OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 04 Februari 2018

PKS Menuju Istana

PKS Menuju Istana


PKS Menuju Istana

10Berita, Mahkamah Konstitusi (MK) menguatkan keputusan DPR RI bahwa ambang batas pencalonan presiden/wakil presiden adalah 20% kursi DPR RI 2014 atau sama dengan 112 kursi DPR RI 2014

Perolehan kursi DPR RI 2014; PDIP (109), Golkar (91), Gerindra (73), Demokrat (61), PAN (49), PKB (47), PKS (40), PPP (39), Nasdem (35) dan Hanura (16).

Tidak ada satupun partai yang bisa mengusung capres/cawapres sendirian, semua butuh berkoalisi. format koalisi masih sangat cair, tetapi sudah bisa dibentuk karena komposisi kekuatan masing-masing terlihat karena tidak lagi menunggu Pileg 2019.

Maka format koalisi sangat tergantung dari posisi tawar tiap-tiap partai dalam mengusung nama/figur capres/cawapresnya. Golkar, Nasdem, Hanura, PPP sudah jelas mendeklarasikan Jokowi untuk capres 2019, PDIP mungkin juga menyusul sedangkan PKB jelas-jelas kampanye hanya untuk posisi cawapres 2019, entah cawapres siapa...?

Sedangkan Gerindra belum muncul figur lain untuk dicapreskan selain Prabowo. Sedangkan PKS punya 9 nama bacapres, belum jelas siapa satu nama yang akan diusung.

Konstelasi pencapresan faktanya sepi, hanya Jokowi dan Prabowo yang sudah definitif muncul, tidak ada capres alternatif lain yang berani muncul. Dinamika pilpres jadi buntu, belum ada keberanian, padahal publik menunggu capres alternatif.

Anis Matta sepertinya punya keberanian muncul, penetapan Anis Matta menjadi salah satu kandidat capres di PKS adalah modal besar. Di lapangan, spanduk Anis Matta capres 2019 betebaran, belum lagi di sosial media. Memang ada bacapres selain Anis Matta di PKS, tetapi mungkin masih wait and see, padahal waktu pendaftaran capres/cawapres tidak lama lagi (8-14 Agustus 2018).

Anis Matta melaju, memecah kebuntuan politik, kader PKS kaget tetapi juga bangga, begitu juga publik. Jokowi dan Prabowo akan mendapat lawan tangguh. Kehadiran Anis Matta mulai mengembalikan posisi tawar PKS. Fahri Hamzah tokoh yang menjadi magnet publik saat ini ikut mendorong dan menjadi endorser Anis Matta, bahkan ajang Rakernas Alumni KAMMI disediakan spot khusus bagi Anis Matta menyampaikan orasi kebangsaan yang dihadiri mebludak banyak orang sampai harus lesehan.

Partai politik juga mulai melirik capres alternatif dari PKS ini, maklum terbentuknya Koalisi Merah Putih tidak lepas dari peran dan kontribusi Anis Matta yang memimpin PKS saat itu.

Tampaknya Anis Matta mulai menjajaki mitra koalisi pilpres dan Anis Matta punya kemampuan untuk itu.

PKS bersiap menuju istana, bukan sekedar peserta sidang kabinet tetapi nomor 1 istana.

Situasi ini harusnya disyukuri oleh strukur dan kader PKS, karena ini bisa berdampak pada elektabilitas dan jodoh koalisi.

PKS harus bilang ke publik dan partai-partai: "Tiket Capres PKS mau di pake sama PKS...ngga dijual!!!"

-by irfanenjo-

[video - Anis Matta di acara Alumni KAMMI]

Sumber :Portal Islam 

BEM UI Dianggap Omdo Akun KataKita, Ini Kata Alumnus UI yang 10 Tahun Mengabdi di Papua

 

BEM UI Dianggap Omdo Akun KataKita, Ini Kata Alumnus UI yang 10 Tahun Mengabdi di Papua


10Berita, Seorang dokter yang mengabdi di Papua menjawab tudingan dan pernyataan akun KataKita dan Papua_satu yang menilai anak Universitas Indonesia hanya omdo saja.


Berikut pernyataan alumnus UI:

 Duhai Tana Papua

Duhai udara pagi di Tana Papua,
Tolong sampaikan kepada KataKita, jika ingin lebih mengenal kiprah alumni UI di Tana Papua ganti dulu nama fanpage nya menjadi "KitorangPuBicara".

Duhai langit biru di Tana Papua,
Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu, kalau alumni UI tidak takut mengabdi di Tana Papua, terutama kami para dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 

Sejak era Wajib Kerja Sarjana, kemudian Pegawai Tidak Tetap (PTT), Nusantara Sehat, program dokter internship, hingga sekarang Wajib Kerja Dokter Spesialis dan juga yang bergerak sebagai PNS, TNI/POLRI, ataupun bekerja di LSM/swasta yang ada di Tana Papua, sudah tak terhitung berapa banyak alumni UI yang menginjakkan di tana ini mulai dari pesisir pantai, pulau terpencil, kampung pedalaman ber rawa-rawa, hingga pegunungan tinggi yang udara nya dingin menusuk hingga ke tulang.

Duhai sungai yang mengalirkan emas di Tana Papua.

Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu, jangan hanya cuma katanya. Silahkan kumpulkan data dari berbagai kementerian dan Pemda Provinsi/Kabupaten di Tana Papua, sudah berapa banyak alumni UI yang tak takut menantang maut demi mengabdi disini.

Bahkan salah satu alumni FKUI, dr. Wendiansyah Sitompul Sp.OG, harus dilepas jenazahnya oleh FKUI setelah meninggal dunia karena tenggelam di perairan Muara Kali Aswet, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, tanggal 13 Januari 2009.

Saat KLB gizi buruk di Asmat, tahukah KataKita jika IDAI mengirimkan dokter Spesialis Anak yang beberapa diantaranya lulusan FKUI. 

Lantas membuat kami alumni UI jumawa? Tak perlulah ini demi rakyat Papua yang masih menjadi bagian dari NKRI tercinta.

Duhai hutan perawan di Tana Papua,

Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu, silahkan hitung sudah berapa banyak tenaga pengajar yang diterbangkan dari FKUI untuk membaktikan ilmu nya dalam membimbing putra putri terbaik di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Papua agar bisa mendapatkan pendidikan kedokteran yang setara dengan mahasiswa kedokteran di Universitas Indonesia.
Duhai pohon-pohon sagu yang membentang di Tana Papua.

Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu, menjadi mahasiswa terlebih mahasiswa UI sudah menjadi kewajiban bagi kami saat menjadi mahasiswa untuk selalu kritis terhadap berbagai kebijakan yang salah dalam mengelola negeri ini. 

Sejarah senantiasa mencatat kami the "Yellow Jacket" dengan bangga selalu menjadi yang terdepan dalam mengkritisi pemerintah karena itulah salah satu pengabdian kami terhadap masyarakat. Kami bangga menjalankan peran kami sebagai mahasiswa ber Jaket Kuning dan akan selalu begitu.

Duhai rumah-rumah panggung di Tana Papua yang beratapkan daun sagu,
Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu.

Menjadi mahasiswa yang tetap waras dan kritis di era pemerintahan sekarang itu berat, tapi biar cukuplah kami saja the yellow jacket yang melakukannya.

Sebagai pemberi inspirasi mahasiswa lain untuk tetap menjaga kewarasan dan kekritisannya.

Dari alumni UI yang sudah 10 tahun mengabdi di Tana Papua.

Salkamal Tan  

Sumber : bersamadakwah.net

Anies, Jokowi dan Diskursus Politik Jelang 2019

Anies, Jokowi dan Diskursus Politik Jelang 2019

Syahganda Nainggolan
Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle 

10Berita, ALFITO, presenter televisi Amerika yang berbasis di Jakarta, CNN Indonesia, mewawancarai Anies Baswedan secara hati hati, cerdas dan tajam terkait isu Anies akan mengembalikan becak sebagai moda transportasi penting di Jakarta.

Tiga pertanyaan penting Alfito yang mewakili kritik yang muncul atas isu becak ini: 1) Becak akan mengembalikan masa lalu. Beberapa pengamat mengatakan Anies melakukan "retro policy", yang sudah mati dihidupkan lagi. 2) Becak sebagai simbol penindasan. Sebuah pekerjaan biadab yang identik dengan keringat, otot kuat, miskin, kumuh, dlsb. 3) Becak akan merusak wajah ibu kota yang modern.

Becak mau ditaruh di mana, tanya Alfito? Bukankah sudah ada kenderaan online, seperti ojek dll?

Soal becak ini merupakan isu paling menarik dari dua isu minggu ini, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Isu lainnya adalah Jokowi yang jadi imam shalat di Afganistan.

Foto Jokowi yang jadi imam shalat dengan  sorban "raksasa" di kepalanya, serta memakmumi orang-orang Afganistan, beredar di berbagai media dan medsos. Ada pro kontra yang muncul karena banyak yang menanyakan apakah Jokowi fasih melafazkan ayat-ayat sebagai syarat sah imam?

Demikianlah kedua pemimpin bangsa ini membentuk diskursus politik seminggu ini. Lalu apa yang dapat menjadi hikmah bagi kita, rakyat Indonesia?

Diskursus Politik

Jokowi dan Anies Baswedan, sebagaimana dimaksud Michel Foucault, sosiolog ternama Prancis, sedang menciptakan sistem berpikir dan ilmu pengetahuan serta wacana pada kita melalui kekuasan (power) mereka dengan statemen atau bahasa tindakan yang mereka lakukan.

Pada minggu ini, via isu becak, Anies membangun narasi agar seorang pemimpin mengenali nasib rakyatnya yang paling miskin dan membelanya, yaitu tukang becak.

Pada saat bersamaan, Jokowi memberitahu rakyat nya bahwa kesholehan pemimpin, yang ditunjukkan dipercaya sebagai imam shalat, menjadi kunci kepemimpinan.

Anies mengetengahkan wacana struktural sementara Jokowi mengetengahkan politik identitas.

Dalam menjawab pertanyaan Alfito, Anies cukup tegas dan jelas mengatakan bahwa dia adalah juga pemimpin orang orang miskin di Jakarta, bukan hanya orang kaya. Anies menekankan konsep keadilan sosial adalah tuntutan konstitusi dan bahkan maksud proklamasi kita yang terabaikan. Becak sebagai pekerjaan kasar bukan akan dihidupkan kembali, namun mereka sudah eksis di Jakarta, dengan 1.000 tukang becak.

Anies meyakinkan kita bahwa becak tidak akan memperburuk kota, karena terkosentrasi di pemukiman yang membutuhkan, tidak mengeluarkan emisi bagi Jakarta yang saat ini ranking lima terpolusi di dunia, dan tentu saja kurang berisiko kecelakaan.

Bahkan, Anies akan menjembatani perubahan nasib tukang becak melalui berbagai welfare policy yang ada. Sehingga keluarga tukang becak tidak masuk dalam perangkap alienasi dan reproduksi kemiskinan, sebagaimana yang dikhawatirkan Karl Marx.

Jokowi, sementara itu, tidak menjelaskan makna dari fotonya sebagai imam shalat dengan sorban besar itu. Dia membiarkan  foto viral itu dimaknai sendiri oleh rakyat yang pro kontra. Istana hanya menjelaskan foto di mana Jokowi sebagai imam benar adanya.

Narasi dan 2019

Isu keadilan sosial yang dibawakan Anies versus isu identitas yang dibawakan Jokowi pada minggu ini menjadi penting bagi struktur narasi politik 2019. Mengapa?

Pertama, politik kita sudah sedemikian lama dihantui oleh pemimpin pemimpin yang hanya memaknai hirarki kekuasaan sebagai sebuah karir personal dan bahkan mayoritas mereka menjadikan kekuasaan untuk mobilisasi vertikal: menjadi orang kaya. Karena dalam persepsi politisi, hanya kekuasaanlah yang bisa merubah hidup miskin menjadi kaya, dan bahkan lebih kaya lagi. Dalam situasi ini politik menjadi kehilangan arah dan makna.

Kedua, isu identitas yang dilancarkan Jokowi (terkait kepergiannya ke Afganistan dan imam shalat) dapat dimaknai sebagai strategi memperkecil kesenjangan identitas kultural (cultural gap) antara dirinya dengan kompetitor 2019. Politik 2014 dan pilkada lalu, sarat dengan konflik identitas dan akhirnya melemahkan kohesi nasional.

Sebenarnya isu dan strategi Jokowi ini sudah sering dilakukan, seperti juga zikir di Istana tahun lalu. Terakhir, Professor Hendropriyono, think tank Jokowi, memprediksi cawapres Jokowi 2019 adalah sosok nasionalis-Islamis.

Kesenjangan identitas yang kecil tentunya  akan memunculkan peluang demokrasi rasional, dengan gagasan/narasi besar dan atau success story membangun bangsa, dapat menjadi acuan berpolitik nantinya.

Namun, kecurigaan tetap perlu disampaikan bahwa politik identitas yang dimainkan Jokowi saat ini dapat dimaknai lain. Misalnya, pertama, Jokowi sudah gagal dalam politik rasional, sehingga dia memainkan politik identitas. Sembilan cita-cita Jokowi (Nawacita) mungkin dianggap gagal. Land reform hanya berhasil 2% dari 9 juta Ha yang dijanjikan. Kemiskinan dan ketimpangan sosial tetap tinggi. Setidaknya kedua hal ini sejalan dalam rilis riset Megawati Institut Desember tahun lalu.

(Megawati Institut, merilis hasil risetnya tentang Oligarki Ekonomi dan Kesenjangan Sosial, akhir tahun lalu. Dikatakan bahwa cengkeraman segelintir orang atas ekonomi Indonesia terus membesar tanpa kontrol, Gini di seputaran 0,4 tidak pernah menurun dan kehidupan rakyat semakin sulit. Situasi ini hanya bisa diatasi dengan empat hal, yang paling utama adalah reformasi kapital atau redistribusi asset).

Lebih kasar lagi, John Mc Beth, wartawan senior level Asia, yang sejak awal mendukung Jokowi, sudah mengejek Jokowi penuh kebohongan atau membesarbesarkan klaim keberhasilan. Tulisan McBeth tentang Jokowi dirilis beberapa hari lalu sebagai "Smoke and The Mirror".

Kedua, Jokowi dendam atas kekalahannya di pilkada DKI tahun lalu. Jokowi dan pendukungnya menganggap isu identitas budaya menjadi penyebab utama. Dan mereka merencanakan 'retaliation", perang pembalasan.

Apabila alasan politik identitas di atas bersifat demikian, maka tema besar pertarungan 2019 akan tetap tidak bergeser dari 2014. Indonesia akan memiliki isu vertikal dan sekaligus horizontal yang sama kuatnya.

Waktu masih beberapa bulan lagi menuju pencalonan Capres/Cawapres 2019. Jokowi, Prabowo, Anies, Jenderal Gatot Nurmantyo, AHY, Jenderal Budi Gunawan, Muhaimin, sudah masuk dalam pusaran calon pemimpin. Harapan kita sebagai rakyat adalah merujuk pada cita cita proklamasi, yakni demokrasi untuk kesejahteraan rakyat. Selama ini rakyat teradu domba dalam pesta demokrasi dan dipinggirkan setelah pesta itu.

Hal ini semua terjadi karena bangsa ini tidak punya haluan negara. Kehilangan narasi besar. Semoga masih ada waktu untuk munculnya gagasan gagasan besar. Sebuah politik dengan narasi besar. 

sumber: rmol.co

Pedoman Bercanda dalam Islam

Pedoman Bercanda dalam Islam

Bercanda dalam Islam tidak diperbolehkan mengandung unsur mencela.

10Berita , JAKARTA -- Syekh Muhammad Al Farabi dalam kajian "Ber canda Masa Gitu" di Masjid Agung Al Azhar, Ke bayoran Baru, Jakarta Selatan, belum lama ini, menjelaskan bagaimana Islam memberikan pedoman dalam bercanda.

Ia menyinggung fenomena bercanda akhir-akhir yang berlebihan yang tidak dianjurkan dalam Islam. Karena itu, ia mengingatkan supaya menghindari hal yang berlebihan. "Dulu zaman Nabi ada bercanda. Dalam Islam ada istilah ifrath (segala pekerjaan yang berlebihan) dan Tafrith (kurang, lesu dalam ibadah lesu itu tidak baik). Islam datang istilah wasath (tengah-tengah)," kata Al Farabi.

Islam tidak selalu menyajikan hal yang serius, tapi juga tidak selalu bercanda. Itu sebabnya dunia Islam juga terdapat kesenian dan mengakomodasi istilah-istilah kesenian. Al Farabi menegaskan, Islam tidak hanya fokus kepada akidah dan fikih, tapi juga ada hal tertentu yang membuat rileks.

Hal tersebut yang dimaksud Al Farabi bahwa Islam mengajarkan tentang istilah wasath (tengah-tengah), yaitu tidak terlalu keras, tapi juga tidak lesu. Dalam istilah Arab, tutur Al Farabi, bercanda dikenal dengan sebutan Muzah. Kendati demikian, bercanda dalam Islam tidak diperbolehkan mengandung unsur mencela.

"Mencela dalam Islam meregangkan sendi-seni kehidupan. Bercanda tidak ada unsur penghinaan. Itulah bercanda yang sesuai dengan Islam," ujar dia.

Fenomena komika yang tersandung masalah akhir-akhir ini, kata Al Farabi, harus menjadi pelajaran bagi mereka untuk kedepannya agar lebih baik. Bercanda dalam Islam bisa menjadi rujukan dalam menyampaikan materi lawakannya.

Menurut Al Farabi, Islam menawarkan dua syarat bagi mereka yang berprofesi komika atau siapa pun yang sering bercanda.

Dua syarat tersebut, yaitu mereka harus menyampaikan materi yang tidak mengandung unsur kebohongan. Ke mudian mereka juga wajib menghindari materi yang merendahkan, memarginalkan atau menghina Islam.

"Jadi, harus ada dua syarat yang dikawal itu agar tak kebablasan," ujar Al Farabi.

Rasulullah SAW dalam hadis Ibnu Umar mengatakan bahwa dirinya menyukai humor. Namun, apa yang disampaikan tidak mengandung unsur kebohongan. Rasulullah juga bersabda bahwa mereka yang membuta materi candaannya dengan unsur kebohongan adalah orang-orang celaka. Allah juga sudah mengultimatum agar mereka membuat lawakan yang mencerdaskan. Dalam kesempatan itu, Al Farabi menyebutkan beberapa kisah tentang candaan Rasulullah.

Salah satu contohnya, yakni seorang nenek yang mendatangi Rasulullah. Nenek tersebut meminta kepada Rasulullah agar mendoakan dirinya masuk surga. Rasulullah menjawab permintaan nenek tersebut. "Oma, sesungguhnya surga tidak akan dimasuki oleh neneknenek,". Nenek tersabut lalu menangis dan pergi setelah mendengar jawaban dari Rasulullah.

Rasulullah kemudian mengejar nenek tersebut dan menjelaskan jawabannya. Rasulullah menjelaskan bahwa semua penghuni surga akan berusia muda. Menurut Al Farabi, jawaban Ra sulullah tersebut merupakan candaan, tapi tidak ada unsur kebohongannya. Al Farabi meminta kepada umat Islam agar meningkatkan kemampuan bahasa Arab. Pasalnya, mereka yang memahami bahasa Arab akan banyak menemukan humor-humor dalam Islam serta merasakan sensasinya.

Dia juga mengingatkan agar memperhatikan rambu-rambu saat menik mati humor. Ia mengatakan Rasulullah selalu tersenyum (tabassum) ketika me nikmati materi-materi humor. Terse nyum sendiri mengandung makna menyejukkan.

Al Farabi mengingatkan agar kaum Muslimin untuk tidak terlalu banyak tertawa (dhahik). Sebab Al Farabi menilai terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati. Umat Islam juga dianjurkan agar menghindari qahqahah (terbahak-bahak) karena hal tersebut datang dari setan.

Sumber :Republika.co.id 

Astaghfirullah, baru terungkap, ternyata ada games brutal berjudul “Pukul Guru Anda”

Astaghfirullah, baru terungkap, ternyata ada games brutal berjudul “Pukul Guru Anda”



10Berita, Tak cuma sebagai sarana hiburan, tak sedikit dari developer game yang menciptakan game sebagai sarana edukasi. Namun, developer game yang satu ini justru memberikan pengaruh buruk terhadap pemainnya.

Game yang dimaksud adalah ‘Pukul Guru Anda’. Dari judulnya sendiri sudah bisa menebak apa dan bagaimana gameplay-nya. Ya, di sini pemain berperan sebagai seorang murid yang tengah menghadap guru karena kedapatan nilai jelek saat ujian.

Pemain game ini memanfaatkan barang yang ada di sekitar ruangan guru untuk memukul sang guru. Seperti misalnya bangku, ketika pemain mengklik bangku, maka nanti si murid secara otomatis akan menghajar guru sampai babak belur.

Begitupula dengan benda-benda lain, seperti gunting, payung, pemukul kasti, dan sebagainya.

Dilansir detikINET, Jumat (2/1/2018), game ini sangat mengandung unsur kekerasan. Tak heran, sebelum permainan dimulai, developer sudah memberikan peringatan akan unsur kekerasan tersebut.

Namun, apalah artinya peringatan. Game yang masuk ke dalam kategori flash ini bisa diakses dengan mudah, baik dari peramban di perangkat laptop maupun perangkat smartphone (desktop mode).

Tak hanya itu, pemain game ini tak perlu merogoh kocek sedikitpun, karena pada dasarnya game ini gratis dimainkan di salah satu situs. Kemunculan game ini pun mengundang reaksi keras dari netizen. Dan yang sanga memperihatinkan, kabarnya game ini sudah beredar sejak lama.

Adalah Poki, penerbi game online yang salah satunya merilis game bermuatan kekerasan, salah satunya game ‘Pukul Guru Anda’ yang sedang viral hari ini.

Game bermuatan kekerasan yang sedang viral ini diterbitkan oleh Poki, penerbit game asal Belanda. Terungkapnya game ini ke permukaan lantaran beberapa hari yang lalu, seorang guru SMA N 1 Torjun, Sampang bernama Ahmad Budi Cahyono, tewas dihabisi oleh muridnya sendiri.

Dalam keterangan di situsnya, Poki menuliskan beralamat di Amsterdam, Belanda. Poki bisa diakses menggunakan Bahasa Indonesia dan 27 bahasa lainnya. []

Sumber:arrahmah

Sulitnya Israel Temukan Terowongan Pejuang Gaza

Sulitnya Israel Temukan Terowongan Pejuang Gaza


Terowongan pejuang gaza

10Berita, PALESTINA—Militer Israel dilaporkan telah menemukan dan menguasai sebuah terowongan bawah tanah di perbatasan di sebelah timur Jalur Gaza, media Israel melaporkan pada Kamis malam (1/2/2018).

Menurut laporan Mfzak Life, terowongan tersebut dituding sebagai milik Brigade Qassam, sayap militer Hamas. Tentara Israel mengklaim telah menemukan terowongan tersebut selama beberapa bulan terakhir dengan menggunakan teknologi terbaru.

Namun The Gaza Post melaporkan bahwa juru bicara tentara pendudukan Israel tidak mengonfirmasi berita yang dilaporkan situs Mfzak Israel.

Terowongan di Gaza, semula menjadi imajinasi para pejabat Israel sejak tahun 2006, ketika militan Hamas menculik seorang tentara Israel. Tapi, kini terowongan itu bukan lagi imajinasi, tapi menjadi ancaman yang menakutkan bagi para pejabat Israel.

Banyak ahli di Israel semula meragukan perjuangan para militan di Gaza dengan mengandalkan terowongan. Tapi, mereka kini mulai pikir-pikir untuk meremehkan militan Gaza melalui terowongan itu.

Melalui salah satu terowongan itulah, banyak militan Gaza menyusup ke Israel dan berhasil melumpuhkan sejumlah tentara Israel. Sejumlah terowongan itu pula yang membuat warga dan pejabat Israel ketakutan, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dalam sebuah perang darat, seorang perwira militer Israel, Letnan Kolonel Oshik Azulai, kaget sekaligus takut. Dia melihat terowongan gelap gulita di perbatasan Jalur Gaza Palestina. Dalamnya, sekitar 46 meter. []

SUMBER: PIC

Pesan Ustaz Somad: Allah Tak Tanya Kita NU, Muhammadiyah atau Lainnya

Pesan Ustaz Somad: Allah Tak Tanya Kita NU, Muhammadiyah atau Lainnya

10Berita, Sabtu (3/2) pagi sekitar pukul 07.00 WIB, sepanjang Jalan Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Jakarta Timur telah dipadati ibu-ibu, bapak-bapak, remaja dan anak kecil. Sebagian besar mereka mengenakan busana muslim berwarna putih.

Mereka berbondong-bondong menuju Masjid Nurul Iman di Jalan Kesehatan, Pondok Bambu. Di lokasi sudah banyak jemaah yang telah duduk rapi menunggu-nunggu kedatangan Ustaz Abdul Somad. Bahkan, banyak jemaah yang membeludak memadati jalan sepanjang masjid.

Ceramah dari Ustadz Somad dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Dalam safari kali ini, Ustaz Somad menyampaikan pentingnya perbedaan.

"Ada teman saya imam Masjid Sunda Kelapa, beliau yang ngimamin enggak pakai qunud, saya subuh pakai qunud. Apa saya harus pulang ngulang salat subuh?

Tidak, seperti itu menyikapinya. Masalah ikhtilaf tidak masalah," kata Ustaz Somad dalam kajiannya di Masjid Nurul Iman, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (3/2).

"Berbeda pendapat kita harus berlapang dada," imbuh Ustaz Somad.


Sementara, Ustaz Somad menyampaikan perbedaan yang bersifat kemaksiatan harus disikapi dengan tegas. Tidak ada toleransi bila perbedaan sudah mengarah ke kemaksiatan.

"Ya setelah itu ketemu teman satu lagi, saya minum teh, teman saya minum vodka, apa hal itu saya harus berlapang dada, tidak. Harus melawan kemungkaran. Harus dilawan dengan tangan (perbuatan), kalau tidak bisa harus dilawan dengan lisan (dinasihati), kalau tidak harus dilawan dengan hati, hati menolak. Tidak bisa berlapang dada dengan kemungkaran," jelas Ustaz Somad.


Ustaz Somad menyampaikan, jangan lagi ada perkelahian sesama muslim, karena sesama muslim bersaudara. Meski berbeda Ormas, muslim tetap harus bersatu.

"Allah enggak lagi tanya kalau mati sampean NU, Perti, Persis, Al Irsyad, Muhammadiyah, apa Banser apa GPI, yang ditanya adalah tuhanmu siapa, nabimu siapa, imammu siapa, tapi jangan sampai soal-soal itu dihapal. Karena jawab itu hanya bisa dijawab dengan orang yang istiqomah. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang istiqomah, amin," tandasnya.

Sumber : kumparan.com, b-islam24h.com

Status Guru Budi di Facebook Tahun 2015 Mendadak Viral, Dan Kini Beliau Mengalaminya

Status Guru Budi di Facebook Tahun 2015 Mendadak Viral, Dan Kini Beliau Mengalaminya


10Berita, Status di akun jejaring Facebook milik guru yang tewas dianiaya muridnya menjadi sorotan.

Dua tahun silam, guru SMAN 1 Torju, Sampang, Madura, bernama Achmad Budi Cahyanto sempat membuat tulisan.

Status Facebook Budi itu kembali viral dan menjadi sorotan para netizen hingga dibagikan oleh mereka.

Tertera tulisan itu dibuat oleh Budi pada 9 Juni 2015.

Berikut status yang ditulis di akun Facebook milik Achmad Budi Cahyanto dua tahun silam:

Bahkan kalian tega dan tidak enggan menyaksikan menyiksa gurumu wahai murid
Air mata mana yang akan kalian suguhkan di pangkuannya?
Penyesalan macam apa yang akan kalian haturkan di hadapannya?
Lantas kemana arahmu melangkah tanpanya?
Lantas siapa penuntunmu jika bukan dirinya?
Dosamu padanya tidak ada ampunannya tanpa ampunannya.
Pikir kan jika hatimu masih ada!
Per hati kan jika pikiranmu belum binasa!

Status Facebook tersebut dibagikan oleh akun jejaring sosial Twitter @daniellsinaga.

Dalam kicauannya, akun @daniellsinaga mengunggah status Achmad Budi Cahyanto tersebut dalam bentuk tangkapan layar.

Di bawah gambar tersebut tertera tulisan, “Alm. pernah menulis status ini di FB-nya tahun 2015… Dan sekarang beliau sendiri mengalaminya.”

Akun @daniellsinaga berkicau, “Ini dibuat tahun 2015. Tiga tahun kemudian beliau mengalami kejadian apa yang ditulisnya mungkin refleksi dari sebuah kejadian serupa juga.”

Di akun Facebook milik Achmad Budi Cahyanto tersebut, tertera dibagikan sebanyak 118 kali.

Sumber : http://dakwahmedia.co

Khatib Al-Aqsha Desak Negara-Negara Islam Tutupi Anggaran UNRWA

Khatib Al-Aqsha Desak Negara-Negara Islam Tutupi Anggaran UNRWA


Khatib Masjid al-Aqsha Syeikh Ikrimah Shabri. Foto: PIC

10Berita, PALESTINA—Khatib Masjidil Aqsha, Syeikh Ikrimah Shabri menegaskan bahwa para pengungsi Palestina berhak untuk kembali ke negeri mereka. Syeikh Sabri juga menolak semua usulan yang berupaya menghapus persoalan mereka.

Dalam khutbah Jumat-nya, (2/2/2018), Syeikh Sabri mengatakan bahwa pengungsi yang terusir dari rumah dan negara mereka, akan melekat kepada anak dan cucu mereka. Sebab hak-hak mereka melekat dan berlanjut pada generasi selanjutnya, PIC melaporkan.

Persoalan pengungsi akan tetap hadir sampai mereka kembali ke rumah dan negeri mereka, di mana ayah dan kakek mereka berasal, yang tak boleh diserahkan kepada penjajah.

Saat ini jumlah pengungsi Palestina berkisar 7 juta orang yang tersebar di Palestina dan luar Palestina. Khatib menyebutkan persoalan lembaga PBB urusan pengungsi Palestina (UNRWA) merupakan kewajiban bagi PBB untuk membantu pengungsi, sampai mereka kembali ke negaranya.

Keputusan Amerika menghentikan bantuan sudah diprediksi, karena konspirasi mereka terkait al-Quds juga pasti bertujuan menghapus persoalan pengungsi.

Karena itu, Khatib Masjidil Aqsha menyerukan kepada negara-negara Arab dan dunia Islam untuk menutupi anggaran UNRWA. Sehingga anggaran UNRWA tidak perlu bergantung kepada negara lain, sampai pengungsi Palestina kembali ke negeri mereka.

Tentang Masjidil Aqsha, Syeikh Shabri menegaskan, saat ini bahaya terus mengincar al-Aqsha, serbuan dan Yahudisasi oleh para Yahudi garis keras terus berlanjut.

Proyek pembangunan di sekitar al-Aqsha bertujuan menjadikannya kawasan Kota Yahudi dan mengubah karakter bersejarahnya, termasuk upaya penyitaan lahan wakaf Islam dan pemakaman Islam, dan dibangunnya jembatan kereta.

“Tindakan Israel di al-Quds dan al-Aqsha merupakan pelanggaran, kami tak mengakuinya, karena al-Quds adalah kota jajahan, semua upaya untuk mengubahnya merupakan tindakan ilegal, dan al-Aqsha milik kaum Muslimin,” tegas Syeikh Sabri. []

SUMBER: PIC

Ini Saran Ustaz Abdul Somad dalam Memilih Pemimpin

Ini Saran Ustaz Abdul Somad dalam Memilih Pemimpin

Pilihlah pemimpin yang peduli agama.

10Berita , BOGOR -- Jamaah Masjid Agung At Tohiriyah, Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, membeludak dipadati ribuan jamaah yang ingin mendengarkan ceramah Ustaz Abdul Somad, Sabtu (3/2).

Masjid yang berkapasitas 2.000 orang itu tidak mampu menampung seluruh jamaah yang hadir, bahkan tenda- tenda yang disiapkan di luar masjidpun penuh sesak.

Ceramah Ustadz Abdul Somad berlangsung selama kurang lebih satu jam 20 menit, diisi juga dengan sesi tanya jawab, dan ditutup dengan doa.

Salah satu penanya menanyakan soal hukumnya memilih pemimpin. Menjawab hal itu, Ustadz Somad mengajak jamaah untuk memilih pemimpin yang peduli dengan agama.

"Pilihlah pemimpin yang peduli agama. Selama tanda tanganmu masih berlaku, pakailah untuk menolong agama Allah," kata Ustadz Somad.

Baca juga, Ini Pesan Ustaz Abdul Somad Saat Berada di Aceh.

Ceramah Ustaz Abdul Somad sangat disukai banyak umat. Dalam berceramaah sesuai dengan dalil dan hadist yang dikuasainya. Ceramahnya tidak hanya lantang tetapi juga menghibur.

Dengan logat melayu Riau yang masih kental menjadi ciri khasnya dalam menyampaikan dakwah Islam dari Sabang sampi Merauke

Sumber :Republika.co.id