OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 09 Februari 2018

Saksi Ahli Sejarah dalam Sidang PTUN: “Khilafah Bagian Tak Terpisahkan dari Sejarah Indonesia”

Saksi Ahli Sejarah dalam Sidang PTUN: “Khilafah Bagian Tak Terpisahkan dari Sejarah Indonesia”

10Berita, Saksi ahli sejarah dalam sidang gugatan HTI atas kesewenang-wenangan pemerintah mencabut SK Badan Hukum  Perkumpulan (BHP) ormas Islam yang mendakwahkan wajibnya menegakkan khilafah tersebut menegaskan khilafah bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia.

“Khilafah bukan barang baru dalam nomenklatur historis Islam Indonesia bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia dan keindonesiaan,” tegas saksi ahli sejarah Moeflich Hasbullah, Kamis (8/2/2018) di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Jakarta Timur.

Menurut Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut menolak adanya dan peran signifikan kekhilafahan Islam di Indonesia adalah pandangan ahistoris.

“Banyak kesultanan Islam di Indonesia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Khilafah Utsmaniyah. Bahkan bukti-bukti tersebut menggambarkan kesultanan Islam di Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan dari Khilafah Islamiyah,” ujar alumnus S1 dan S2 di bidang sejarah di IAIN Bandung dan  ANU Camberra.

Kandidat doktor sejarah UIN Syarif Hidyatullah Jakarta tersebut menyebutkan saat kekuatan Khilafah Utsmaniyah mulai melemah, kolonialisme Inggris melalui agennya, Mustafa Kamal, berhasil meruntuhkannya tahun 1924. Akibatnya, institusi pemersatu kaum Muslim sedunia itu pun lenyap dan wilayah negeri-negeri Muslim pun terpecah belah di bawah kekuasaan penjajah seiring masuknya ide negara nasional (nation state).

“Sementara di Indonesia, pasca kolonialisme Barat, beberapa tokoh yang ingin membangun Indonesia berdasarkan sistem politik Islam, juga mengalami kegagalan. Hal ini menjadikan perpecahan negeri-negeri Muslim terus berlanjut dan menjadikan kaum Muslim tetap dalam kondisi lemah,” ujar lelaki yang telah menjadi dosen sejarah lebih dari 22 tahun tersebut.

Merujuk pada kenyataan sejarah, lanjutnya, tampak jelas bahwa upaya menyatukan kaum Muslim di berbagai negeri Muslim, termasuk Indonesia, bukanlah tidak mungkin sebagai kontinuitas sejarah yang bisa dibangun.[] Ghifari-Abu Fatih/Joy

Sumber : mediaumat.news

  

Tak Terima Disebut Aktor Saracen, Tommy Soeharto Gugat ‘BaBe’ Rp 100 M

Tak Terima Disebut Aktor Saracen, Tommy Soeharto Gugat ‘BaBe’ Rp 100 M


10Berita, Putra Presiden ke-2 RI Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau akrab dikenal Tommy Soeharto, menggugat aplikasi agregator berita BaBe (Baca Berita) atas tuduhan penyebaran berita hoaks. Gugatan perdata dengan permintaan ganti rugi materiil Rp 100 miliar itu didaftarkan ke Pengadilan Negeri (PN)Jakarta Selatan.

Pengacara Tommy, Erwin Kallo, menjelaskan laporan itu adalah respons atas salah satu pemberitaan di BaBe, yang mencatut nama kliennya tapi isinya tidak kredibel. Dalam berita itu, Tommy Soeharto disebut dalang dari kelompok Saracen.

“Medianya yang digugat. Adanya berita hoaks yang memuat klien kami Bapak Hutomo Mandala Putra. Judul beritanya Gemetaran Tommy Suharto Terbukti Aktor Dari Saracenews, Jokowi Minta Polri Tangkap Dalangnya,” ujar Erwin usai mendaftarkan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Kamis (8/2).

Menurut Erwin, pemberitaan tersebut sangat mengganggu kliennya. Ia berharap gugatan tersebut dapat memberi efek jera kepada pihak BaBe. “Ini (berita) sangat mengganggu dan merugikan bagi klien kami. Materilnya Rp 100 miliar, supaya ada efek jeranya,” papar Erwin.

“Kami ingin membuktikan hoaks itu harus dilawan, tidak hanya mengutuk, saja tapi harus membuktikan. Ini salah satu bukti klien kami melakukan gugatan hukum untuk pembelajaran dan efek jera bagi para pembuat berita hoaks ini,” imbuhnya.

Erwin menjelaskan, berita tersebut diunggah BaBe pada Agustus 2017. Sebulan setelahnya, Erwin menyebut pihaknya telah melakukan somasi sebanyak dua kali ke pihak BaBe.

“Sudah somasi September dan Oktober, (BaBe) membalas, tetapi tidak sesuai keinginan kami. Dia minta maaf, ada suratnya minta maaf, itu (berita) salah, sudah diturunkan. Diangggapnya (kalau) sudah diturunkan, (permasalahan) sudah selesai,” ujarnya.

Dia menilai BaBe tidak bersikap kooperatif, sebab hanya menghapus berita tersebut dan enggan menuliskan berita klarifikasinya. Untuk menjaga nama baik kliennya yang sudah tercemar, Erwin pun membawa kasus ini ke pengadilan.

“Padahal kan kalau (media) online itu dua atau tiga hari (terunggah) saja sudah tersebar. Yang kami inginkan adalah ada konfirmasi bahwa berita ini adalah hoaks, berita ini tidak benar,” lanjut Erwin.

“Bersihkan nama klien kami, bahwa beliau tidak ada sangkut pautnya dengan Saracen, karena (dalam) beritanya jelas (ditulis) bahwa Hutomo Mandala Putra dalang Saracen,” lanjut dia.

Pihak BaBe dinilai melanggar Pasal 27 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transkasi Elektronik (ITE). Menurut Erwin, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan membawa kasus ini ke ranah pidana.

“Pasal ini kan bisa ke pidana, bisa ke perdata. Sebenarnya tuntutan kami dari awal pas kami somasi kami suruh minta maaf dimuat di media. Setelah perdata ini melawan hukum, dia ini potensi pidananya besar sekali,” papar Erwin.

Erwin menambahkan, pihaknya sengaja tak melaporkan kasus ini ke Dewan Pers sebab menurutnya berita yang mengandung unsur pencemaran nama baik bukan masuk wewenang Dewan Pers. Ia mengatakan wewenang Dewan Pers adalah hal-hal yang berkaita dengan kode etik.

“Kalau Dewan Pers itu kan pelanggaran kode etik, ini kan pelanggaran hukum. Pencemaran nama baik, ujaran kebencian, berita hoaks, sudah masuk semua kan. Justru ini kita ke perdata dulu. Lapor ke Dewan Pers sih bisa saja kalau itu masalah kode etiknya, tapi ini pelanggaran hukum ya hak klien kami juga milih (lapor ke) mana kan,” tutup Erwin.

Sumber : Dakwah Media

Din: Jika Tak Dinafasi Etika Agama, Politik akan Liar

Din: Jika Tak Dinafasi Etika Agama, Politik akan Liar

Din juga menegaskan agar berhati-hati menggunakan istilah 'politisasi agama'. Istilah tersebut tidak bisa dikaitkan secara menyeluruh.

muhammad abdus syakur/hidayatullah.com

Din Syamsuddin usai Sidan Pleno 1 Muktamar Muhammadiyah 2015 di Universitas Muhammadiyah Makassar.

10Berita – Tokoh Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin menyatakan, ia setuju jangan mengaitkan agama dengan politik secara tidak benar, karena hal tersebut merupakan politisasi agama.

“Tapi, tidak semua pengaitan agama dengan politik bersifat politisasi, boleh jadi kontekstualisasi atau bersifat subtansialisasi yaitu menyumbang substansi etika agama untuk politik,” tuturnya kepada wartawan termasuk hidayatullah.com usai pembukaan Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (08/02/2018).

Baca: Begini Politisasi Agama Menurut Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah


Lebih lanjut, Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini menegaskan, politik tidak bisa jauh dari agama.

“Kalau tidak dinafasi dengan etika agama, politik akan liar,” tandasnya.

Hal tersebut dikarenakan Pancasila memberi tempat yang terhormat bagi agama. Maka, jelasnya, tidak masalah agama dikaitkan dengan politik yaitu harus pada tingkat substansi, etika, dan moralitas.

Baca: KH Afifuddin Muhajir: Berpolitik dengan Bimbingan Agama itu Bagus


Din juga menegaskan agar berhati-hati menggunakan istilah ‘politisasi agama’. Istilah tersebut tidak bisa dikaitkan secara menyeluruh.

“Politisasi agama itu kalau penggunaan agama pada politik yang salah, tapi tidak semua pengaitan agama dengan politik bersifat politisasi,” tegasnya.* Zulkarnain

Rep: Admin Hidcom

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com

Syukur Nikmat

Syukur Nikmat

Betapa banyak nikmat Allah yang diberikan kepada kita.

10Berita , JAKARTA --  Ribuan abad silam di era Bani Israil, hidup tiga orang yang fisiknya tak sempurna. Masyarakat imenjauhi mereka karena penyakit yang diderita. Seorang menderita penyakit sopak hingga kulitnya belang-belang.

Seorang lainnya menderita penyakit kulit kepala hingga botak, Sementara, seorang lagi mengidap kebutaan hingga tak mampu melihat apapun. Belum lagi kemiskinan yang menjerat ketiganya hingga kondisi mereka sangat menyedihkan.

Allah bermaksud memberikan ujian kepada mereka bertiga. Diutuslah seorang malaikat untuk melihat kadar keimanan mereka kepada Allah Ta’ala. Pertama kali, malaikat mendatangi si belang seraya bertanya, “Apa gerangan yang kau inginkan dan sukai?” Tentu saja si belang ingin penyakitnya sembuh. "Saya ingin warna kulit yang bagus, yang indah. Ingin agar penyakitku sembuh, penyakit yang orang-orang jijik melihatnya," ujar si belang.

Sang malaikat kemudian mengusap tubuh si belang. Penyakitnya pun sembuh seketika, kulitnya mulus nan indah. Si Belang girang bukan kepalang. Malaikat pun bertanya kembali, “Harta apa yang ingin kau miliki?” Si belang menjawab, “Unta.” Maka, diberikanlah ia seekor unta yang tengah bunting. “Semoga Allah memberkahinya untukmu,” ujar malaikat sebelum pergi.

Sang malaikat pun kemudian bertandang menemui si botak. Pertanyaan serupa ia ajukan. Si botak pun mengajukan keinginan untuk memiliki rambut yang indah dan penyakitnya  sembuh.

Maka, diusaplah kepala si botak oleh sang malaikat. Seketika penyakitnya sembuh dan rambut tumbuh indah di kepalanya. Tentu saja si botak girang bukan kepalang. Pertanyaan malaikat selanjutnya pun sama seperti kepada si belang, “Harta apa yang ingin kau miliki?.” Si botak menjawab, “Sapi.” Maka, diberikanlah seekor sapi bunting untuknya. Lagi, malaikat berkata hal sama, “Semoga Allah memberkahinya untukmu.”

Giliran si buta yang didatangi malaikat. Pertanyaan malaikat sama persis seperti yang ia ajukan kepada si belang dan si botak. Tak jauh beda dengan dua orang sebelumnya, ia pun ingin penglihatannya pulih.

Penglihatannya pun kembali normal setelah malaikat mengusap tangannya pada mata si buta. Si buta pun amat senang dan bersyukur. Pertanyaan malaikat berikutnya, “Harta apa yang ingin kau miliki?.” Si buta menjawab, “Kambing.” Diberilah ia seekor kambing yang bunting.

Setelah peristiwa besar itu, ketiganya memulai usaha ternak mereka. Atas rahmat Allah, hewan peliharaan mereka terus beranak-pinak hingga jumlahnya masing-masing memenuhi satu lembah.

Namun, ujian Allah belumlah berakhir. Allah ingin melihat siapakah hamba-Nya yang benar-benar bersyukur. Malaikat yang dahulu diutus kepada mereka bertiga pun turun kembali ke Bumi. Namun, kali ini sang malaikat mengubah wujudnya sebagaimana rupa ketiganya di masa lalu.

Didatangilah si belang di lembahnya yang dipenuhi unta-unta nan gemuk. Sang malaikat mengubah wujudnya menjadi seorang yang terkena sopak hingga kulitnya belang-belang menjijikkan, rupa yang sama pernah diderita si belang sebelum Allah menyembuhkannya. Sang malaikat berpura-pura menjadi musafir yang kehabisan biaya kemudian meminta bantuan si belang barang seekor unta untuk meneruskan perjalanannya.

Namun, si belang lupa atas rahmat Allah kepadanya. Ia enggan memberikan bantuan meski secuil. Sang malaikat pun kemudian mengingatkannya. Namun, si belang masih dalam kesombongannya. “Tidak, aku mendapat harta ini karena warisan nenek moyangku,” katanya. Melihat kesombongan si belang, malaikat pun berseru, "jika kau berdusta. Semoga Allah mengembalikanmu pada konsisi yang dulu," kata malaikat.

Kemudian, datanglah sang malaikat ke lembah penuh sapi milik si botak. Kali ini, ia pun mengubah wujudnya menjadi seorang pria botak yang menyedihkan dan membutuhkan pertolongan. Kondisinya sama persis seperti si botak sebelum dianugerahi rahmat Allah berupa kesembuhan dan kekayaan.

Tak berbeda jauh dengan si belang, si botak pun menolak memberikan bantuan. Ia bersikap angkuh dan melupakan segala rahmat Allah terhadapnya. Malaikat pun mengingatkan kondisi si botak beberapa waktu silam. Tak berubah pikiran, si botak tetap dalam kesombongannya dan enggan memberikan bantuan. “Jika kau berdusta, semoga Allah mengembalikanmu pada konsisi yang dulu,” seru malaikat.

Tibalah giliran si buta. Malaikat mendatanginya dengan wujud pengembara buta nan miskin. Kondisinya menyedihkan, sama persis seperti kondisi si buta beberapa waktu lalu sebelum Allah memberikan rahmat kepadanya. Pertanyaan serupa malaikat lontarkan pula kepada si buta.

Ia lalu berkata kepada sang malaikat yang berubah wujud itu, “Dahulu aku pun buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka, ambillah apa yang kau butuhkan dan tinggalkan apa yang tidak kau inginkan. Demi Allah, aku tidak akan membebanimu untuk mengembalikan sesuatu yang kau ambil karena Allah Mahaagung dan Mulia,” ujar si buta rendah hati.

Malaikat pun takjub dengan sikap si buta. Ia pun membongkar penyamarannya dan mengungkap misinya. “Peliharalah kekayaanmu ini karena sebenarnya kau tengah diuji. Kau telah diridai Tuhan, sementara kedua temanmu (si belang dan si botak) telah dimurkai Allah,” ujar malaikat.

Dari kisah tersebut, begitu banyak hikmah yang dapat dipetik. Salah satunya, yakni syukur nikmat. Betapa banyak nikmat Allah yang diberikan kepada kita, namun sering kali kita melupakannya.

Sumber : Republika.co.id

Ironis, Pasang Poster Kritis “Kampus Rasa Pabrik“, Dua Mahasiswa Unhas Kena Skorsing Setahun

Ironis, Pasang Poster Kritis “Kampus Rasa Pabrik“, Dua Mahasiswa Unhas Kena Skorsing Setahun


10Berita, Rezki Ameliyah, atau yang akrab disapa Melia terpaksa harus menelan pil pahit. Dirinya dan teman satu almamater Mohammad Nur Fiqri harus diskorsing selama dua semester karena menempelkan poster kritikan bertajuk "Kampus Rasa Pabrik" di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Melia menceritakan, kejadian tersebut bermula saat dirinya dan mahasiswa lainnya melakukan kegiatan diskusi panjang yang mereka sebut dengan Posfordis atau Ekonomi Pasca Industri. Lalu mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) tersebut merasakan keresahan yang ditimbulkan dari hasil diskusi tersebut.

Sebagai bentuk protes, mereka menuangkan aspirasi dalam secarik poster dan menempelkannya di sejumlah titik kampus tersebut. Saat menempelkan poster disalah satu titik, ia dan rekannya langsung diciduk oleh satpam setempat dan langsung diamankan ke ruangan Wakil Rektor III, tanpa basa-basi, hari itu juga, ia dan rekannya langsung mendapat skorsing dua semester dari pihak kampus, karena dianggap melakukan kegiatan vandalisme.

Melia mengatakan, tindakan yang menurutnya semena-mena tersebut merupakan salah satu bentuk kriminalisasi yang dilakukan pihak kampus. Ia beranggapan, kampus sekarang hanya melahirkan produk kapitalisme modern tanpa bisa lagi menelurkan pemikir-pemikir hebat untuk perbaikan bangsa.

"Kami rasa menempelkan poster tersebut merupakan suatu tindakan protes terhadap apa yang terjadi di kampus sekarang ini. Di mana kampus sekarang ini hadir sebagai produk kapitalisme yang hanya mencetak kelompok tertentu dan hanya sebagai industri belaka," kata Melia saat ditemui di Kampusnya, Rabu (7/2/2018).

Dirinya juga menilai bahwa, sikap pimpinan di perguruan tinggi tersebut juga menunjukkan adanya semacam paranoia yang berlebihan terhadap masyarakat kampus, dan kemudian terus dilestarikan hingga menimbulkan sikap anti-kritik. Menurut Melia, kampusnya sendiri tidak memiliki etika terhadap sistem demokrasi yang saat ini diatur dalam konstitusi.

Keduanya dihukum skorsing selama dua semester dan tidak boleh mengikuti perkuliahan karena disangka menyebarkankan poster dan melakukan aksi vandalisme di kampusnya.

"Kami menempelkan poster itu di tiga titik dan sudah jelas di papan pengumuman. Kami merasa juga tidak pernah menyalahi aturan yang ada," kata Melia.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas dan Protokol Unhas, Ishaq Rahman mengatakan, keduanya diskorsing lantaran dinilai melanggar aturan kampus yang ada. Selain itu, aturan yang dinilai dilanggar mahasiswa tersebut tertuang di dalam tata tertib kehidupan kampus, Keputusan Rektor Nomor 1595/UN4/05.10/2013.

"Jadi, mereka diskorsing karena dinilai melanggar tata tertib kampus. Sebenarnya semua telah melalui mekanisme yang ada dan sudah ada proses yang dilakukan sebelum skorsing dilakukan," kata Ishaq.

Pihaknya juga menambahkan, telah mengskorsing dua mahasiswa itu sesuai dengan sistem dan tatanan yang telah berlaku. Terkait dengan pemasangan poster dan semacamnya, lanjut Ishaq, pihak kampus seutuhnya tidak pernah melakukan larangan dan batasan.

"Tidak ada larangan, asalkan pada tempatnya. Jika bukan pada tempat yang disediakan, maka harus koordinasikan dulu kepada bagian rumah tangga di kampus," jelasnya.

Sumber : okezone.com

Pemprov DKI Gratiskan Rusun untuk Difabel dan Lansia, Warganet: Haters Makin Jantungan

Pemprov DKI Gratiskan Rusun untuk Difabel dan Lansia, Warganet: Haters Makin Jantungan


10Berita,   Pemprov DKI Jakarta berencana menggratiskan sewa rumah susun (rusun) bagi para lansia dan difabel. Penggratisan itu kini digodok Dinas Perumahan dengan menyusun draf perubahan Pergub Nomor 111 Tahun 2014 tentang Mekanisme Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa.

"Orang yang lansia itu dibebaskan dari biaya sewa retribusi. Lalu yang punya keterbatasan, cacat, dan sebagainya," kata Kepala Dinas Perumahan Pemprov DKI Agustino Darmawan di Balai Kota, Kamis 8 Februari 2018.

Agustino mengatakan, draf revisi pergub tersebut kini sedang disusunnya. Selain pembebasan biaya sewa bagi lansia dan difabel, dalam draf tersebut juga diusulkan penggratisan biaya sewa selama tujuh bulan bagi penghuni yang baru pindah dari tempat asal. Pertimbangannya, kata dia, terkait pekerjaan mereka.

"Selama tujuh bulan dia dibebaskan, karena kan belum punya kerja dia, usulan kita begitu," ujar dia.

Ia menambahkan, revisi pergub tersebut rencananya juga memasukkan aturan penggratisan selama tiga bulan bagi penghuni lama terhitung sejak sebelum rusun direvitalisasi. Alasannya, kata Agustino, mereka butuh sewa tempat tinggal selama rusun dilakukan perbaikan.

"Misalnya rumah susun mau direvitalisasi, penghuni yang lamanya itu kan mesti pindah, bangunannya mau diambrukin, tiga bulan sebelum bangunannya dirubuhin, dia dibebaskan untuk bayar sewa, supaya dia bisa menggunakan biayanya itu untuk mencari tempat dia tinggal sementara," ujar dia.

Sumber: REPUBLIKA
------

Menanggapi kabar gembira tersebut, warganet pun ramai berkicau.

Gaberner kok kayak gini sih. Ini bikin cebongs makin jantungan.
Bravo Gaberner pro Wong Cilik. Bukan seperti partai yang jualan jargon Wong Cilik. https://t.co/Jd8kSpwiVJ

— Pak Bayan (@_mugirahayu) February 8, 2018

mendadak kejang kejang 😷😷

— Kang Mas (@endrapoer) February 8, 2018

— gabener=dipenjara 2thn (@Elang_Sutajaya1) February 8, 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

Sejarah Panjang Dakwah Islam di Liberia

Sejarah Panjang Dakwah Islam di Liberia

Sejarah panjang Islam ini mulai goyah ketika era kolonial muncul.

10Berita ,  JAKARTA -- Untuk sampai pada kondisi yang cukup baik saat ini, Islam di Liberia telah melewati perjalanan sejarah yang panjang. Islam pertama kali hadir di Liberia dalam kurun waktu yang hampir bersamaan dengan kedatangan Islam di negara-negara Afrika Barat lain seperti Guinea, Guinea-Bissau, Sierra Leone, dan Pantai Gading.

Di abad ke-10, banyak Muslimin bergerak menuju Sahara dari Maroko. Perjalanan mereka murni ditujukan untuk mendakwahkan Islam kepada masyarakat pagan.

Salah seorang dari mereka yang terkenal adalah Syekh Andullah Ibnu Yassin. Kala itu, ia berhasil mengenalkan Islam kepada Raja Senegal. Kerajaan-kerajaan sekitarnya yang dipimpin Mandingo, Fullani, dan Soninki pun kemudian mengikuti jalan hidayah Raja Senegal, yakni memeluk agama Islam.

Suku-suku Mandingo tersebar luas di Afrika Barat. Pergerakan mereka bahkan hingga ke kawasan selatan. Wilayah yang menjadi kekuasaan mereka mencakup Guinea, Guinea-Bissau, Sierra Leone, Liberia dan Mali.

Di masa lalu, para pedagang Mandingo dikenal sebagai penganut Islam yang taat. Mereka bahkan mendirikan pusat-pusat Islam di dataran tinggi Fouta Djallon, kawasan utara Liberia, hingga menyebarkan Islam ke Ghana.

Selain Mandingo, suku Fullani pun membuat koloni Muslim di dataran tinggi Sjallon, dekat Liberia. Di sana mereka mengajarkan Alquran dan menyebarkan ajaran Islam. Berkat mereka, kerajaan-kerajaan Islam pun sempat berdiri di selatan Guinea dan bagian utara Liberia.

Sejarah panjang Islam ini mulai goyah ketika era kolonial muncul. Pada tahun 1822, Amerika Serikat (AS) memulangkan budak kulit hitam ke Liberia. Para budak inilah yang mendeklarasikan pendirian negara Liberia pada 1847.

Disokong oleh kekuatan Amerika, para bekas budak ini memperluas kekuasaan mereka dengan mengalahkan suku-suku di Liberia, baik suku pagan maupun suku Mandingo Muslim. Hingga kemudian, mereka berhasil mendirikan Negara Liberia dengan gaya demokrasi AS.

Agama Kristen pun ambil bagian dalam proses kemerdekaan tersebut. Bahkan, hingga tahun 1980, seluruh presiden Liberia merupakan seorang uskup. Tak mengherankan jika agama Kristen lebih mendominasi Liberia ketimbang Islam.

Sejak itu, kondisi Muslim Liberia terus terdesak. Barulah di era pemerintahan Presiden William Tubman (1941-1971) dibuat kebijakan baru untuk Muslim. Untuk pertama kalinya, Muslimin mendapat hak suara dalam pemilihan umum serta punya hak untuk menduduki jabatan di pemerintahan. Pada 1960, berdirilah Kongres Muslim Liberia. Kondisi Muslim di negeri ini pun berangsur baik.

Sumber : Republika.co.id

Ketika Tergoda Hawa Nafsu

Ketika Tergoda Hawa Nafsu

Manusia selalu digoda hawa nafsu untuk berbuat keburukan.

10Berita ,  JAKARTA -- “Aduhai celaka aku!” teriak Qabil tak percaya dengan apa yang telah dilakukannya. Tapi, tubuh saudaranya, Habil, telah membiru tinggal seonggok daging. Penyesalannya tak terkira. Ia hanya mampu memandangi wajah pucat Habil yang tewas digenggaman tangannya.

Kisah Habil dan Qabil sangat populer dikalangan Muslimin. Mengingat, kisah keduanya merupakan tragedi dosa pembunuhan pertama yang dilakukan manusia. Inilah pelajaran pertama dari Allah bahwa manusia selalu digoda hawa nafsu untuk berbuat keburukan.

Bukanlah jaminan putra seorang nabi yang mulia karena setan selalu hadir di setiap pembuluh darah manusia untuk bermaksiat kepada Allah. Apa sebenarnya yang melatarbelakangi perseteruan kedua putra Adam tersebut? Cukup panjang kisah keduanya. Kisah keduannya dapat dibaca dalam Surah al-Maidah ayat 27-31.

Kisah bermula ketika Nabi Adam dan Hawa (Eve) dikaruniai empat orang anak. Pertama kali, Hawa melahirkan anak kembar, yakni Qabil (Cain) dan seorang anak perempuan. Lalu, tak lama kemudian sang ibunda umat manusia melahirkan kembali dua anak kembar, yakni Habil (Abil) dan seorang anak perempuan. Keluarga Adam pun hidup bahagia. Anak-anak tumbuh dengan sehat hingga dewasa.

Qabil dan Habil pun dewasa dengan perawakan sehat. Qabil bekerja mengolah tanah atau bertani. Sementara, Habil memilih menjadi peternak. Kehidupan berjalan normal hingga turun perintah Allah kepada Adam untuk menikahkan putra-putrinya. Allah memerintahkan agar Adam menikahkan setiap putranya pada selain kembaran mereka. Artinya, Qabil menikah dengan kembaran Habil dan Habil menikah dengan kembaran Qabil.

Maka, disampaikanlah berita tersebut oleh Adam kepada kedua putranya. Tapi, kecantikan fisik telah menjadi daya tarik manusia sejak masa silam. Hal ini pun meyebabkan Qabil merasa iri dengan adiknya, Habil. Penolakan serta-merta datang dari Qabil. Putra sulung Adam mengajukan protes. Ia tak setuju pilihan pasangannya.

Menurutnya, kembaran Habil tak secantik kembarannya. Dia pun berontak pada perintah Allah tersebut dengan menolak menuruti nasihat sang ayah. Adam pun merasa dilema atas sikap putra sulungnya.

Sang Nabi ingin keluarganya selalu harmonis dan diliputi kedamaian.  Dia pun meminta pertolongan Allah. Doanya pun terkabul, Allah dengan kebijaksanaan-Nya meminta pengorbanan dari setiap putra Adam. Siapa yang pengorbanannya diterima akan mendapat keadilan di sisi-Nya.

Habil pun kemudian mengorbankan seekor unta yang terbaik dari ternaknya. Tapi, Qabil justru mengorbankan hasil panen biji-bijian yang paling buruk. Allah pun tak menerima korban Qabil karena ia melakukannya tanpa diliputi keikhlasan. Selain itu, Allah juga murka karena Qabil tak mematuhi ayahnya. Bukan bertaubat, Qabil justru makin marah bukan kepalang. Karena itu, berarti ia tak dapat menikahi saudara kembarnya yang jelita.

Dengan hati diliputi kemarahan, Qabil pun mendatangi Habil untuk membunuhnya. Ia mendekati tubuh saudaranya untuk segera dihabisi. Di ujung maut, Habil masih berusaha mengingatkan saudaranya bahwa membunuh adalah dosa besar. Ia terus mencoba agar saudaranya tak terjatuh pada dosa hingga mendapat kemurkaan Allah.

Qabil tetap saja bergeming. Ia benar-benar siap membunuh saudaranya. Sementara, Habil enggan melukai saudaranya sehingga ia tak melawan. “Sungguh, jika kau menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya, aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sesungguhnya, kamu akan kembali dengan membawa dosa membunuhku dan dosamu sendiri. Maka, kamu akan menjadi penghuni neraka dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim,” ujar Habil kembali menasihati saudaranya agar tak terjatuh pada dosa besar.

Namun, Qabil justru mengambil sebuah batu besar kemudian memukulkannya pada tubuh saudaranya. Habil pun meninggal seketika. Inilah kematian pertama yang terjadi di muka bumi. Ini pula kejahatan pertama yang dilakukan manusia. Selang beberapa waktu pascapembunuhan, Adam mulai menyadari putra tercintanya Habil tak muncul.

Ia pun mulai mencari keberadaannya, tapi hasilnya nihil. Adam kemudian menemui Qabil dan bertanya keberadaan Habil. Tapi, Qabil menjawab angkuh, “Aku bukanlah pelindung saudaraku,” jawabnya ketus.

Mendengarnya, tahulah Adam bahwa Habil telah tiada. Ia pun diliputi kesedihan yang teramat sangat. Sementara itu, Qabil kembali ke lokasi pembunuhan. Saat itu, kemarahannya telah reda. Ia merasa bersalah atas apa yang dilakukannya pada Habil.

Ia mondar-mandir memikirkan apa yang harus ia lakukan pada tubuh saudaranya yang tak lagi bernyawa. Mayat Habil pun digendongnya sembari mencari tempat untuk menyembunyikannya. Tapi, ia tak menjumpai tempat itu hingga aroma tak sedap keluar dari mayat Habil. Qabil putus asa, ia diliputi kebingungan untuk menangani mayat saudaranya.

Atas rahmat Allah, dikirimlah dua ekor burung gagak untuk memberikan pelajaran bagi Qabil untuk menguburkan saudaranya. Demikian kisah Habil dan Qabil, dua putra Nabi Adam. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari kisah tersebut. Tak menuruti hawa nafsu dan menaati perintah Allah merupakan hikmah yang patut dilakukan setiap Muslim.

Sumber : Republika.co.id

Yuk, Belajar Menghafal Alquran

Yuk, Belajar Menghafal Alquran

Alquran mudah dibaca dan dihafal, itu adalah garansi dari Allah SWT.

10Berita , JAKARTA --  Alquran mudah dibaca dan dihafal, itu adalah garansi dari Allah SWT. Sehingga, tak ada alasan seseorang untuk mangkir dan berpaling dari belajar membaca Alquran.

Terlebih, berdalih susah lalu tidak menghafalnya. “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS al-Qamar [54]: 17).

Mari kita kalkulasikan bersama. Jika Anda menghafal satu hari satu ayat secara konsisten maka Anda akan bisa rampung menghafalnya selama 17 tahun, tujuh bulan, dan sembilan hari. Ini bila dengan asumsi jumlah ayat mengikuti pendapat mayoritas ulama Makkah, yaitu lebih dari 6.220 ayat.

Perinciannya sebagai berikut, 17x 360 hari = 6120 hari. Jumlah itu ditambah tujuh bulan sembilan hari. Totalnya 6.339 hari. Jika dua hari dua ayat maka hafalan tersebut akan kelar selam delapan tahun, sembilan bulan, dan 18 hari. Jika proses itu dijalani, tak akan terasa.

Ketahuilah, para penghafal Alquran mengemban misi dan tugas yang mulia. Mereka akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat kelak. Secara tegas, Allah memuliakan para hafiz itu melalui lisan Rasul-Nya, Muhammad SAW.

Penghafal Kitab Suci itu, seperti dinukilkan oleh Imam Tirmidzi dalam riwayatnya, akan berhias dengan mahkota kemuliaan. Ini karena Sang Khaliq memberikan keridhaan pada yang bersangkutan. Kebaikannya pun akan bertambah, tiap kali melantunkan satu ayat.

Para penghafal Alquran, seperti ditegaskan pula di hadis riwayat Ahmad, adalah 'keluarga' Allah di muka bumi. Keutamaan inilah yang mendorong Rasul memuliakan para sahabat penghafal Alquran. Ketika Perang Uhud meletus, tak sedikit sahabat yang gugur dalam pertarungan itu. Rasul selalu mendahulukan para penghafal Alquran untuk dimakamkan lebih dulu. “Manakah di antara mereka yang hafal Alquran?” demikian  jawaban Rasul atas pertanyaan sahabat.

Sumber : Republika.co.id

Simbol Perubahan Itu Bernama Sudirman Said

Simbol Perubahan Itu Bernama Sudirman Said


10Berita, Kemunculan nama Sudirman Said di Pilgub Jawa Tengah awalnya diragukan. Segelintir orang menilai Pak Dirman hanyalah menteri pecatan layaknya Anies Baswedan. Namun siapa sangka kian kemari publik semakin tersadarkan. Sudirman ternyata memiliki konsep kepemimpinan yang brilian.

Sudirman memilih pulang kampung karena tak rela tanah kelahirannya stagnan secara pembangunan. Dia juga tak terima Jawa Tengah masih dipenuhi potret duka tentang kemiskinan dan belum terwujudnya kesejahteraan. Dia hadir membawa konsep perubahan.

Sudirman orang yang sangat mengerti potret asli Jawa Tengah. Dia lahir dan tumbuh dari keluarga kelas bawah. Dia pergi untuk menuntut ilmu dengan beasiswa pemerintah. Dia bekerja dan meniti karir dengan susah payah. Dan kini dia kembali untuk mengangkat marwah warga Jawa Tengah.

Sudirman hadir dengan kepala penuh isi dan mental yang sudah teruji. Konsep good and clean goverment khatam dia miliki. Bersih dari beban kisah korupsi. Terbukti jujur dan memiliki rekam jejak anti kolusi serta anti manipulasi. Sudirman memiliki standar etika kelas tinggi.

Sudirman ingin mempercepat pemerataan dan mengurangi kesenjangan. Dia ingin warga Jawa Tengah kerap dilibatkan dalam mewujudkan pembangunan. Dan dia ingin menjaga kelestarian lingkungan, apalagi yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian.

Kian kemari Sudirman semakin dicintai dan diminati. Mata dan hati warga Jawa Tengah perlahan terbuka melihat sosok manusia satu ini. Sudirman Said cah Brebes asli yang kini telah kembali. Putra daerah yang pernah bikin heboh karena berani membongkar persekongkolan elit negeri.

Warga Jawa Tengah kini bersiap menyambut perubahan. Dalam hitungan bulan mereka sepertinya akan mengalami transisi kepemimpinan. Keyakinan ini muncul karena makin banyaknya dukungan, dan kian keras pula angin perubahan disuarakan.

Jawa Tengah ke depan kemungkinan tidak lagi dipimpin dan diurus oleh Si Mas, melainkan kembali ke pangkuan Bapak dan Ibu. Lebih tepatnya Pak Dirman dan Ibu Ida.

Penulis: TB Ardi Januar

Sumber : PORTAL ISLAM