OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 22 Januari 2018

Mulai 2018, Pemerintah Akan Kenakan Cukai Kantong Plastik

Mulai 2018, Pemerintah Akan Kenakan Cukai Kantong Plastik

10Berita, Pemerintahan Joko Widodo dalam waktu dekat ini akan membebankan cukai untuk setiap produk kantong plastik

Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi menjelaskan bahwa pengenaan cukai bertujuan untuk mengendalikan penggunaan dan konsumsi kantong plastik karena sangat mengganggu lingkungan.

“Sampah plastik banyak yang berakhir di laut dan mengganggu ekosistem laut. Banyak ikan dan kura-kura yang mati karena memakan plastik,” kata Heru.

Heru mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa kementerian dan lembaga menyampaikan esensi dari kebijakan baru tersebut.

Menurut Heru, kementerian lainnya seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya telah memberikan dukungan penuh atas kebijakan baru tersebut.

Selain itu Dirjen Bea Cukai juga sudah menyampaikan rencana kebijakan ini kepada kementerian perindustrian. Kementerian tersebut menurutnya sudah memberikan masukan dan catatan yang menjadi pertimbangan pihaknya dalam menyusun kerangka kebijakan.

“Dalam waktu dekat kita akan berkomunikasi ulang dengan DPR komisi XI,” ungkapnya.

Baru Kantong Plastik

Untuk sementara pemerintah Jokowi hanya akan mengenakan cukai untuk kantong plastik dan belum akan menerapkannya untuk produk plastik lainnya.

“Teknisnya masih kita atur apakah per kilogram atau per lembar yang akan terkena cukai. Sepertinya cukai per kilogram lebih praktis,” imbuh Heru.

Terkait besaran tarif cukai menurut Heru sampai saat ini masih dalam kajian dan pendalaman. Namun, ia memastikan pemerintah akan menerapkan prinsip-prinsip cukai yang dapat mendorong industri plastik lebih ramah lingkungan.

“Kita akan bedakan tarif antara produk yang ramah lingkungan dan yang tidak,” pungkasnya.

Kantong plastik menjadi salah satu item yang banyak di pakai oleh masyarakat, khususnya rakyat kecil. Tentunya pengenaan biaya cukai plastik oleh pemerintah akan berdampak besar pada kenaikan harga di sektor industri kecil yang menjadi hajat banyak masyarakat Indonesia.

Sumber : eramuslim.com

IPW Sebut Tiga Kejanggalan dalam Kasus Penembakan Ajudan Prabowo

IPW Sebut Tiga Kejanggalan dalam Kasus Penembakan Ajudan Prabowo

10Berita, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mempertanyakan tiga kejanggalan dalam kasus penembakan yang menewaskan Fernando Alan Joshua Wowor, ajudan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Pertama, dari mana anggota Brimob tersebut mendapat senjata api karena senjata api yang digunakannya untuk menembak korban sepertinya bukan senjata organik Korps Brimob," ujar Neta kepada SINDOnews, Senin (22/1/2018).

Kejanggalan kedua, kata Neta, dari mana anggota Brimob itu bisa mendapatkan motor gede sehingga bisa bersikap begitu arogan dan semena-mena terhadap masyarakat.

"Ketiga, kasus penembakan ini menunjukkan betapa lemahnya pengawasan terhadap anggota Korps Brimob oleh atasan dan institusinya, sehingga seorang anggota bisa bebas bergentayangan pada malam hari dengan membawa senjata api," tuturnya.

Diketahui, kasus penembahkan itu melibatkan seorang anggota Brimob berinisial Briptu AR. Jika melihat kronologi kejadian penembakan ini, Neta melihat ada unsur berlatar belakang arogansi. Ia pun menilai ada sesuatu di balik sikap arogansi oknum anggota Brimob tersebut.

"Sikap semau gue anggota Brimob itu menunjukkan bahwa ada masalah serius di lembaga elite kepolisian tersebut. Antara lain atasannya tidak punya wibawa dan tidak mampu mengawasi sikap perilaku anak buahnya," tandasnya.

Untuk itu, Neta mendesak Polri mengusut tuntas kasus ini dan menindak atasan pelaku karena dianggap lalai mengawasi anak buahnya.

"Partai Gerindra harus terus mengawasi kasus ini agar diusut tuntas dan tidak terulang lagi. Selain itu, Korps Brimob perlu meminta maaf kepada publik atas kejadian ini," pungkasnya.

Sumber : musber.net

CATATAN PRESTASI 100 HARI PERTAMA GUBERNUR ANIES

CATATAN PRESTASI 100 HARI PERTAMA GUBERNUR ANIES


10Berita,   Tanggal 24 Juli 1933, istilah "100 hari pertama" diciptakan Presiden Amerika ke 32 Franklin D. Roosevelt. Since then, 100 hari pertama dinilai sebagai benchmark
memprediksi kesuksesan seorang presiden, gubernur, dan walikota.

Haters mulai kasak kusuk. Rencana hitam dibuat. Mereka ingin hantam Anies-Sandi dengan frame 100 hari pertama kinerja Gubernur DKI. Polling-polling digelar. Caci maki didrafting.

Sebelum virus katak ini membesar jadi kanker, ada baiknya diintersepsi dengan fakta.

Bila 100 hari pertama bisa jadi parameter dan indikator masa depan, maka Anies-Sandi diprediksi bakal menjadi pemimpin Jakarta paling sukses sepanjang masa.

Trademark "Pembela Wong Cilik" pindah ke Anies. Bikin Gembong Warsono panik.

Anies ngga roboh dihantam word-play "pribumi". Merinding pun kaga. Anies malah menutup praktek Alexis. Tanpa pake kekerasan. Halus. Based on regulasi. Cerdas. Satu per satu janji kampanye dipenuhi. Luar biasa.

Anies mengubah landscape Jakarta sebagai enclave banjir. Sekarang, Jakarta ngga terendam air sekali pun digempur hujan deras. Beda dengan zaman Ahok, hujan sebentar, Jakarta jadi kolam raksasa.

Halte busway dihijaukan. Penuh bunga. Merah, kuning, purple di sela dedaunan. Indah. Pedestarian sekitar Danau Sunter sekarang asri. Cocok dijadikan tempat nyantai sore hari.

Tolak reklamasi adalah simbol Anies berpihak ke rakyat kecil. Raperda Reklamasi ditarik. Makelar mutung. Anies melayangkan nota supaya Menteri Sofyan Djalil membatalkan HGB Pulau Reklamasi. Alasannya banyak cacat prosedur. HGB keluar tanpa payung perda dan zonasi.

Nyali Anies semakin tampak saat polemik TGUPP digoreng. Mendagri Cahyo Kumolo ikut-ikutan memanaskan situasi. Menunggangi opini buzzer. Na'as, Anies ngga bergeming. Dia bilang, Mendagri aneh. Akhirnya, Haters kecewa ketika Cahyo Kumolo setuju dan mendukung Anies bentuk TGUPP.

Skandal korupsi Sumber Waras dan Cengkareng Barat diperiksa kembali. Sandi tekan Yayasan Sumber Waras kembalikan kerugian Pemda. Publik berharap, pembatalan jual-beli lahan Sumber Waras tidak menghilangkan delik pidananya. Ngga masuk ranah perdata.

Serangan demi serangan datang bertubi-tubi. Ratusan fitnah. Dasarnya benci dan sakit jiwa. Ironis, tak satu pun berhasil menjatuhkan Anies-Sandi. Semuanya patah. Mentah. Kadang, jadi bumerang. Misalnya harga satuan AC dan biaya bunuh kecoa. Ternyata itu ditetapkan Jarot. "Sudah dikunci," katanya.

Karena landasannya benci, fitnah, hoax, dan framing games, Haters jadi Go-Block.

Haters hanya bisa olok-olok dan ngayal. Sandi dibully dengan lipgloss dan senam. Serangannya tidak substantif. Orang cerdas lebih hormat kepada Sandi saat dia tolak beras impor.

Haters kejet-kejet saat program Rumah DP 0 rupiah dirilis di Kelapa Village. Seorang hater dongo pongah berkata, "iris kuping bila program ini bisa direalisasi". Nyatanya program ini disupport 21 developer property. Februari, groundbreaking kedua akan dilakukan di Rorotan.

Demi rakyat kecil, Anies ngga ragu berlawan arus. Becak diizinkan beroperasi di trayek-trayek khusus. Anies dukung keputusan MA membatalkan Pergub Ahok melarang motor di Jl. Sudirman, Thamrin, Medan Merdeka. Secepat kilat, Anies sediakan jalur khusus motor. Dicat dengan rapi.

Anies buka Monas bagi umat semua agama. Balai Kota dirapikan dengan tirai. Ranjang gubernur ditiadakan. Pengaduan masyarakat ditambah di 4 lokasi: doorstop, kelurahan, kecamatan_ dan rumah dinas. Policy PKL Tanah Abang kurangi kesemerawutan.

Anies tanggap pengaduan. Langsung gerak. In silence. Ngga pake piala citra.

Ada teman mengadu soal kusutnya kabel listrik di Kali Besar Selatan. Kabel-kabel bergelut mirip mie instant. Doyong ke bawah. Rendah mengenai busway. Berbahaya sekali.

Hanya dalam waktu sehari, Anies langsung rapihkan. Seolah dia ngga pernah tidur. Ahad, 21 Januari 2018, dia inspeksi jembatan gantung di Srengseng. Jembatan ini horor sekali. Mirip scenery film Indiana Jones. Anies janji akan bangun jembatan baru yag aman di situ.

Masih banyak PR di Jakarta. Jalanan masih berlubang. Jajaran Pemda belum steril dari infiltrasi loyalis zaman jahiliyah. The devided society akibat permainan gubernur lama masih butuh digarap. Anies, Don't Stop...!!

*THE END*

Penulis: Zeng Wei Jian

Sumber : PORTAL ISLAM

Pengacara Jonru Minta Hakim dan Jaksa Bersikap Adil

Pengacara Jonru Minta Hakim dan Jaksa Bersikap Adil

10Berita , Jakarta – Aktivis media sosial, Jonru menjalani sidang keempat hari ini, Senin (22/01/2018) di Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan agenda putusan sela.

Putusan ini akan membuktikan apakah dakwaan jaksa telah memenuhi sarat formil dan materiil sesuai Pasal 143 KUHAP atau tidak.

“Berdasar nota keberatan (eksepsi) yang kami sampaikan pada sidang kedua lalu, kami telah menemukan banyak kecacatan formil yang tidak dipenuhi dalam dakwaan Jaksa. Karena itu sebenarnya telah cukup alasan hukum Majelis Hakim patut menerima eksepsi kami,” kata Koordinator Advokasi Bela Jonru, Djudju Purwantoro.

Djuju mengatakan, jika eksepsi pengacara ditolak, maka akan timbul kekacauan hukum pada agenda pemeriksaan pokok perkara. “Bagaimana akan membuktikan suatu perbuatan (materiil) jika aspek formilnya banyak kecacatan,” tambahnya.

Ia meyakini Majelis Hakim menerima eksepsi yang diajukan, dengan putusan dakwaan batal demi hukum atau setidak-tidaknya dakwaan tidak dapat diterima.

Dalam sidang hari ini, pengacara Jonru berharap Jaksa maupun Majelis Hakim bersikap fair alias adil dan objektif dalam memeriksa perkara klien mereka.

“Jonru bukanlah seorang krimimal, melainkan korban kriminalisasi yang dibungkam oleh penguasa akibat nalar kritisnya terhadap penguasa,” tegas Djuju.

Ia percaya upaya-upaya kediktatoran penguasa saat ini terhadap para ulama dan aktivis yang dikriminalisasi akan berakhir dengan kekalahan melalui jalur hukum yang adil, independen dan bijaksana.

“Masyarakat telah melihat bagaimana kezaliman merajalela melanda Indonesia, dengan menggunakan UU ITE sebagai upaya membungkam kebebasan menyuarakan kebenaran dan keadilan,” tukasnya.

Reporter: Muhammad Jundii
Editor: M. Rudy

Sumber : Kiblat.

Saksi: Proyek E-KTP Dikuasai 3 Partai, Merah, Kuning dan Biru

Saksi: Proyek E-KTP Dikuasai 3 Partai, Merah, Kuning dan Biru


10Berita, Proyek pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (KTP-el) dikuasai sejumlah partai politik. Pengakuan ini diutarakan mantan Country Manager HP Enterprise Services Charles Sutanto Ekapradja dalam kesaksian di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (22/1).

“Itu yang saya dengar dari market, dari pasaran. Itu multi partai politik,” bebernya.

Charles menyebutkan bahwa proyek KTP-el dikuasai partai merah, partai kuning dan partai biru. Menurutnya, kuning melambangkan Partai Golkar. Sementara merah melambangkan PDI Perjuangan, dan biru adalah Partai Demokrat.

Istilah parpol yang dilambangkan dengan warna itu sudah pernah dicantumkan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi dalam dakwaan terhadap dua mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri Irman dan Sugiharto.

Ketiga parpol itu disebut mendapat jatah cukup besar dalam proyek KTP-el. Golkar diduga diwakili Setya Novanto yang saat itu menjabat sebagai ketua fraksi di parlemen.

Sementara Partai Demokrat sebagai partai dengan kursi terbanyak ketika itu direpresentasikan oleh Muhammad Nazaruddin dan Anas Urbaningrum.

Sumber : eramuslim.com

 

Pentingnya Menyempurnakan Wudhu Yang Perlu Kita Tahu

Pentingnya Menyempurnakan Wudhu Yang Perlu Kita Tahu

 


10Berita , Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu kewajiban wudhu ialah setiap anggota tubuh harus terkena basuhan. Jika ada bagian tubuh yang tertutup kotoran, harus dihilangkan. Jika ada bagian tubuh yang harus dicuci, maka cucilah. Jika tidak ada kotoran dan tidak harus dicuci, maka cukup dibasuh.

Meski terlihat hanya sekedar membasuh beberapa bagian anggota tubuh, tetapi kedudukan wudhu tidak main-main di sisi Allah. Oleh karena itu, terdapat perintah untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan berwudhu.

Ada sebagian umat Islam yang berwudhu dengan semaunya, hanya membasuh sekedarnya. Ia tidak berniat untuk sungguh-sungguh dalam bersuci, seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah.

Ada pula yang berwudhu semaunya hingga anggota tubuh pun tidak terbasuh semua. Seringkali bagian tumit kita tidak terkena basuhan, sengaja atau tidak sengaja, karena terburu-buru. Hal ini tentunya menjadikan wudhu tidak sempurna. Lalu, apa bahaya tidak terbasuhnya tumit saat berwudhu? Apakah ada ancaman bagi umat Islam yang tidak berwudhu dengan sempurna?

Ada hadits yang membahas mengenai ancaman bagi orang yang tidak berwudhu dengan sempurna.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ تَخَلَّفَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى سَفَرٍ سَافَرْنَاهُ فَأَدْرَكَنَا وَقَدْ أَرْهَقْنَا الصَّلاَةَ صَلاَةَ الْعَصْرِ وَنَحْنُ نَتَوَضَّأُ ، فَجَعَلْنَا نَمْسَحُ عَلَى أَرْجُلِنَا ، فَنَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ « وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ » . مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثً

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, “Kami pernah tertinggal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu safar. Kami lalu menyusul beliau dan ketinggalan shalat yaitu shalat ‘Ashar. Kami berwudhu sampai bagian kaki hanya diusap (tidak dicuci). Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil dengan suara keras dan berkata, “Celakalah tumit-tumit dari api neraka.” Beliau menyebut dua atau tiga kali. (HR. Bukhari no. 96 dan Muslim no. 241).

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, disebutkan bahwa Abdullah bin ‘Amr berkata, “Kami pernah kembali bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Makkah menuju Madinah hingga sampai di air di tengah jalan, sebagian orang tergesa-gesa untuk shalat ‘Ashar, lalu mereka berwudhu dalam keadaan terburu-buru. Kami pun sampai pada mereka dan melihat air tidak menyentuh tumit mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Celakalah tumit-tumit dari api neraka. Sempurnakanlah wudhu kalian.” (HR. Muslim no. 241).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Hadits di atas adalah ancaman untuk tumit (perkara yang kecil), namun ancaman ini berlaku juga untuk hal yang lebih dari itu. Karena jika tidak dimaafkan yang sepele seperti tumit, maka yang lebih dari itu tentu tidak dimaafkan.” (At Ta’liqot ‘ala ‘Umdatil Ahkam, hal. 26).

Hadits di atas menerangkan bahwa umat Islam wajib menyempurnakan wudhu dan melaksanakan perintah membasuh anggota-anggota tubuh. Jika tidak dilakukan, maka orang tersebut akan mendapat dosa besar karena diancam masuk neraka.

Syaikh As Sa’di juga mengatakan, “Jika menganggap sepele dalam berwudhu tercela, begitu pula berlebihan dan mendapati was-was dalam wudhu juga sama tercela.” (At Ta’liqot ‘ala ‘Umdatil Ahkam, hal. 26).

Sahabat Ummi, dapat disimpulkan bahwa sebagai umat Islam yang beriman, kita harus menyempurnakan wudhu seperti yang diajarkan oleh Rasulullah. Berwudhulah dengan tidak terburu-buru, agar anggota tubuhmu dapat terbasuh semua. Jangan sepelekan hal ini, karena Allah akan mengancam sebuah siksaan neraka. Nauzubillah min zalik. (Dina Nazhifah)

Sumber: rumaysho(dot)com,  Ummi Online
Ilustrasi: Google

Aneh, Terkait LGBT, Fraksi DPR Ramai Bantah Ketua MPR, Siapa Yang Bohong?


Aneh, Terkait LGBT, Fraksi DPR Ramai Bantah Ketua MPR, Siapa Yang Bohong?


10Berita, Ucapan Zulkifli Hasan ketua MPR terkati adanya 5 Fraksi yang mendukung dilegalkannya LGBT sontak menuai respon yang luar baisa, terutama dari kalangan partai di DPR sendiri.

Ramai-ramai membatah dan mengatakan bahwa DPR tidak sedang membahas RUU LGBT, diantra yang menyampaikan adalah Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Firman Subagyo mengungkapkan bahwa pernyataan Ketua MPR Zulfikli Hasan soal pembahasan RUU tentang lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) tidak benar.

Sebagaimana diberitakan, Ketua MPR Zulfikli Hasan mengatakan bahwa ada 5 fraksi yang setuju dengan RUU LGBT. Namun, Zulfikli enggan menyebutkan lima fraksi tersebut.

“Apa yang disampaikan Ketua MPR tersebut tidak benar karena sampai sekarang DPR RI belum pernah membahas RUU tersebut bahkan hampir semua fraksi menolak RUU LGBT untuk dimasukkan dalam daftar prolegnas baik prolegnas prioritas maupun prolegnas jangka menengah,” ujar Firman di Jakarta, Minggu (21/1).

Masyarkat tentu akan melihat ada pertentnagan yang sangat jauh antara apa yang disampaikan oleh ketua MPR dengan sangkalan yang dilakukan oleh DPR. yang pasti kita tentu akan berhitung tidak mungkin ketua MPR berani berbicara heboh seperti itu jika saja isu tentang disepakatinya LGBT oleh DPR tidak ada, apalah lagi pembahasannya tidak ada.

Kita tunggu saja siapa yang berbohong Ketua MPR atau fraksi-fraksi di DPR?

Sumber : dakwahmedia.co

Gus Hamid: Umat Islam Jangan Salah Lagi Pilih Pemimpin

Gus Hamid: Umat Islam Jangan Salah Lagi Pilih Pemimpin

muhammad abdus syakur/hidayatullah.com

Dr Hamid Fahmy Zarkasyi MA.

10Berita —Problem terbesar saat ini adalah para pemimpin yang dipilih tak memiliki ilmu memimpin. Demikian disampaikan Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat, Dr KH Hamid Fahmi Zarkasyi.

“Problem kita saat ini; yang dipilih memilih tanpa ilmu, sedangkan yang dipilih tidak memiliki ilmu memimpin. Akhirnya kita memilih pemimpin yang terburuk dari yang terburuk,” ungkap  Hamid Fahmi Zarkasyi dalam acara tabligh akbar  bertajuk “Pemimpin Kebangkitan Peradaban Islam” Jumat malam, (19/01/2018) di Masjid Al-Azhar, Kebayoran, Jakarta.

Umat Islam saat ini sulit mencari pempimpin yang kemampuan beramalnya sekelas umara, ilmunya berdasarkan iman, dan amalnya berdasarkan ilmu.

“Ini persoalan ilmu. Semua dalam Islam menggunakan ilmu. Hanya orang yang menggunakan ilmu dan akal yang bisa menjalankan agamanya,” ujarnya. Ia mengutip sebuah ungkapan Arab: ‘La diina liman la aqla lahu’ (tidak ada agama bagi orang yang tidak menggunakan akalnya).

“Bukankah ada ayat yang menyatakan: ‘Fa’lam annahu laa ilaaha illallah’ (ketahuilah bahwa tidak ada Ilah selain Alla) di sini menunjukkan bersyahadat saja butuh ilmu, apa lagi yang lainnya,” lanjut cendikiawan muslim yang akrab disapa Gus Hamid ini

Putra ke-9 dari KH Imam Zarkasyi yang dikenal rajin menulis buku ini juga menyinggung bahwa adanya pemimpin-pemimpin korup di negeri ini karena keislamannya tidak benar. Ada yang shalat setahun hanya dua kali, dan lain sebagainya. Keislamannya tidak berdasarkan ilmu, tidak sampai naik pada level iman, bahkan ihsan.

Ada contoh menarik yang diangkat beliau mengenai pemimpin muslim ideal yaitu kisah Muhammad Al-Fatih. Dalam suatu peperangan, saat shalat telah tiba, dimintalah gurunya untuk menjadi imam. Saat itu, gurunya tidak berkenan, dan menyuruhnya untuk mencari orang lain saja karena beliau sedang ada hajat khusus.

Akhirnya dikumpulkan semua tentaranya dan ditanya, “Siapakah di antara kalian yang dari sejak usia baligh tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu?” Semua tentara berdiri. Pertanyaan selanjutnya, “Siapakah di antara kalian yang sejak baligh tidak pernah ketinggalan shalat lima waktu berikut sunnah-sunnahnya?” Hanya separuh yang berdiri. Pertanyaan terakhir, “Siapakah di antara kalian yang sejak usia akil balig tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu beserta sunnahnya seta shalat malam?” Tidak ada yang berdiri kecuali Muhammad Al-Fatih. Akhirnya dialah yang menjadi imam shalat.

Kisah ini, menurutnya,  menggambarkan bahwa idealnya, pemimpin dipilih karena juga kualitas kebaikan dan ilmunya.

Muhammad Al-Fatih adalah tipikal pemimpin yang brilian sekaligus shaleh. Dalam bahasa Hamid, pemimpin yang keislamannya berdasarkan iman dan ilmu, dan naik sampai pada  level ihsan.

Terkait hal ini, intelektual muslim jebolan ISTAC ini telah menulisnya dalam artikel berjudul “Worldview Pancasila”.  Dalam tausiah yang cukup singkat ini, pendiri Lembaga Kajian Pemikiran dan Peradaban Islam atau Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization  (INSISTS) ini berharap agar umat Islam ke depan tidak salah pilih lagi dalam memilih pemimpin.*/MB Setiawan

Sumber : Hidayatullah.com 

Logika Jenaka Tuan A. Hassan

Logika Jenaka Tuan A. Hassan



A Hassan Guru Utama Persis

10Berita, SISI lain yang jarang diketahui dari sosok A. Hassan adalah kejenakaannya dalam berlogika. Beliau adalah pribadi yang humoris dan suka berkelakar. Terkait hal ini, beliau pernah menulis buku yang berjudul: “Tertawa” sebanyak empat jilid (Dadan Wildan,  Yang  Dai Yang Politikus Hayat dan Perjuangan Lima Tokoh Persis, 48) dan itu sudah ditulis sejak di Singapura (Syafiq Mughni, Hassan Bandung Pemikir Islam Radikal, 14).

Ada setidaknya empat contoh yang menunjukkan kejenakaan A. Hassan dalam berlogika.

Pertama, saat debat dengan  M. Akhsan pada tahun 1955 di gedung al-Irsyad Surabaya (Syafiq Mughni, 1994: 82) Saat itu A. Hassan menanyakan pertanyaan kepadanya, “Menurut Anda, kalau ada nyamuk yang menggigit apa yang akan dilakukan.” “Saya bunuh?”

Hassan membalas, “Bukankah itu suatu kezaliman?” tanya A. Hassan. “Saya bunuh nyamuk lantaran gigit saya.” “Menurut keadilan fikiran, jika nyamuk menggigit tuan, mestinya tuan balas gigit dia. Balas dengan membunuh itu tidak adil.” Seisi hadirin yang menghadiri perdebatan termasuk M. Akhsan pun tertawa mendengarnya (A. Hassan, Adakah Tuhan?, 22).

Kedua,  masih dalam momen yang sama, A. Hassan mempertanyakan tulisan M. Akhsan di surat kabar pada 9 Agustus 1955 berupa: ada orang yang keluar buntutnya dan terus memanjang dan ingin dipotong karena semakin panjang semakin menyakitkan. Berdasarkan tulisan tersebut, A. Hassan bertanya kepada M. Akhsan yang intinya apakah dengan demikian manusia berasal dari monyet? M. Akhsan menjawab, “Ya.” A. Hassan menimpali, “Jika demikian, berarti monyet bersal dari manusia, bukan manusia berasal dari monyet…” seluruh peserta yang hadir pun tertawa terbahak-bahak dan tepuk tangan, padahal pada waktu itu dilarang tertawa (Tamar Djaja, Riwayat Hidup A. Hassan, 80).

Ketiga, saat berdebat di Jakarta dengan Suradal Nahatmanto (Seorang pemuda dari Yogyakarta yang bangga dengan keatheisannya). Kesempatan pertama diberikan kepada Suradal. Pemuda ateis ini berbicara panjang lebar kemudian diujungnya ia mengucapkan, “Saya telah berjumpa Tuhan. Tetapi ketika berjumpa itu, saya ketahuilah sebenar-benarnya Demi maha tidak ada Tuhan.”

Saat diberi kesempatan, A. Hassan tidak berpidato panjang seperti dirinya, beliau hanya bertanya, “….Dengan siapa tuan berjumpa?” Ia menjawab, “Saya berjumpa dengan maha yang tidak ada.” A. Hassan pun dengan lekas merespon, “Kalau tidak salah tuan berbicara dalam bahasa Indonesia. Tapi kalau tuan berkata bahwa tuan telah berjumpa dengan yang maha tidak ada, sukar bagi saya untuk mengerti perkataan dan bahasa tuan. Mungkin saya belum cukup umur untuk belajar bahasa Indonesia sebagaimana yang tuan pergunakan.” Mendengar pernyataan A. Hassan, para hadirin tertawa, sedangkan Suradal kelihatan marah (Tamar Djaja, 1980: 84).

Keempat, saat ditanya mengenai hukum makan daging kodok. A. Hassan menjawab halal karena yang diharamkan hanya empat dalam al-Qur`an. Setelah mendengar jawaban beliau, si penanya langsung berkomentar, “Berarti Tuan pantas disebut ulama kodok.” A. Hassan tak kehabisan akal, dia langsung bertanya mengenai hukum memakan kerbau. Si penanya menjawab, “Boleh.” Kemudian A. Hassan menimpali, “Berarti Tuan pantas disebut ulama kerbau.” (Herry Mohammad  dkk, Tokoh-Tokoh Islam yang  Berpengaruh Abad XX, 18).

Demikianlah sekelumit kisah logika jenaka dari ulama yang dikenal pembaharu, serba bisa, sederhana, dan piawai berdebat ini. Semoga kiprahnya dalam dunia dakwah baik lisan maupun tulisan bisa diteladani oleh generasi selanjutnya.

Sebagai tambahan pamungkas, ulama karismatik yang terkenal jago debat ini bukanlah figur yang selalu keras dan garang. Beliau terlihat keras, hanya ketika sedang berdebat atau berpolemik dalam tulisan di media massa. Adapun dalam pergaulan, beliau dikenal lembut dan sopan.  Tamar Djaja menilai beliau bagaikan singa dalam tulisan, dan laksana domba dalam pergaulan (Tamar Djaja, Riwayat Hidup A. Hassan, 15). Wallahu a’lam.*/Mahmud Budi Setiawan

Sumber :Hidayatullah.com 

Bersikap Baik terhadap Pembantu

Bersikap Baik terhadap Pembantu

Beberapa hal penting yang ditekankan Islam terkait etika mempe kerjakan pembantu.

10Berita ,  JAKARTA --  Anas bin Malik RA adalah sahabat yang mendapat kehormatan untuk membantu mengurus kebutuhan rumah tangga Rasulullah SAW. Saat itu, ia masih belia. Selama kurang lebih sepuluh tahun mengabdi, ia tidak pernah mendapati Rasulullah mengumpat, menyalah-nyalahkan pekerjaannya yang telah ia lakukan.

Dalam kurun waktu itu pula, yang ia dapati justru penghormatan dan perlakuan baik dari Nabi beserta keluarga. Rasulullah juga ti dak pernah menjadikan profesi yang dilakoni Anas bin Malik sebagai status sosial, lalu mendiskriminasikan me reka yang berada di level sosial pa ling bawah.

Ada kalanya untuk membantu pekerjaan di rumah, seseorang mem pekerjakan seorang pembantu. Sang majikan memberikan pekerjaan tertentu dengan imbalan upah, sesuai dengan kesepakatan. Dari interaksi itulah, lantas muncul hak dan kewajiban. Pola hubungan antara tuan dan pembantunya itu di atur sede mikian rupa dalam Islam.

Hal itu, salah satu tujuannya ia lah untuk menghindari terjadinya pelanggaran hak dan tidak terlaksa nanya kewajiban. Bagaimana memperlakukan pembantu yang baik menurut Islam? Sikap yang diteladankan Rasulullah saat memperlakukan pembantunya pada dasarnya menjadi gambaran umum tentang pola ideal antaramajikan dan pembantu.

Beberapa hal penting yang ditekankan Islam terkait etika mempe kerjakan pembantu terangkum da lam beberapa poin utama berikut. Ya itu, pertama, berperilaku baik dan wajar kepada para pembantu. Me reka sama halnya manusia lainnya yang memiliki rasa dan hak un tuk diperlakukan laik dan pantas. Da lam hadis riwayat Bukhari yang mengi sahkan perihal sikap Rasulullah terhadap Anas bin Malik, adalah acuan mendasar yang harus dijadi kan pedoman bagi para majikan.

Kedua, bayarlah gaji pembantu sesuai dengan kesepakatan awal. Lebih baiknya, kesepakatan tersebut tercatat rapi dalam sebuah do kumen. Cara ini akan lebih me mu- dahkan untuk arsip bila suatu saat terjadi masalah. Pembayaran gaji yang tidak sama dengan perjanjian awal dianggap sebagai kezaliman yang besar.

Dalam sebuah riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Ada tiga kategori go long an yang Aku menentangnya (kelak) di hari kiamat: lelaki yang berinfak kemudian ditarik kembali, lelaki yang menjual orang merdeka lalu memakan uangnya, dan orang yang mempekerjakan pekerja dan telah mendapatkan hasilnya, tetapi tidak memberikan upah’.”

Termasuk dalam poin ini ialah, hendaknya membayar upah pembantu tepat waktu dan tidak menundanya selama ia mampu. Se orang majikan yang mampu lantas tidak menunaikan kewajibannya, maka tindakan itu dikategorikan sebagai perbuatan zalim. “Penundaan (membayar utang) orang yang kaya adalah zalim.” Riwayat lain dari Abdullah bin Umar menganjurkan agar menyegerakan pembayaran upah para pembantu. Disebutkan, permisalan jangka pembayarannya ialah sebelum keringat pekerja yang bersangkutan mengering.

Ketiga, tidak memberikan beban pekerjaan yang melampaui batas kemampuan mereka. Jangan sampai hal ini disepelekan. Membebani pembantu dengan tugas yang berat bisa menyakiti mereka. Perlakukan mereka seperti bagian dari keluarga sendiri. Rasulullah mewanti-wanti hal itu terjadi. Dalam hadis riwayat Bukhari dijelaskan bahwa barang siapa yang saudaranya berada di bawah perintahnya (bekerja untuknya), maka berikan makanan yang sama dengan yang ia makan, pakaian yang ia kenakan, dan hendaknya tidak memberikan tugas di luar batas kewajaran yang lantas dapat menyebabkan sakit.

Keempat, tidak berlaku kasar terhadap pembantu. Apalagi meng aniaya mereka dengan pukulan, tamparan, ataupun bentuk peng ania ya an lainnya. Termasuk, me nyakiti mereka dengan perkata anper ka taan hina yang merendahkan dan mencibir kehormatan mereka.

Diriwayatkan dari Abu Mas’ud al-Badari RA, ia berkisah suatu saat ia pernah mencambuk pembantu nya. Ia mendengar seseorang ber bicara dan menegurnya dari bela kang. Awalnya, ia tak mengerti apa yang dimaksud lelaki tersebut. Betapa kagetnya bahwa sosok tersebut ialah Rasulullah yang lantas ber sabda, “Ketahuilah Abu Mas’ud, Allah mencatat segala tindakanmu atas pembantu ini.” Sejak peristiwa itu, Abu Mas’ud tidak pernah sekali pun memukul pembantunya.

Sumber :Republika.co.id