juga berpolitik.

Perhatikan sabda Nabi Saw. "Siapa saja yang bangun dipagi hari, sementara perhatiannya lebih banyak tertuju pada kepentingan dunia, maka ia tidak berurusan dengan Allah. Siapa saja yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslim maka ia tidak termasuk golongan mereka (kaum Muslim)" (HR. al-Hakim dan al-Khatib dari Hudzaifah ra) 

Oleh karena itu sesama umat muslim harus senantiasa memperhatikan urusan umat, dan menjaga agar seluruh urusan tersebut dapat terlaksana dengan hukum syari'at Islam. Negara merupakan lembaga yang mengatur urusan rakyat secara praktis, lalu umat mengontrol sekaligus muhasabah dalam pelaksanaan tugasnya. 

Firman Allah Swt.  "...Maka putuskanlah (perkara) mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu menuruti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu"(Qs. Al-Ma'idah: 48).

Dengan demikian, reuni 212 salah satu bentuk kepedulian kaum muslim atas urusan umat. Kepedulian atas kondisi negara yang semakin memprihatinkan, terjadi bencana alam, terkurasnya sumberdaya alam, dan kian menumpuknya hutang negara. Dengan aktivitas politik ini besar harapan muncul kesadaran bersama, tanggungjawab bersama untuk menjaga negara. Melakukan muhasabah kepada penguasa agar melepaskan diri dari kedholiman dan cengkraman penguasa asing dan aseng yang menyengsarakan rakyat.

Jika umat Islam melepaskan diri dari urusan politik, mengikuti arahan orang-orang fasik agar menjauhkan diri dari politik, dari memahami persoalan umat dan memberikan solusinya sama saja dengan membiarkan sakit yang diderita umat semakin parah. 

Saatnya umat muslim bangkit, sadar politik untuk mewujudkan persatuan yang kuat, khoiru ummah dan tak ada lagi yang perlu ditakutkan menyeru penguasa agar menjalankan hukum Islam. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Eni Mu'tamaroh, Anggota Komunitas Muslimah El Mahira Jombang dan anggota group Revowriter

Sumber : Voa-islam.com

Ust. Felix Siauw: Mari Membaca Penguasa Zaman Now

Ust. Felix Siauw: Mari Membaca Penguasa Zaman Now

10Berita – Seperti yang sudah saya duga, postingan saya mengenai “Toleransi Muslim Terhadap Hari Raya Ummat Lain” menuai banyak komentar, lebih dari postingan lain.

Tak seperti biasanya, postingan ini menuai cukup banyak komentar yang tidak sepakat, sekitar 20% dari keseluruhan, dan lucunya kebanyakan dari yang bukan Muslim

Bila dari Muslim, biasanya tipikal akun buzzer, yang anonim, follower atau posting dibawah 10, dan biasanya digembok, lengkap dengan makian dan cacian

Yang saya ingin bahas, mengapa tema ini selalu ‘diperhatikan’ oleh para akun anti-Islam? Jawabannya jelas, inilah yang dimaksud dengan de-Islamisasi

Sebab hal yang paling ditakuti oleh penguasa dzalim pada saat ini adalah bangkitnya kesadaran ummat tentang Islam, jika terjadi, maka mereka tak dapat lagi berkuasa

Kasus penistaan agama selalu jadi patokan, saat Muslim sadar akan syariatnya, maka mereka tak menerima pemimpin yang bertentangan dengan Islam, itu konsekuensinya

Nah, ini jelas-jelas tidak menguntungkan penguasa yang saat ini justru didominasi oleh mereka yang dari awal menunjukkan sikap justru ingin Indonesia tanpa agama

Maka dibuatlah narasi intoleransi, radikal, ekstrim. Kepada siapa semua itu ditujukan? Sudah jelas, yakni pada Muslim yang mau menjalankan Kitabullah dan Sunnah

Maka mereka buat sebuah kampanye, kalau kamu tidak mau dikata intoleran, radikal atau ekstrim, maka jangan jadikan Islam sebagai standar perbuatan, jangan pakai agama

Hal yang sama berlaku pada kasus LGBT, intinya sama, agar kaum Muslim jangan menilai sesuatu berdasarkan agama. “LGBT itu HAM, urusan pribadi”, dan bualan lainnya

Maka jangan heran, bila anda ingin terikat pada Islam, atau anda berbangga dengan simbol dan diksi Islam, maka selama itu pula anda akan jadi “musuh” penguasa zaman now

Sebab yang mereka inginkan adalah sekulerisasi, pemisahan agama dari kehidupan sosial. Dan kita pun takkan berhenti, mau dilabeli apapun urusan mereka, urusan kita pada Allah saja.(kl/kfr)

Sumber : Eramuslim

Al-Ahsa, Dulu dan Kini

Al-Ahsa, Dulu dan Kini



10Berita , JAKARTA -- Al-Ahsa ang awalnya dikenal sebagai Provinsi Hijar, Bahrain merupakan oasis terbesar di dunia. Wilayah itu telah menjadi bagian dari Kerajaan Arab Saudi.  Al-Ahsa telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Manusia menghuni wilayah itu, karena kaya akan sumber air.

Sejak zaman prasejarah, penduduk al-Ahsa telah hidup bertani. Rasulullah SAW, sejak masih muda, sering berkunjung ke Bahrain untuk tujuan berniaga. Tak heran, ketika bertemu dengan pemimpin Bani Abdul Qais, Nabi SAW sudah mengetahui nama-nama tempat, temasuk gaya hidup masyarakat Bahrain.

Penduduk Hijar (al-Ahsa) sudah beriman kepada ajaran Islam sejak peristiwa Futuh Makkah. Di wilayah itu pula, masjid di luar Arab pertama kali dibangun, yakni Masjid Juwatsa. Masjid itu termasuk salah satu yang bersejarah bagi umat Islam.

Pada 899 M, wilayah al-Ahsa sempat dikuasai oleh pemimpin Karmatian, bernama al-Jannabi. Menurut Cyril Glasse dalam The New Encyclopedia of Islam, Karmatian merupakan kelompok Syiah Ismaili yang berpusat di Timur Arab.

Tahun itu pula, gerakan ini memproklamirkan berdirinya sebuah negara yang merdeka dari Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Gerakan Karmatian mendirikan negara merdeka di wilayah al-Ahsa  dengan ibu kota al-Mu’miniya, dekat Hafuf modern.

Kekuasaan Karmatian di al-Ahsa pada 1077 M digulingkan oleh Dinasti Uyuniyyah. Al-Ahsa kemudian jatuh di bawah kekuasaan dinasti Badui dari Usfuriyyah. Lalu, wilayah itu dikuasai oleh Dinasti Jabrid. Penguasa Jabrid berhasil merebut Pulau Bahrain dari para pangeran Hormuz. Penguasa Jabrid  Bahrain yang terakhir adalah Muqrin ibnu Zamil.

Kekaisaran Portugis menaklukkan Kepulauan Akhir (pulau-pulau yang terdiri atas Bahrain hari ini) dari penguasa Jabrid Migrin ibnu Zamil, yang  kalah dalam sebuah pertempuran pada 1521. Dinasti Jabrid berjuang untuk mempertahankan posisi mereka.

Namun, pada 1550,  wilayah al-Ahsa dan Qatif berada dalam kekuasaan Kesultanan Turki Usmani pada era kepemimpinan Sultan Sulaiman I. Dinasti Turki Usmani diusir dari tanah al-Ahsa pada 1670, dan wilayah itu berada di bawah kekuasaan kepala suku Bani Khalid.

Al-Ahsa, bersama dengan Qatif, pada 1795 tak lagi masuk dalam wilayah Bahrain. Kedua wilayah itu menjadi bagian dari Negara Wahabi Saudi Pertama. Namun, pada 1818 wilayah itu kembali dikuasai oleh Dinasti Turki Usmani. Bani Khalid sempat kembali berkuasa.

Pada 1830, Saudi Arabia kembali menguasai wilayah al-Ahsa. Berdasarkan Uqair Protokol pada 1922, penguasa Kuwait menyerahkan wilayah al-Ahsa kepada Ibnu Saud  penguasa Arab Saudi. Sejak itulah,  al-Ahsa tak lagi menjadi bagian dari Bahrain.

Sumber :IHRAM.COM

Tetangga Ahok Masuk Islam

Tetangga Ahok Masuk Islam

Fredy Chandra Wiriatsan Fcw (kiri) bersama Hanny Kristianto (tengah)

10Berita - Sudah beberapa bulan ini tetangga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memeluk Islam, beliau seorang pengusaha muda, penginjil dan penulis dari Gereja Bethel Indonesia bernama Fredy Chandra Wiriatsan Fcw.

Demikian ditulis pendakwah Islam di kalangan muallaf Hanny Kristianto di akun Facebook-nya.

Menurut Hanny, Sejak hari pertama Freddy Chandra bersyahadat sampai detik ini sangat banyak kisah rohani dan penyertaan Allah kepada Freddy yang berbeda dengan yang dialaminya dahulu.

“Hidayah dan penyertaan Allah membuat segalanya tidak hanya menjadi mudah tetapi juga indah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. HR. Muslim,” tulis Hanny.

Ia mengatakan, meski Freddy sudah memeluk Islam tetap bermuamalah dengan teman dan sahabat lama kami non muslim dengan baik.

“tidak pernah kami satu dengan yang lain saling berdebat apalagi saling menghina atau merendahkan,” ungkapnya.

“Kita doakan Allah senantiasa menjaga, menolong dan memudahkan kita semua agar dijaga tetap istiqomah dan kaffah hingga maut menjemput,” pungkasnya.

Sumber : Suara Nasional 

Awas, Ada Kristenisasi di Bus TransJakarta

Awas, Ada Kristenisasi di Bus TransJakarta

 

Dua orang misionaris di bus TransJakarta (IST)

10Berita - Saat ini ada kegiatan Kristenisasi di Bus TransJakarta. Mereka menyasar kalangan perempuan berjilbab maupun kalangan anak muda.

Cara mendekatinya pun halus dengan senyuman serta mengajak berbicara tentang berbagai hal tetapi pada akhirnya menyebarkan brosur tentang ajaran Yesus.

Suaranasional sudah mendapati kegiatan ini berulang kali dilakukan dua orang atau beberapa dengan pakaian yang sangat rapi dan di antaranya orang berkebangsaan asing atau bule.

Pada Jumat (22/12), dua orang celana kain hitam, baju putih dan berdasi masuk bus TransJakarta dari Halte Duren Tiga. Satu di antaranya warga asing dan selalu menebarkan senyum kepada penumpang khususnya kalangan ABG berjilbab. Keduanya menenteng kitab.

Keduanya ini mengajak salaman dan berbicara dengan beberapa ABG berjilbab. Beberapa ABG tertarik karena bukan membicarakan masalah agama tetapi kegiatan, asal sekolah bahkan asal tinggal mereka.

Namun di sela-sela pembicaraan, kedua misionaris ini selalu mengutarakan adanya kasih sayang, dan tidak lupa memberi beberapa brosur yang isinya tentang Yesus.

Beberapa penumpang, mencoba mengamati misionaris ini bahkan ada yang mengingatkan untuk tidak melakukan menyebarkan ajaran Kristen di bus TransJakarta.

“Tolong dengan baik, tidak usah menyebarkan agama Kristen di bus TransJakarta,” ungkap pria penumpang bus TransJakarta sekitar umur 40 tahun.

Namun salah satu misionaris itu tidak mengakui kegiatannya menyebarkan agama Kristen. “Kita tidak menyebarkan agama, hanya ngobrol-ngobrol saja,” paparnya.

Salah satu penumpang lain dengan nada cukup tinggi akan melaporkan ke petugas Bus TransJakarta bahkan ke polisi. “Ini bukan tempat ibadah, ini bus TransJakarta dan yang netral, agmaa manapun tidak boleh menyebarkan di sini,” ungkapnya.

Tak lama kemudian, kedua misionaris ini turun ke Halte Halimun dan naik bus TranJakarta jurusan Pulo Gadung turun di Halte Manggarai.

Sumber : Suara Nasional

Pembuktian Terbalik di Mata Ulama

Pembuktian Terbalik di Mata Ulama

10Berita ,  JAKARTA -- Indonesia masih berkutat dengan aneka masalah sosial. Mulai dari korupsi, ketidakadilan, kriminalitas, pornografi, dan banyak lagi. Tidak ada cara lain untuk menuntaskannya, selain harus menegakkan hukum secara adil dan tegas. Para ulama turut memberikan perhatian serius.

Sebab, tegaknya hukum sangat terkait sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Sebagai kelompok terbesar, umat Islam juga punya tanggung jawab berpartisipasi menghadirkan ketertiban dan ketenteraman. Musyawarah Nasional VIII Majelis Ulama Indoensia (MUI) pada Juli 2010 lalu juga membahas penegakan hukum.

Hal utama yang menjadi sorotan MUI soal penegakan hukum adalah tindak pidana korupsi. MUI mengaku prihatin praktik korupsi masih marak terjadi. Lembaga ini menilai, perlu ditempuh langkah terobosan dalam menegakkan hukum agar efektif menangani masalah tersebut.

Maka itu, dalam salah satu fatwa hasil keputusan musyawarah tersebut, MUI memandang sudah saatnya negara ini menerapkan asas pembuktian terbalik. Menurut fatwa ini, pada kasus hukum tertentu, seperti penguasaan kekayaan seseorang yang diduga tidak sah, dimungkinkan penerapan asas pembuktian terbalik.

Hal ini jika ditemukan indikasi atau amarat al-hukm tindak pidana sehingga pembuktian atas ketidakbenaran tuduhan dibebankan kepada terdakwa.  MUI memandang, pada dasarnya, seseorang terbebas dari dakwaan perbuatan salah sampai adanya pengakuan atau bukti-bukti lain yang menunjukkan orang itu memang bersalah.

Dengan demikian, fikih Islam menganut asas praduga tak bersalah dalam hukum. Kewajiban pembuktian dibebankan kepada penyidik dan penuntut, sedangkan sumpah bagi orang yang mengingkarinya,” demikian fatwa MUI. Dengan pertimbangan ini, MUI mengusulkan revisi terhadap beberapa ketentuan perundang-undangan.

Kebijakan itu dianggap penting demi tegaknya kemaslahatan umum dan mencegah maraknya tindak pidana akibat kesulitan pembuktian material. Para penegak hukum diharapkan dapat  menangani dan mengadili perkara korupsi sekalipun hanya dengan menggunakan pendekatan pembuktian terbalik.

Kalangan Nahdlatul Ulama mendukung penuh penindakan terhadap pelaku korupsi atau para pelanggar hukum lainnya. Pada salah satu fatwa yang dihasilkan dalam Munas NU tanggal 17-20 November 1997 disebutkan, merupakan kewajiban rakyat, melalui wakil-wakilnya, khususnya para ulama untuk melakukan pengawasan sosial.

Jangan sampai timbul penyelewengan atau berbagai pola penyalahgunaan hukum, yang merugikan rakyat dan melawan tuntunan kemaslahatan serta keadilan bersama. NU meminta kepada pemerintah agar terus berupaya melakukan pemberdayaan dan perlindungan hak-hak rakyat yang lemah.

Dasarnya adalah surat An-Nisa  ayat 59, Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak dan apabila kalian memerintah maka memerintahlah berdasarkan dengan keadilan.”

Wewenang pemerintah
Ulama berpengaruh, Syekh Sholih bin Fauzan bin Abdillah al Fauzan, turut memberi arahan dan fatwa. Menurut dia, kondisi aman dan damai, ataupun hadirnya kesejahteraan, hanya diperoleh apabila hukum benar-benar ditegakkan. Namun, tokoh yang pernah menjadi anggota Komite Fiqh Rabithah Alam Islamy, Makkah, itu mengingatkan, kewenangan menegakkan hukum berada di tangan pemerintah. Bukan hak setiap orang melakukannya.

Jika orang per orang dapat ikut campur dalam proses penegakan hukum, Syekh Sholih khawatir tindakan tersebut menimbulkan  kekacauan, kerusakan, perpecahan, mengobarkan api balas dendam, fitnah, dan malapetaka. Ia menyampaikan hadis Rasulullah, memperkuat pandangannya.

Saling memaafkanlah di antara kalian dalam hal hukuman pidana, karena jika (masalah yang mengakibatkan) hukuman pidana telah sampai (diangkat) ke pemerintah, laknat Allah bagi orang yang meminta keringanan dan yang diberi keringanan,” demikian hadis yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i.

Syekh Sholih juga menegaskan, penegakan hukum merupakan tugas dan wewenang pemerintah. Hal itu bahkan tertera dalam ajaran Islam.  Namun, tidak boleh menerapkan hukuman secara semena-mena. Setelah terbukti secara syar’i di pengadilan syariat, barulah pelaku tindak pidana dapat dijatuhi hukuman sesuai ketentuan yang berlaku.

Pendeknya, menjadi tugas dan wewenang pemerintah untuk menegakkan hukum. Namun, apabila kaum Muslim tidak mempunyai pemerintah (yang menerapkan hukum syariat), sambung dia, cukup dengan beramar ma’ruf dan nahi mungkar serta berdakwah kepada jalan Allah SWT, serta membina dialog yang kondusif.

Ia mengatakan, sangat tidak dibenarkan bagi individu-individu untuk bertindak main hakim sendiri sebab bisa mendatangkan masalah yang lebih besar.  Padahal, papar Syekh Sholih, di antara kaidah syariat yang disepakati kalangan ulama, yakni mencegah kerusakan lebih didahulukan daripada mendatangkan kemaslahatan.

Sumber :Republika.co.id 

Bersaing Dengan Merek Global, Advan Jadi Satu-satunya Smartphone Lokal yang Tembus Top 3 Best Smartphone 2017

Bersaing Dengan Merek Global, Advan Jadi Satu-satunya Smartphone Lokal yang Tembus Top 3 Best Smartphone 2017

10Berita - Jika selama ini yang kamu tahu produk-produk gadget dari luar negeri adalah yang terbaik, kenyataannya tidak. Karena brand smartphone asal Indonesia – Advan berhasil masuk ke TOP 3 Best Smartphone2017 di Indonesia. Hal ini menjadi bukti nyata kalau produk lokal sepadan bersaing dengan merek global. Advan mampu menunjukkan kualitasnya dengan terbukti pada 2017 yaitu di Q2 dan Q3 berhasil masuk ke dalam jajaran TOP 3 Best Smartphone di Indonesia.

Hanya Advan satu-satunya brand asal Indonesia yang mampu bersaing dengan brand global lainnya seperti Samsung dan Oppo. Selain itu, Advan juga berhasil mengalahkan produsen ponsel raksasa eropa yaitu Asus dan dari China yaitu Xiaomi, Vivo, dan Lenovo. Berikut ini informasi selengkapnya.

Masuk ke dalam jajaran TOP 3 Best Smartphone 2017 di Indonesia, Advan menempati posisi ketiga

peringkat ke-3

“Advan sangat bangga atas pengakuan yang diberikan IDC, mengingat hanya Advan satu-satunya brand asal Indonesia yang terus bersaing dengan brand Internasional lainnya. Apalagi smartphone Advan selalu dirasa paling pas menawarkan spesifikasi dan harga yang value for money dengan segudang fitur menarik. Dan tidak lupa juga pastinya spesifikasi yang mumpuni, Advan akan selalu menginspirasi para penggunanya,” – ujar Marketing Director Advan, Tjandra Lianto, pada Selasa (19/12/2017) di Jakarta.


Masuk ke dalam jajaran TOP 3 Best Smartphone 2017 di Indonesia, Advan dapat menjadi referensi bagi konsumen yang mau beli smartphone baru. Keuntungan yang diberikan melalui spesifikasi dan harga yang berimbang bisa mempengaruhi konsumen dalam memutuskan beli smartphone baru. Hal ini dilakukan untuk menghindari pembelian smartphone yang overpriced. Strategi inilah yang akhirnya membuat masyarakat Indonesia merasa bahwa Advan paling pas menjadi smartphone pilihannya.

Kunci sukses Advan karena ada kemajuan produk yang sangat signifikan pada smartphone-nya

Advertisement

adanya kemajuan pada setiap seri

“Jika kita lihat smartphone Advan telah bertransformasi dalam semua aspek yang dimiliki smartphone kelas global. Mulai dari chipset, kamera, audio, baterai, UI & UX, material berkualitas tinggi dan design produk yang semakin elegan dan relevan dengan generasi muda sekarang ini,” – ungkap Advan Business Management Advisor, Hasnul Suhaimi, pada Selasa (19/12/2017) di Jakarta.


Dari semua itu keunikan tersebut, positioningAdvan terletak pada security teknologi dan features melalui Advan secure. Dengan hadirnya Advan secure, Advan merupakan smartphone pertama di Indonesia yang menawarkan berbagai kecanggihan fitur keamanan yang dapat melindungi privasi penggunanya dari berbagai risiko kehilangan ataupun pencurian data dan smartphone.

Dengan spirit Do Great, Make Better, Advan mendukung orang-orang hebat yang menjadi aspirasinya, terutama bagi generasi millennials di Indonesia. Salah satunya yaitu turut serta dalam acara Indonesian Idol, X-Factor, The Rising Star, dan Miss Indonesia karena peserta berprestasi ini akan sangat mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Untuk terus menghadirkan smartphoneberkualitas lainnya, pada awal 2018 Advan akan mengeluarkan seri G terbaru yakni Advan G2. Teknologi kamera depan yang diusung Advan akan membuat hasil foto terlihat lebih detail dan tajam, sehingga buat kamu yang suka banget selfie dapat menikmati hasil foto ‘Selfie in Details’. Tidak hanya selfie, Advan G2 pastinya memiliki segudang spesifikasi yang sangat bersaing dengan smartphone global lainnya, serta memiliki keunggulan harga yang jauh lebih terjangkau. Strategi Advan yang selalu mengeluarkan produk yang paling pas untuk masyarakat Indonesia ini membuat Advan G2 akan menjadi ‘The Next Most Anticipated Smartphone” pada 2018.

Sumber : Hipwee

Islam di Negeri Voodoo

Islam di Negeri Voodoo

10Berita , JAKARTA -- Republik Benin. Negara yang terletak di Afrika Barat itu memang amat jarang terdengar di telinga. Orang Indonesia barangkali lebih akrab dengan istilah Voodoo lewat film-film. Voodoo adalah suatu tradisi keagamaan spirit-animis yang lahir di Benin. Bahkan hingga kini, Voodoo atau Vodun menjadi salah satu agama yang diyakini sebagian penduduk Benin.

Dulu, Benin dikenal dengan nama Dahomey. Negara yang berpenduduk 9.05 juta jiwa itu berbatasan dengan Togo di sebelah barat, Nigeria sebelah timur, serta Burkina Faso dan Niger di sebelah utara. Berdasar data pada Pew Report 2009, jumlah umat Islam di negara yang tergolong masih tertinggal itu mencapai 2,18 juta, setara dengan 24,4 persen dari total populasi.

Jauh sebelum menjadi negara republik, di Benin terdapat Kerajaan Dahomey. Pada abad ke-17 M, kekuasaan kerajaan itu meliputi sebagian besar Afrika Barat. Kerajaan Dahomey dikenal sebagai pengekspor budak dan berdagang dengan orang Portugal dan Belanda. Sejak 1892, wilayah itu jatuh ke tangan Prancis.

Dahomey meraih kemerdekaan pada 1960. Negara itu berubah nama menjadi Benin pada 30 November 1975. Negara yang beribu kota Porto Novo itu dikenal sangat multikultural. Tak kurang dari 42 etnis menjadi bagian dari negara yang memiliki luas 43.483 kilometer persegi itu. Etnis Fon merupakan mayoritas dengan jumlah mencapai 49 persen.

Selain itu, terdapat etnis besar lainnya, seperti Adja, Yoruba, Somba, dan Bariba. Bahasa Prancis menjadi bahasa resmi, meski begitu kebanyakan etnis di Benin juga memiliki bahasa sendiri. Secara geografis, Benin dibatasi Sungai Niger di utara dan dataran pesisir di selatan. Sedangkan, di bagian timur sedikit tak datar. Bagian utara negeri itu terutama tersusun atas sabana dan pegunungan setengah gersang.

Gunung Sagboroa setinggi 658 meter menjadi titik tertinggi di negeri itu. Bagian selatan negeri itu terdiri atas sebuah dataran pantai berawa yang menyebar, juga danau dan laguna, seperti Danau Nohoué atau laguna di Porto Novo. Sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di pesisir pantai. Porto Novo dan Cotonou menjadi kota terbesar di negara itu.

Sumber : Republika.co.id