OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 03 Januari 2018

Wagub SandiUno: Metro TV Jangan Fake News

Wagub SandiUno: Metro TV Jangan Fake News

10Berita – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno meluapkannya kekecewaannya atas pemberitaan bohong salah satu media elektronik swasta, Metro TV soal rencana pengenaan pajak apartemen.

Sebab, dalam beritanya, Metro TV menyebut pajak apartemen akan dikenakan pada apartemen sederhana. Padahal, Sandi tidak menyebutkan secara langsung jika apartemen sederhana akan dikenai pajak.

Dirinya hanya meminta Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang untuk menyisir sejumlah apartemen yang belum membayar pajak contohnya Apartemen Kalibata City dan Apartemen Green Pramuka.

“Enggak (bukan apartemen sederhana). Cuma metro tv yang bicara itu, jangan fake news makanya. Ini enggak pernah ada yang ngomong begitu, apartemen sederhana nggak pernah saya bicara seperti itu, saya bicara kemarin kayak Green Pramuka, kayak Kalibata, itu belum selesai pertelaannya,” cetus Sandi di Balai Kota, Jakarta, Rabu 3 Januari 2018.

Sebelumnya, usai menghadiri tasyakuran atas pencapaian target penerimaan pajak dan retribusi daerah 2017 bersama BPRD, Sandi menyampaikan keinginannya menggenjot penerimaan BPHTB di 2018.

Salah satu caranya dengan mengenakan pajak pada sejumlah apartemen pertelaan yang seperti Apartemen Kalibata City dan Apartemen Green Pramuka.

“Itu akan jadi objek pajak juga buat kita dan akan meningkatkan BPHTB kita,” kata Sandi di kantor BPRD DKI, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Januari 2018. (Swa)

Sumber :Eramuslim 

Trump setop bantuan, Palestina : “Tanah kami tidak untuk ditukar baik dengan emas ataupun perak”

Trump setop bantuan, Palestina : “Tanah kami tidak untuk ditukar baik dengan emas ataupun perak”

10Berita : Presiden AS Donald Trump dan duta besar PBB Nikky Haley mengatakan bahwa AS akan menghentikan bantuan dana ke Palestina dan Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk mengancam Palestina agar kembali ke meja perundingan dengan Israel.

“Kita memberikan bantuan dana ratusan juta dolar kepada Palestina setiap tahun, namun mereka tidak menghargai dan menghormati. Mereka tidak lagi ingin berbicara damai, mengapa kita harus memberikan bantuan yang besar lagi kepada mereka?”, ungkap Trump. (Baca lebih lengkap : Trump Hentikan Bantuan Dana Jutaan Dolar AS untuk Palestina)

Duta Besar AS untuk PBB Nikky Haley menambahkan : “Orang-orang Palestina sekarang harus menunjukkan kepada dunia bahwa mereka ingin datang ke meja. Sampai sekarang, mereka tidak datang ke meja tapi mereka meminta bantuan. Kami tidak akan memberikan bantuan lagi.”

Menanggapi ancaman Presiden AS Donald Trump untuk memotong bantuan keuangan kepada Palestina jika mereka tidak melanjutkan perundingan dengan Israel, Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa “Tanah Palestina tidak untuk dijual baik dengan emas maupun perak,” seperti dilansir dari kantor berita Palestina, Al Wafa, Rabu, (3/1/18).

Abu Rudeineh menekankan bahwa Palestina tidak akan kembali melakukan perundingan. Palestina akan melakukan perundingan jika perundingan yang sebenarnya didasarkan pada legitimasi Arab dan internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab yang mengarah pada pembentukan negara Palestina merdeka dengan Al-Quds (Jerusalem) sebagai ibukotanya.

“Jika Amerika Serikat memiliki perhatian untuk kepentingannya di Timur Tengah, ia harus mematuhi prinsip hukum internasional dan Resolusi PBB, jika tidak AS hanya mendorong kawasan ini ke jurang maut,” tegas Nabil Abu Rudeineh. (DH/MTD)

Sumber : Al Wafa, Moslemtoday.com

Kisah Buya Hamka Ditawari Tidur dengan Perempuan Muda di Hotel Amerika

Kisah Buya Hamka Ditawari Tidur dengan Perempuan Muda di Hotel Amerika

10Berita, Buya Hamka adalah sosok ulama tangguh. Bukan hanya dalam memegang prinsip dan memperjuangkan Islam, namun juga menghadapi godaan dunia.

Usia Buya Hamka 44 tahun ketika ia diundang sebagai tamu kehormatan di Amerika Serikat pada tahun 1952. Selama dua bulan, ia keliling negeri Paman Sam itu. Sendirian, tidak ditemani oleh istri maupun keluarga.

Malam itu, Buya Hamka beristirahat di sebuah hotel di Denver. Terdengar suara ketuk pintu, beberapa saat setelah ia shalat. Rupanya, seorang pelayan hotel. Dengan senyum simpul penuh hormat, pelayan itu menawarkan barangkali butuh ditemani perempuan muda.

Buya Hamka mengakui, saat itu dorongan hasrat lelaki memang sedang bergetar. Hampir dua bulan ia sendirian di negeri yang jauh ini. Pun tidak ada orang yang mengenalnya; tidak santri tidak pula kawannya. Tidak ada yang tahu seandainya ia menerima tawaran itu.

Namun, Buya Hamka sadar dirinya baru saja sholat jamak qashar Maghrib dan Isya’. Bahkan bekas wudhu masih basah.

“Yang teringat saat melihat senyum simpul pemuda itu adalah sholat. Kalau tidur dengan perempuan lain meskipun istriku tidak tahu, bagaimana besok saya sholat Subuh? Bagaimana saya membaca dalam iftitah (yang artinya) ‘Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah Rabbul ‘alamin. Tiada sekutu bagiNya. Demikianlah aku diperintahkan dan aku adalah salah seorang yang berserah diri,’” kenangnya mengabadikan peristiwa itu dalam Tafsir Al Azhar saat menjelaskan surat Al Ankabut ayat 45.

“No, thank you,” demikian jawaban tegasnya lalu menutup pintu kamar hotel itu dan beristirahat.

Paginya, ketika sholat Subuh, Buya Hamka merasakan sholat kali itu lebih khusyu’ dan jauh lebih berkesan daripada sebelumnya.

Baca juga: Kisah Nyata Mahasiswi Kedokteran Berjilbab Setelah Membedah Mayat

Demikianlah sholat yang benar, mampu mencegah seorang mukmin dari perbuatan keji dan munkar.

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Dirikanlah shalat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari yang keji dan munkar… (QS. Al Ankabut: 45)

Bagaimana dengan sholat kita? Semoga juga bisa mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar sebagaimana sholatnya Buya Hamka. [Muchlisin BK/]

Sumber :BersamaDakwah

Membongkar Fakta Mengejutkan Dibalik Pakta Integritas Deddy Mizwar

Membongkar Fakta Mengejutkan Dibalik Pakta Integritas Deddy Mizwar

10Berita, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Agus Hermanto, angkat bicara terkait pakta integritas yang beberapa waktu lalu dipersoalkan PKS. Menurut dia, setiap kader Demokrat memang berkewajiban menandatangani pakta integritas untuk setia kepada partai dalam keadaan apapun.

Hal tersebut diungkapkannya guna menyikapi perdebatan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar dengan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nurwahid di media sosial beberapa waktu lalu.

Menurut Agus, PKS seharusnya tidak mempersoalkan pakta integritas yang telah ditandatangani Deddy. Terlebih, Deddy merupakan kader Partai Demokrat.

“Seluruh kader partai Demokrat menandatangani pakta integritas sesuai dengan aturan yang ada di dalam partai. Seperti saya menandatangani pakta integritas, begitu pun calon gubernur atau wagub yang maju melalui Partai Demokrat,” jelas Agus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 3 Januari 2018.

Namun ia memastikan polemik pakta integritas ini tidak mengganggu pencalonan Deddy Mizwar di Pilkada Jabar.

“Sekarang kan dari Golkar dan Demokrat sudah koalisi. Tinggal menunggu kapan pengajuannya,” ujar Agus.

Sebelumnya, Hidayat berkomentar di media sosial terkait alasan partainya membatalkan kesepakatan koalisi di Pilkada Jabar.

Ia berkilah, PKS mengalihkan dukungan ke kandidat yang diusung Gerindra karena Demiz telah berkomitmen untuk memenangkan calon yang diusung Demokrat di pemilu mendatang.

Sumber :Portal Islam 

Kepala Badan Siber Dilantik, #HoaxMembangun Jadi Trending Topic

Kepala Badan Siber Dilantik, #HoaxMembangun Jadi Trending Topic


Presiden Jokowi lantik Djoko Setiadi jadi Kepala BSSN (liputan6)

10Berita, Tagar #HoaxMembangun tiba-tiba menjadi trending topic pertama di jagat Twitter Indonesia. Mengapa muncul istilah itu? Rupanya berasal dari Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi yang baru saja dilantik.

Usai dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Kepala BSSN, Djoko Setiadi mengatakan bahwa ada hoax yang negatif, ada pula hoax yang positif. Hoax yang positif itulah yang diistilahkan dengan hoax membangun.

"Kalau hoax itu membangun, ya kita silakan saja, tapi jangan terlalu memproteslah, menjelek-jelekanlah, ujaran-ujaran yang tidak pantas, saya rasa bisa dikurangi," kata Djoko Setiadi di Istana Negara, Rabu (3/1/2018).

Ia menegaskan, penyebar hoax akan ditindak. Dimulai dari peringatan agar menghentikan aktifitas penyebaran hoax. Jika tidak berhenti, akan diambil tindakan.



Ribuan pengguna Twitter pun segera menggunakan tagar #HoaxMembangun. Beragam cuitan yang disuarakan dengan tagar tersebut. Ada yang menyindir pemerintah, ada pula yang menggunakannya untuk humor.

“Ekonomi meroket, harga-harga terjangkau, hukum berdiri tegak tanpa pandang bulu, pemerintah sukses membuat rakyat bahagia. #HoaxMembangun,” kata @cumarachel

Ekonomi meroket, harga-harga terjangkau, hukum berdiri tegak tanpa pandang bulu, pemerintah sukses membuat rakyat bahagia. #HoaxMembangun

— rachel maryam (@cumarachel) 3 Januari 2018


“Tidak ditemukannya bekas kabel telepon di jaman kerajaan Nusantara membuktikan bahwa telepon nirkabel sudah digunakan sejak dulu di Indonesia #HoaxMembangun,” kata @ko2w

“Aku besok mau diet #HoaxMembangun,” kata @AnnisAlkadiena [Ibnu K/]

Sumber : Tarbiyah.net

15 Foto abad ke-19 ini dijepret pakai kamera tersembunyi, epik banget

15 Foto abad ke-19 ini dijepret pakai kamera tersembunyi, epik banget

10Berita - Seorang remaja berusia 19 tahun menyembunyikan kamera di dalam pakaiannya untuk menjepret potret rahasia di jalanan era 1890-an. Remaja bernama Carl Stormer ini menikmati hobinya yang tak biasa waktu itu. Ia berjalan di sekitar Oslo, Norwegia di tahun 1890-an dengan kamera tersembunyinya dan secara diam-diam menjepret orang yang dijumpainya setiap hari.

Kelebihan dari foto-foto Stormer ini adalah subjek dalam potretnya tampak dalam keadaan alami mereka tanpa sentuhan fotografi. Stormer mendapatkan kamera C. P. Stirn Concealed Vest Spy Camera ini pada tahun 1893 saat ia tengah studi matematika di Royal Frederick University (kini University of Oslo).

Nah, penasaran kan dengan hasil jepretannya? Berikut 15 potret abad ke-19 yang dijepret pakai kamera tersembunyi seperti brilio.netlansir dari laman BoredPanda, Rabu (3/1).

1. Potret para wanita di tahun 1890-an mengenakan pakaian yang stylish di zamannya.

2. Seorang gadis yang tengah melintas berhasil dijepret oleh Stormer dengan latar belakang seseorang di atas kereta roda.

3. Seorang pria tengah memegang topinya dengan gaya khasnya yang maskulin.

4. Dua wanita dan seorang pria yang tengah berjalan ini seperti di adegan film Titanic ya.

5. Seorang gadis yang tengah melintas berhasil dijepret oleh Stormer.

6. Suasana jalanan di Oslo yang berhasil dijepret Stormer secara diam-diam.

7. Seorang wnaita cantik yang tengah tersenyum ini berhasil diabadikan tepat di depan Stormer.

8. Stormer juga mengabadikan seorang wanita yang tengah menggedong kucingnya di depan rumah.

9. Seorang wanita yang mengenakan pakaian serba putih lengkap dengan payungnya ini berhasil diabadikan oleh Stormer lewat kamera tersembunyinya.

10. Stormer juga memotret seorang pria bersama seorang bocah laki-laki yang tengah santai duduk di taman.

11. Pria dengan potongan klimis yang sedang melintasi Stormer ini turut diabadikan oleh kamera tersembunyinya.

12. Nggak cuma jalanan kota, Stormer juga berhasil mengabadikan orang-orang yang tengah naik kapal secara diam-diam.

13. Pria pemilik nama lengkap Fredrik Carl Mulertz Stormer ini juga berhasil memotret pria yang mengenakan seragam.

14. Dikenal sebagai seorang matematikawan dan fisikawan, tentu saja Stormer sering disapa orang-orang saat berpapasan di jalan.

15. Potret seorang pria yang tampak sedang menyapa dengan mengangkat topinya ini juga turut berhasil diabadikan oleh Stormer.

Sumber : Brilio.net

Mantap! Anies Umumkan Pembentukan Komisi Pencegahan Korupsi DKI, Ahoker Langsung KELOJOTAN

Mantap! Anies Umumkan Pembentukan Komisi Pencegahan Korupsi DKI, Ahoker Langsung KELOJOTAN


10Berita,   Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengawali 2018 dengan mengumumkan pembentukan Anggota Komite Pencegahan Korupsi di DKI Jakarta, yang juga dikenal dengan sebutan Komite PK. Pembentukan komite ini bertujuan untuk mewujudkan transparansi serta pemerintahan yang bersih dari praktik korupsi.

"Kami berdua perjalanan 2018 diawali dengan mulai bekerjanya Komite Pencegahan Korupsi Ibu Kota. Komite ini diajukan sebagai bagian dari tim gubernur untuk TGUPP," ujar Anies dalam pidatonya ketika memperkenalkan anggota Komite PK di Balai Agung, Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Desember 2017.

Anies mengatakan Komite PK ini akan melakukan berbagai hal khususnya dalam pencegahan korupsi. Pesan utamanya adalah untuk mewujudkan good governance di Jakarta yang berbasis transparansi, akuntabilitas dan efisiensi.

"Kita sadari komite baru ini memiliki tugas yang cukup besar. Komponennya mendorong pengembangan sistem data yang terintegrasi dan membangun integritas aparatur," jelas Anies.

Anies mengatakan, Komite PK nantinya juga akan menjadi penghubung antara Pemprov DKI dengan lembaga terkait seperti KPK, dengan semangat membangun sistem pemerintahan yang bersih dari korupsi.

"Pemerintahan bersih tidak hanyalah milik 1-2 orang, yang bersih harus seluruh sistem. Kita minta secara sistemik dan sistematis. Karena itu pagi ini peresmian komite ini adalah salah satu cara buat bersihnya bukan milik pribadi, tapi bersih terinstitusikan," jelas Anies.

Dalam kesempatan tersebut, Anies ikut memperkenalkan anggota Komite PK, antara lain:

1. Bambang Widjojanto (Pimpinan KPK periode 2011-2015) - Ketua Komite

2. Nursyahbani Katjasungkana (Aktivis LSM dan HAM) - Anggota

3. Oegroseno (Wakapolri periode 2013-2014) - Anggota

4. Mohammad Yusup (Ketua TGUPP periode 2014-2017) - Anggota

5. Tatak Ujiyati (Ahli Tata Pemerintahan) - Anggota

Berita ini diapresisasi oleh seorang pengamat Marco Kusuma Wijaya.

"Gubernur @DKIJakarta membentuk KPK Daerah dengan Ketua Bambang Widjojanto. Ruang gerak koruptor makin sempit, kalau bukan habis. Selamat bertugas," tulisnya, 3 Januari 2018.

Gubernur @DKIJakarta membentuk KPK Daerah dengan Ketua Bambang Widjojanto. Ruang gerak koruptor makin sempit, kalau bukan habis. Selamat bertugas.

— marco (@mkusumawijaya) January 3, 2018

Tak pelak lagi, Ahoker pun kelojotan mendengar kabar tersebut.




Sumber :Portal Islam 

Bila Orang Tua Berbuat Maksiat, Apa yang Harus Dilakukan Anak?

Bila Orang Tua Berbuat Maksiat, Apa yang Harus Dilakukan Anak?


10Berita, Terkadang seorang anak harus menghadapi orang tua yang belum mengerti tentang ajaran Islam. Sebagai akibatnya, ia harus menyaksikan orang yang sangat ia cintai dan hormati melakukan perbuatan maksiat atau menghalang-halangi si anak dari perbuatan amal shaleh.

I. Ruang Lingkup Pengertian Berbakti Kepada Orang Tua
Pengertian birrul wâlidain (berbakti kepada kedua orang tua) ialah mencurahkan seluruh jenis kebaikan bagi mereka. Syaikh al-’Utsaimîn rahimahullâh memaparkannya dalam bentuk-bentuk berikut ini:

1. Berbakti kepada orang tua dalam bentuk ucapan.
Allâh Ta’âla berfirman:

إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“… jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah” dan janganlah kamu membentak mereka. Ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” [AS. Al-Isrâ`/17:23]

Ini perlakuan saat orang tua telah berusia uzur. Biasanya ketika telah memasuki usia senja (pikun), tindak-tanduk orang tua tampak tidak normal di hadapan orang lain. Walaupun demikian, Allâh Azza wa Jalla memerintahkan: “maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘Ah’)”,

Maksudnya jangan berbuat seperti itu kepada mereka disebabkan kegusaran atas tindak-tanduk mereka (dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia).

2. Bakti kepada orang tua juga dalam bentuk perbuatan, yaitu dengan cara seorang anak menghinakan diri di hadapan orang tuanya, dan tunduk patuh kepada mereka dengan cara-cara yang dibenarkan syariat dalam rangka menghormati kedudukan mereka. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’.” [QS. Al-Isrâ`/17:24]

3. Berbakti juga dapat dilakukan dengan pemberian materi kepada orang tua.
Orang tua berhak memperoleh infak dari anaknya. Bahkan ini termasuk bentuk infak yang agung. Sebab Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنْتَ وَمَالُكَ لِأَبِيْكَ

“Engkau dan kekayaanmu adalah milik bapakmu” [HR. Abu Dâwud no. 3530, Ibnu Mâjah no. 2292]

4. Bentuk bakti kepada orang tua yang lain, dengan melayani mereka dalam menyelesaikan atau membantu urusan maupun pekerjaan mereka.

Namun bila meminta tolong dalam perkara yang diharamkan, saat itu tidak boleh bagi anak untuk menyambut permintaan mereka. Justru, penolakannya menjadi cermin bakti anak kepada orang tua, berdasarkan sabda Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam:

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِـمًا أَوْ مَظْلُومًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِـمًا قَالَ تَـمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ

“Tolonglah saudaramu saat berbuat zhalim atau teraniaya. Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam ditanya: ‘Wahai Rasulullah, kalau menolong orang yang teraniaya kami sudah mengerti, bagaimana dengan menolong saudara yang berbuat zhalim?’ Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Dengan menghalang-halanginya berbuat zhalim.” [HR Al-Bukhâri, Muslim dan Ahmad]

Misalnya, orang tua memerintahkan membeli sesuatu yang diharamkan, kemudian si anak menolaknya. Anak ini tidak disebut sebagai anak durhaka, akan tetapi merupakan putra yang berbakti kepada orang tuanya, karena telah menahan orang tuanya dari berbuat yang haram.

II. Teladan yang Baik Dari Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam
Allâh Azza wa Jalla sudah menyatakan bahwa Nabi Ibrâhîm ‘alaihissalam merupakan qudwah hasanah (teladan yang baik) bagi umat manusia.

Sebagai contoh, kegelisahan mendalam yang beliau rasakan karena sang bapak (Azar), masih bergelut dengan penyembahan berhala dan patung-patung. Tiada kata putus asa bagi Nabi Ibrâhîm ‘alaihissalam.

Allah Ta’ala telah berfirman (mengisahkan) di beberapa surat di dalam al-Qur‘ân bagaimana besarnya sopan-santun dan kegigihan beliau mendakwahi orang tua.

Yang menarik dan mesti ditiru oleh seorang anak saat menghadapi perbuatan maksiat orang tua mereka adalah Nabi Ibrâhîm ‘alaihissalam selalu menghiasi diri dengan sifat al-hilm (bijak dan penuh kelembutan) seperti tertera dalam surat at-Taubah ayat 114.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَأَوَّاهٌ حَلِيمٌ

“Sesungguhnya Ibrâhîm adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun” [QS. At-Taubah/9:114]

Beliau ‘alaihissalam mempunyai kasih-sayang terhadap sesama, dan memaafkan perlakuan-perlakuan tidak baik kepadanya yang muncul dari orang lain.

Sikap tidak sopan orang lain tidak membuat beliau antipati, tidak menyikapi orang jahat dengan tindakan serupa. Dalam hal ini, sang bapak telah mengancam dengan berkata kepadanya:

“Bencikah kamu kepada ilâh-ilâhku (tuhan-tuhanku), hai Ibrâhîm. Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama”. Namun Nabi Ibrâhîm ‘alaihissalam menyikapinya dengan berkata: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku”. [QS. Maryam/19:46-47]

Syaikh as-Sa’di rahimahullâh berkata: “Ibrâhîm al-Khalîl ‘alaihissalam menjawabnya (ancaman si ayah) dengan jawaban yang biasa disampaikan oleh hamba-hamba Allâh Azza wa Jalla (’Ibâdurrahmân) saat berbicara dengan orang-orang jâhilîn (orang-orang yang tak berilmu/awam).

Beliau tidak mencela sang bapak sedikit pun. Namun tetap bersabar dan tidak membalas (ancaman) bapaknya dengan hal-hal yang tidak baik. Beliau mengucapkan “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu” yang mengandung pengertian ‘Wahai ayah, engkau tidak akan menghadapi cemoohan, celaan dan perlakuan yang buruk dariku saat aku berbicara denganmu. Justru aku akan senantiasa berdoa kepada Allâh Azza wa Jalla agar memberikan hidayah dan ampunan bagimu.

III. Bercermin Pada Petunjuk Ulama
Bagaimanapun ketika orang tua berbuat pelanggaran syariat, anak tidak boleh berdiam diri. Ia berkewajiban merubahnya, supaya orang yang ia kasihi tersebut tidak terjerumus dalam kenistaan di jurang maksiat kepada Allâh Ta’âla, namun tidak boleh menempuh cara-cara yang justru langsung memutus tali silaturahmi dengan mereka.

Berikut ini kami kutip beberapa keterangan Ulama yang berbicara bagaimana menyikapi orang tua yang berbuat maksiat. Dengan harapan, kita sekalian dapat mengambil langkah yang tepat saat menghadapi persoalan-persoalan serupa :

A. Bapakku melakukan pelanggaran syariat
Syaikh ‘Abdul ‘Azîz bin Bâz rahimahullâh menjawab kegamangan seorang anak atas tindakan maksiat yang ia lihat pada bapaknya.

Beliau berkata:
“Semoga Allâh Azza wa Jalla memberi hidayah dan kemauan bertaubat bagi bapakmu. Kami berpesan agar engkau tetap berlaku lembut kepadanya dan menasehatinya dengan cara halus, tidak pernah putus asa dalam rangka menunjukkannya kepada hidayah.”

Allâh Azza wa Jalla berfirman:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” [Luqmân/ 31:14-15]

(Pada ayat di atas) Allâh Azza wa Jalla berwasiat supaya mensyukuri kedua orang tua. Perintah ini ternyata dipadukan dengan perintah bersyukur kepada-Nya.

Ayat itu juga memerintahkan anak agar mempergauli mereka di dunia ini dengan cara-cara yang baik, kendatipun mereka memaksa berbuat kufur.

Melalui ayat di atas, engkau tahu bahwa sikap yang diperintahkan syariat dalam kondisi ini (memaksa anak berbuat kufur, red) adalah agar seorang anak tetap menjalin hubungan dengan orang tua dengan cara-cara yang baik, berbuat baik kepada mereka meski mereka berbuat jelek kepadanya, serta gigih mengajak mereka kepada kebenaran.

Semoga Allâh Azza wa Jalla memberi hidayah baginya melalui tanganmu. Engkau tidak boleh menaatinya dalam kemaksiatan.

Kami juga berpesan setelah memohon pertolongan kepada Allâh Azza wa Jalla, supaya engkau juga meminta bantuan orang-orang shaleh dari kalangan kerabatmu dan paman-pamanmu dan pihak lainnya, yaitu orang-orang yang sangat dihormati dan dimuliakan oleh ayah. Mungkin saja, beliau akan lebih mudah menerima nasehat mereka….”.

B. Ibuku melarangku mengenakan hijâb (cadar)
Seorang Muslimah mengadukan ibunya yang melarang dirinya mengenakan cadar kepada Syaikh Bin Baz rahimahullâh.

Sebaliknya, justru memerintahkan anak untuk menikmati bioskop dan video. Alasan si ibu, agar rambut putrinya tidak cepat memutih. Demikian pernyataan sang ibu kepada anak perempuannya.

Menanggapi persoalan ini, Syaikh Bin Bâz rahimahullâh menjawab:
“Kamu berkewajiban bersikap lembut dengan ibu dan tetap berbuat baik kepada beliau, serta berbicara dengan cara yang terbaik. Sebab, hak ibu sangat besar. Akan tetapi, engkau tidak boleh taat kepadanya dalam perkara-perkara yang tidak baik, berdasarkan hadits Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam :

إنَّـمَا الطَّاعَةُ فِـيْ الْـمَعْرُوفِ

“Ketaatan (kepada makhluk) hanya pada perkara-perkara baik saja”

Begitu pula, ayah dan suami, tidak wajib ditaati dalam maksiat kepada Allâh Azza wa Jalla. Akan tetapi, seyogyanya istri atau anak dan lainnya bersikap lembut dan menempuh cara yang baik dalam menyelesaikan masalah.

Yaitu dengan menjelaskan dalil-dalil syar’i, wajibnya taat kepada Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, dan kewajiban menghindari maksiat kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, dengan tetap teguh berpegangan al-haq dan menampik perintah orang yang menyuruh melanggar al-haq, baik itu suami, ayah, ibu atau lainnya.

Sebenarnya tidak masalah menonton acara TV dan video yang tidak mengandung kemungkaran, atau mendengarkan acara-acara ilmiah dan kajian-kajian yang bermanfaat. Yang harus dihindari ialah acara yang mengandung kemungkaran. Menonton film-film pun tidak boleh karena mengandung banyak kebatilan.”

C. Ibuku marah ketika aku ingatkan dari kesalahan
Seorang anak menyaksikan ibunya tidak istiqamah. Setiap kali menasehati, kemarahanlah yang muncul dari beliau. Akibatnya selama beberapa hari si ibu enggan berbicara dengan anaknya.

Persoalan yang ditanyakan adalah cara menasehati ibu, tanpa menimbulkan amarahnya dan kemurkaan Allâh Azza wa Jalla. Sebab, ternyata sang ibu saking marahnya sempat mendoakan kejelekan bagi anak yang menasehatinya. Apakah dibenarkan ia membiarkan ibunya dalam keadaan demikian, hingga tetap disayang oleh ibu?

Syaikh ‘Abdullâh bin ‘Abdur Rahmân al-Jibrîn hafizhahullâh menjawab kegundahan di atas dengan berkata: “Engkau tetap menasehati ibumu terus-menerus, dan menjelaskan dosa dan bahaya akibat perbuatannya.

Jika tidak berpengaruh baik, cobalah sampaikan kepada suaminya (bapakmu atau lelaki yang menjadi suaminya karena sudah cerai dari ayah, red), orang tua ibu atau walinya, agar mereka inilah yang menasehati beliau.

Jika perbuatan beliau termasuk dosa besar, tidak mengapa bila engkau menghajr (tidak mengajak bicara) beliau. Sehubungan dengan doa buruk atau komentar miring terhadapmu anak yang durhaka atau memutuskan tali silaturahmi maka hal itu tidak membahayakanmu.

Sebab engkau melakukannya (menasehati ibu, red) karena dorongan rasa tidak suka bila hukum Allâh Ta’âla dilanggar. Namun apabila kesalahan beliau termasuk dosa kecil, engkau tidak boleh melakukan muqâtha’ah (mendiamkan beliau)”

IV. Kesimpulan Dari Fatwa-fatwa Diatas
Beberapa fatwa Ulama di atas telah memberikan petunjuk bagi siapa saja yang ingin menasehati orang tuanya yang berbuat kesalahan. Dari fatwa-fatwa itu, dapat disimpulkan bahwa :

Menasehati orang tua harus dengan lemah-lembutTerkadang diperlukan pihak lain untuk melakukan nahi mungkarMelarang orang tua dari perbuatan haram atau menolak perintah orang tua yang memerintahkan berbuat haram termasuk bakti kepada orang tuaTidak boleh putus asa dalam rangka meluruskan orang tua menuju hidayahBila diperlukan, tidak mengajak bicara dengan orang tua termasuk langkah untuk menyadarkan orang tua yang berbuat salah.

Semoga Allâh Azza wa Jalla memberikan karunia hidayah dan taufik bagi setiap keluarga Muslim dalam menjalankan aturan Allâh Azza wa Jalla di tengah keluarga. Amin.

Sumber: almanhaj.or.id, islamidia




Mabes Polri Curigai Intelnya di Lapangan, FPI Tahu Obat Ilegal Kenapa Mereka Tidak Tahu?

Mabes Polri Curigai Intelnya di Lapangan, FPI Tahu Obat Ilegal Kenapa Mereka Tidak Tahu?


10Berita – Kasus toko obat ilegal di Pondok Gede, Bekasi yang digerebek aktivis Front Pembela Islam (FPI) membuat Mabes Polri mencurigai jajaran intelnya di lapangan. Sebab, aktivis FPI justru tahu adanya penjualan obat secara ilegal, sementara jajaran kepolisian di Bekasi justru diam saja.

Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, akan ada tim dari Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) yang turun tangan memeriksa jajaran intel di Polres Metro Bekasi. Menurutnya, justru janggal ketika intel kepolisian justru tidak tahu adanya penjualan obat ilegal di Pondok Gede.

“Kami cek Intelnya Bekasi. Apakah mereka tidak mengetahui atau pura-pura tidak tahu. Kami juga tidak boleh berandai-andai, kami monitor semua mana yang jual. Masalahnya adalah jual obat keras kok FPI lebih tahu,” kata Setyo, Selasa (2/1).

Mantan kepala Divisi Hukum Polri itu menambahkan, intel Polres Metro Bekasi tentu sudah memonitor hal-hal mencurigakan. Hanya saja, katanya, hal itu tak membuat intel polisi serta-merta lebih cepat mengetahui hal mencurigakan ketimbang masyaraka awam.

“Jadi tidak semuanya polisi harus tahu kan, kami juga perlu informasi dari masyarakat, kalau masyarakat tahu lapor aja ke polisi. Kalau polisi sudah dilaporkan kemudian tidak melakukan tindakan nah itu salah, dan laporkan saja ke Propam,” tuturnya.

Sebelumnya aktivis FPI Boy Giandra mengajak rekan-rekannya menggerebek sebuah toko obat di Kelurahan Jatibening, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, Rabu (27/12). Dari penggerebekan itu, FPI menemukan ratusan butir obat yang termasuk dalam daftar G. Antara lain Lexotan, Dextro, Tramadol, Excimer dan lain sebagainya yang sudah kedaluwarsa.

Namun, Boy tak sekadar menggerebek toko obat itu. Sebab, dia juga diduga melakukan persekusi terhadap pemilik toko obat.(kl/jppn)

Sumber : jpnn

Inilah Sikap Orang Tua yang Bisa Menyakiti Jiwa Anak-anaknya

Inilah Sikap Orang Tua yang Bisa Menyakiti Jiwa Anak-anaknya


10Berita, Anak manusia dilahirkan ke dunia memiliki takdir hidup yang berbeda-beda. Ada sebagian anak yang mendapat perlakuan yang baik dari kedua orang tua. Tapi, ada juga anak yang selalu mendapat perlakuan yang buruk dari orang tua.

Menurut pengamatan saya, berikut ini beberapa contoh perilaku orang tua yang bisa menyakiti jiwa anak. Don’t Try This at Home!

1. Orang tua yang tidak peduli dengan perasaan anak, yang mereka pentingkan adalah perasaan mereka sendiri. Orang tua cenderung memaksakan apa yang mereka inginkan terhadap anak.

Sehingga, anak tidak dihargai sama sekali. Orang tua marah jika anak menyakiti perasaan orang tua. Tapi, mereka akan seenak saja bertindak dan berperilaku yang bisa menyakiti perasaan anak.

2. Orang tua yang berkata kasar terhadap anak-anak, ditandai dengan orang tua yang sering mengumpat dan mencaci di depan anak-anak mereka. Bahkan, terkadang orang tua sering menyalahkan apa yang dilakukan anak tanpa menjelaskan dimana letak kesalahan anak.

Pokoknya, jika apa yang dilakukan dan apa yang diinginkan anak tidak sesuai dengan keinginan orang tua maka si anak langsung akan dimarahi dan dicaci bahkan dihina. Mereka tidak bisa menasehati anak dengan cara baik-baik.

3. Orang tua yang sering bicara kasar biasanya disertai dengan kekerasan secara fisik. Jika si anak bertindak yang tidak sesuai dengan pandangan orang tua maka si anak bisa saja disiksa seperti dilempar helm, dilempar gembok pintu gerbang, dipukul dengan sapu dan lain-lain.

4. Orang tua mementingkan perasaan mereka sendiri biasanya juga mereka tidak peduli dengan anak. Seperti misalnya, orang tua tidak peduli dengan nilai sekolah, orang tua tidak peduli dengan kegiatan anak, orang tua tidak peduli dengan prestasi anak, orang tua tidak peduli dengan kebutuhan anak. Yang mereka pikirkan hanyalah kebutuhan mereka sendiri. Ini termasuk dalam tipe orang tua egois.

5. Orang tua yang bersikap memusuhi anak, orang tua merasa mereka berhak atas hidup anak. Jadi, ketika anak bertingkah tidak sesuai dengan keinginan orang tua maka anak tersebut akan dimusuhi.

Setiap anak ingin mengeluarkan pendapat maka orang tua akan langsung menanggapinya dengan amarah dan sikap bermusuhan. Kata andalah mereka adalah,

“Kamu ini hidup dibiayai orang tua dan masih ikut orang tua tapi kamu selalu menentang orang tua.”

Padahal anak menentang bukan tanpa alasan, mungkin mereka ingin menyuarakan kata hati mereka supaya orang tua lebih bisa memperhatikannya.

6. Orang tua yang mengandalkan uang dalam membesarkan anaknya. Memang, orang tua sibuk mencari uang untuk biaya keluarga. Akan tetapi, orang tua sering menggunakan kekuasaan uangnya untuk menguasai anak.

Mereka akan mengungkit-ungkit biaya dan uang yang telah mereka keluarkan untuk membiayai anak di depan anak tatkala anak melakukan hal yang tidak disukai orang tua.

7. Orang tua yang membiarkan anaknya hidup dengan dirinya sendiri. Dalam hal ini, orang tua tidak peduli dengan anak. Mereka tidak tahu apa yang dibutuhkan anak sehingga anak berjalan di jalannya sendiri tanpa bimbingan dari orang tua.

Anak hidup dengan pemikiran sendiri, anak mengambil keputusan sendiri, anak harus menghadapi masalahnya sendiri. Memang cara ini bisa membuat anak menjadi mandiri sekaligus merasa kesepian.

6. Orang tua yang sibuk bekerja dan sibuk dengan bisnis dan urusan sendiri sehingga mereka mengabaikan anak-anaknya. Anak tidak hanya butuh uang untuk dibesarkan, tapi perhatian dari orang tua sangat dibutuhkan anak.

7. Kedua Orang tua yang sering bertengkar dihadapan anak juga bisa berdampak buruk bagi anak. Apalagi pertengkaran itu berakhir dengan kekerasan yang juga melibatkan anak. Anak dijadikan pelampiasan emosi kedua orang tua, padahal anak tidak tahu apa-apa.

Lalu, apa yang biasanya dilakukan anak yang hidupnya tersakiti oleh orang tua?

1. Ada beberapa anak yang mengungkapkan rasa berontaknya dengan melakukan hal negatif, mereka melakukan apa yang ia suka tapi kelakuan itu cenderung berdampak merugikan diri sendiri, mereka cenderung akan menyakiti dirinya sendiri tanpa ia tahu.

Misalnya mereka akan menjadi anak yang bandel, berbuat kejahatan, suka berkelahi, suka minum-minuman keras, suka menghamburkan uang tanpa alasan yang jelas, bahkan yang paling parah mereka bisa membunuh dirinya sendiri.

2. Ada beberapa anak yang memilih bersikap tidak peduli dan santai-santai saja. Mereka bersikap masa bodoh dan cuek. Mereka juga tidak peduli dengan apa yang dilakukan orang tua terhadapnya.

Pokoknya anak jenis ini akhirnya tidak memiliki rasa kepedulian karena anak ini meniru apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Orang tua yang tidak peduli dengan anak-anaknya. Maka si anak juga menjadi tidak peduli dengan orang tua.

3. Ada sebagian anak yang berhati mulia, walau mereka telah disakiti oleh orang tua. Mereka tetap patuh kepada orang tua. Mereka selalu mengikuti keinginan orang tua. Mereka dengan ikhlas menerima perlakuan orang tua terhadap mereka.

4. Ada sebagian anak juga bersikap memberontak. Tapi, dalam hal ini, mereka memberontak secara positif. Akibat kurangnya rasa kepedulian orang tua terhadap anak, maka anak dengan jenis ini akan selalu melakukan apa yang ia suka akan tetapi apa yang ia suka itu harus berdampak positif bagi dirinya sendiri.

Jenis anak ini akan menunjukkan jika ia mampu menjadi anak baik walau segala apa yang ia lakukan tidak pernah berkenan di hati orang tua.

Walaupun apa yang ia lakukan tak pernah dihargai, anak ini akan terus membuktikan jika ia bisa hidup di jalannya sendiri. Akan tetapi, biasanya anak ini memiliki prinsip hidup yang kuat.

Ia akan menentang orang tua jika orang tua tidak sepaham dengan prinsip hidupnya. Pada intinya, jenis anak ini menjalani hidupnya sesuai dengan prinsip hidupnya sendiri. Jenis anak ini akan melakukan apa yang ia suka asalkan apa yang ia suka itu berdampak baik bagi hidupnya dan tidak merugikan orang lain.

Sebagai anak, kita dituntut untuk selalu berbakti kepada orang tua. Jika kita melawan orang tua sedikit saja maka kita akan mendapat dosa. Akan tetapi, anak juga butuh sekali diperlakukan dan dididik dengan baik supaya jiwa anak tidak terganggu dan tersakiti. Buatlah anak merasa nyaman dan aman hidup di dunia ini.

Oleh karena itu, sebelum anda memutuskan untuk memiliki anak. Pikirkanlah cara mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Jangan sakiti hati anak jika anda tidak ingin disakiti oleh anak.

Kelak jika orang tua sudah sangat renta, maka orang tua butuh anak untuk bisa merawat orang tua di hari senjanya. Oleh karena itu perlakukan anak anda dengan sebaik-baiknya.

Bagi anak-anak yang telah tersakiti oleh perilaku orang tua. Tetaplah doakan kedua orang tua kita. Karena pintu surga akan terbuka bagi anak-anak yang selalu mendoakan orang tuanya. Jangan pernah menyakiti diri sendiri dan sayangilah diri kita sendiri.

Sekian dan terimakasih.

Sumber: nugraheniismyname.wordpress.com