OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 24 Maret 2018

PDIP Panik Munculnya 'Koalisi Habib Rizieq' di Pilpres 2019

PDIP Panik Munculnya 'Koalisi Habib Rizieq' di Pilpres 2019


10Berita, "PDIP Yakin Gerindra cs Tersinggung oleh Arahan Habib Rizieq" -- demikian diberitakan detikcom.

Hal ini dilontarkan Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Jumat (23/3/2018).

Link: https://news.detik.com/berita/3933355/pdip-yakin-gerindra-cs-tersinggung-oleh-arahan-habib-rizieq

Justru pernyataan PDIP ini dinilai publik sebagai bentuk kepanikan dan ketakutan munculnya seruan Habib Rizieq agar tercipta Koalisi 4 Parpol Gerindra-PKS-PAN-PBB di Pilpres 2019.

"Takut yah..kan kmren kalah pas DKI...insyaAllah @Gerindra gk akan berkecil hati...kan kl di Islam hrs sling mengingatkan..apalagi ini dlm hal kbaikan..#PresidenBaru2019," ujar @Ibrahim090386.

"Gile bro ketakutan nya jelas banget si moncong kerbau ini.. Sampe ga malu keliatan ngadu kebo nya.. Eh salah domba deng," timpal @ilh__san__.

Seperti ramai diberitakan, seruan pembentukan koalisi Gerindra-PKS-PAN-PBB ini disampaikan Habib Rizieq kepada Wasekjen Gerindra Andre Rosiade yang menemui Habib Rizieq di Makkah belum lama ini.

Seruan Habib Rizieq inipun disambut parpol-parpol.

PKS sambut baik usul Habib Rizieq soal koalisi bersama Gerindra, PAN dan PBB
https://www.merdeka.com/politik/pks-sambut-baik-usul-habib-rizieq-soal-koalisi-bersama-gerindra-pan-dan-pbb.html

PBB Siap Patuhi Habib Rizieq Koalisi dengan Gerindra-PAN-PKS
https://news.detik.com/berita/d-3930209/pbb-siap-patuhi-habib-rizieq-koalisi-dengan-gerindra-pan-pks

JADI... kalau PDIP bilang "PDIP Yakin Gerindra cs Tersinggung oleh Arahan Habib Rizieq" JUSTRU ini menampakkan kepanikan mereka. Panik bakal keok lagi seperti di DKI.

takut yah..kan kmren kalah pas DKI...insyaAllah @Gerindra gk akan berkecil hati...kan kl di Islam hrs sling mengingatkan..apalagi ini dlm hal kbaikan..#PresidenBaru2019

— Ibrahim Abbas (@Ibrahim090386) 23 Maret 2018


Gile bro ketakutan nya jelas banget si moncong kerbau ini.. Sampe ga malu keliatan ngadu kebo nya.. Eh salah domba deng

— N4k4 (@ilh__san__) 23 Maret 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

Anies Baswedan Nyapres, Jika....

Anies Baswedan Nyapres, Jika....


Oleh: Tony Rosyid
(Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

10Berita, Nama Anies Baswedan semakin populer. Baik karena cara dan pilihan kerja maupun kemampuannya menyampaikan kata-kata. Seiring waktu, rakyat makin suka. Situasinya terasa ketika Anies diperlakukan tidak semestinya. Rakyat bilang “terdzalimi”. Dunia medsos ramai memberi dukungan.

Wajar dan masuk akal jika Istana makin khawatir dan ketakutan. Sebab, Anies berpotensi menjadi ancaman serius bagi Jokowi di tahun 2019. Sejumlah survei telah menominasikan Anies sebagai pesaing terberat Jokowi. Ada yang menulis, Anies adalah kuda hitam.

Status Anies sebagai Gubernur DKI itu "branded". Media darling. Semua media menyorot. Ini faktor suplai popularitas yang tak bisa dihalangi. Siapapun gubernur DKI, ia pasti populer.

Popularitas adalah pintu bagi seseorang untuk mengenalkan diri pada publik. Lalu, disukai atau tidak, bergantung performance.

Anies memiliki performance yang cukup menarik. Pertama, smart. Baik dalam konsep maupun kerja. Ok Oce, DP 0% dan kampung Aquarium adalah contoh dimana Anies, dibantu Sandi, mampu menyajikan sesuatu yang berbeda dalam menata kota Jakarta. “Out of The Box”. Apalagi ketika Anies, dan juga Sandi, menegaskan posisinya membela rakyat kecil. Penghentian reklamasi, memberi lahan buat pedagang kaki lima Tanah Abang, dan membela abang becak, adalah bagian dari keberpihakan yang nyata dan terasa. Soal kerja, 23 janji politiknya terukur dan hampir tuntas dalam waktu kurang dari enam bulan. Hal yang layak jadi referensi untuk mengukur tingkat keberhasilan kepala daerah, bahkan presiden dan anggota DPR. Kedua, pola komunikasi sosial Anies menarik. Cara bicaranya tertata, jelas dan tegas, tapi santun. Tidak ada kesan arogansi dan defensif. Ketiga, tingkat emosional (kesabaran) Anies cukup matang.

Berbagai tragedi politik, mulai dari pencopotan Anies sebagai menteri, proses pencalonannya di Pilgub DKI, acara pelantikan dan pidato perdananya, kasus reklamasi sampai tragedi GBK, Anies menghadapi perlakuan yang tidak semestinya. Kesabaran Anies menghadapi tekanan itu justru menjaring empati dan mendapatkan respon positif publik. Soal ini, Anies memang layak diapresiasi.

Belum lagi soal kalkulasi elektabilitas. Di pilgub DKI 2012 Jokowi-Ahok dapat suara 53,82%. Pilgub 2017 Anies-Sandi memperoleh suara 57,96%. Anies-Sandi lebih unggul dibanding Jokowi-Ahok. Kendati tidak matematis, beda waktu dan lawan, ini layak menjadi pertimbangan jika takdir mempertemukan Anies dan Jokowi bertarung di pilpres 2019 nanti.

Fakta bahwa Jokowi nyapres ketika masih menjabat sebagai gubernur DKI dianggap telah membuka jalur baru pemprov DKI ke istana. Hal ini memberi peluang Anies. Sebagai gubernur DKI saat ini, banyak pihak mendesak Anies nyapres. Apalagi, Anies punya latar belakang yang jauh lebih baik dari sisi kwalitas. Pendidikan S3 (doktor), mantan rektor dan pernah menjabat sebagai menteri. Background pendiri “Indonesia Mengajar” ini lebih menjual jika dibandingkan dengan Jokowi. Disamping kesan “terdzalimi” yang memperbesar peluang Anies untuk menjadi presiden menggantikan Jokowi. Hal yang sama pernah terjadi pada SBY.

Jelas ada kekhawatiran. Karenanya, Anies mesti dihentikan. Begitulah kira-kira logikanya. Oleh siapa? Publik pasti paham. Ada tangan-tangan profesional yang bekerja untuk ini. Tidak fair? Dalam politik, berbagai strategi seolah menjadi sah dan halal. Yang penting adalah kemenangan!

Upaya menghentikan langkah Anies nyalon presiden tercium media. Lalu, media mulai membeberkan. Kali ini oleh majalah Tempo. Di edisi 25 Maret 2018 halaman 30, Tempo buat berita mengejutkan. Tergolong sangat berani untuk ukuran media yang hidup di zaman sekarang. Tulis tempo: ada “tim khusus” yang bertugas memastikan Anies tidak maju di pilpres 2019.

Sebelumnya, juga santer kabar bahwa ada dua petinggi negara datang ke seorang pengusaha pribumi. Pesannya sama: minta agar tidak mendorong Anies nyapres. Dua berita ini memberi kesimpulan; Anies yang paling diperhitungkan.

Berita Tempo seolah mengingatkan publik atas sejumlah tragedi yang pernah menimpa Anies sebelumnya. Saat nyalon gubernur, istana dianggap sangat transparan mendukung lawannya. Terakhir adalah tragedi GBK. Anies dihadang paspampres saat mau menemani tim persija menerima piala. Nama Anies pun dicoret panitia menjelang penyerahan piala.

Kabarnya, banyak cerita model ini yang tidak diketahui publik. Ada pihak-pihak yang secara sistematis berupaya membonsai Anies agar tak muncul ke publik. Dengan begitu, Anies tak punya kesempatan “ngebrand” sehingga tidak berpeluang nyapres.

Ketika ditanya soal nyapres 2019, Anies menjawab: “itu fardhu kifayah”. Sebuah jawaban deplomatis. Apa maksudnya? Anies nyalon kalau bangsa ini membutuhkannya.

Tafsirnya kira-kira begini, Anies nyalon jika pertama, Prabowo tidak nyalon. Kenapa harus bergantung kepada Prabowo? Ini soal moral yang paling mendasar. Anies dicalonkan menjadi gubernur oleh Gerindra dan PKS. Alasan Anies bisa dimengerti jika ia menghormati prabowo dan sekutunya PKS. Tak menguntungkan jika ia melangkahi, apalagi menghianati. Ini menyangkut soal etika dan karir politik Anies. Jika Anies bisa konsisten soal ini, publik akan mengapresiasi masa depannya. Ini sekaligus akan membedakan Anies dengan Jokowi, Ahok dan Ridwan Kamil yang memilih berpisah dari Prabowo.

Kedua, ada partai yang mengusung. Minimal Gerindra-PKS sebagai koalisi oposisi. Tak strategis (juga tak elok) berseberangan dengan kapal yang membesarkannya. Loyalitas akan jadi catatan sejarah (track record) buat setiap pemimpin, termasuk Anies.

Ketiga, rakyat menghendaki. Ukurannya? Trend elektabilitas. Nampaknya Anies punya kans besar di sisi ini. Diantara nominator capres-cawapres 2019, hanya Jokowi dan Anies yang punya peluang lebih besar untuk “branding”.

Elektabilitas Anies merangkak naik. Nomor tiga setelah Jokowi dan Prabowo. Lalu, apakah Prabowo legowo untuk menyerahkan estafet pencapresan kepada Anies? Jika potensi Anies untuk menang atas Jokowi besar, Gerindra-PKS pun akan bersikap realistis. Begitu juga partai yang lain. Sebab, elektabilitas itu godaan yang paling realistis.

Bagaimana jika Anies dilamar Jokowi jadi wakil? Jika naiknya Anies tak terbendung, tak ada yang mustahil. Pertama, apakah Anies mau? Kedua, apakah Prabowo-PKS mengijinkan? Melihat rangkaian fakta dan berbagai pernyataan Anies, juga Gerindra-PKS, sulit membayangkan kemungkinan Anies bersedia. Beda dengan Gatot Nurmantyo dan Muhaimin Iskandar misalnya. Komunikasi dan konstalasi dengan istana dalam formulasi capres-cawapres memiliki sejarahnya sendiri. Anies tidak. Malah sebaliknya.

Sejak dicopot dari jabatan menteri, Anies dipahami publik sebagai ancaman buat istana. Ketika gagal dihentikan di pilgub, nama Anies justru makin berkibar. Inilah yang menjadi faktor utama mengapa istana makin gusar.***

Sumber: Kanigoro

Ibu, Jangan Pukul Anak yang Lambat Atau Ngeyel Saat Kamu Perintah. Nanti Kamu Menyesal

Ibu, Jangan Pukul Anak yang Lambat Atau Ngeyel Saat Kamu Perintah. Nanti Kamu Menyesal


10Berita, Kita tentu akan sependapat bahwa tingkah anak, apalagi yang usianya masih balita, memang terkadang bisa bikin naik pitam. Anak sudah dibiling satu kali, tetap saja ia mengulangi perbuatannya lagi. Lalu kadang juga ia tak menurut.

Situasi seperti itu tak jarang membuat para ibu menjadi jengkel dan marah. Tak sedikit yang kemudian memukul anaknya agar ia bisa diam. Agar ia patuh. Tapi ternyata tak seperti itu lho Bunda.

Seorang anak tentu akan bertingkah seperti halnya anak-anak yang lain. Penuh dengan kepolosan dan tanpa beban dalam pikiran.

Mereka asik dengan dunianya, walau terkadang hal-hal yang melakukan merupakan hal yang tidak baik untuk mereka lakukan. Di sinilah peran orang tua begitu berpengaruh bagi tingkah laku anak untuk masa depannya.

Biasanya akibat salah dalam mendidik, seorang anak merasa tertekan dan tidak menyukai dunia yang sedang ia alami. Seperti halnya tingkah orang tua, terutama ibu yang memperlakukan keras kepadanya.

Hal inilah yang membuat anak merasa tertekan dan bahkan membenci orang yang telah melahirkannya sendiri.

Hal yang biasa terlihat dalam kehidupan kita ialah seorang ibu yang begitu mudahnya memukul kepada anak, ketika anak melakukan kesalahan. Tentu saja, anak tersebut menangis dan tak mau dekat dengannya.

Bahkan ironisnya, ketika sudah tahu anak tersebut menangis, sang ibu malah lebih menambah pukulannya dengan begitu keras, hingga anak tak mampu lagi menahan tangisnya.

Ternyata, mungkin karena emosi sang ibu yang tak tertahankan karena melihat tingkah anaknya yang begitu hiperaktif, maka tak jarang pula ibu yang melaknat anaknya sendiri.

Perbuatan inilah yang sudah termasuk dalam kategori dosa besar. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi pemberi kesaksian dan syafaat pada hari kiamat kelak.” (HR. Muslim).

Maka dari itu, sejengkel apa pun kita menghadapi anak, kita harus bisa mengontrol diri. Jangan biarkan emosi menguasai diri Anda. Anda tak mau kan, kalau-kalau anak Anda sendiri tak mau mengakui Anda sebagai ibu?

Nah, maka dari itu, mendidik anak ke arah yang baik itulah yang harus dilakukan, bukan berarti kita menerapkan sistem kekerasan pada anak. Boleh saja kita melakukannya, tapi kita harus tahu kadarnya.

Jangan sampai, pukulan itu yang tadinya membuat anak untuk mengerti, malah membuat anak semakin melunjak, hingga tingkahnya tak terkendali.

Menurut saya memang kita sebaiknya tidak memukul anak saat usia anak kurang dari 10 tahun. Tapi ada pula yang berpendapat bahwa memukul anak itu diperbolehkan dalam situasi dan kondisi tertentu lho Bunda. Tujuannya untuk memberikan pendidikan pada anak.

Tapi kata orang memukul juga kadang diperbolehkan. Saat situasi yang bagaimana orang mesti memukul anak?

Saya kutip dari tulisan Dewi Arum yang dimuat di kompasiana, bahwa ‘hukum pukul hanyalah bagian kecil dari konsep dasar hukuman dalam lingkup ganjaran. Namun yang menjadi persepsi umum adalah bahwa hukuman adalah hukum pukul.

Mereka lupa dengan bentuk hukuman lainnya. mereka telah mempersempit definisi yang sebenarnya sangat luas; dan memperluas apa yang sempit, yakni hukum pukul itu sendiri.

Mereka menggeneralisir suatu bagian kecil; padahal dalam konsepnya, penggunaan bagian kecil itu diatur dengan syarat dan batasan tertentu; dengan tetap memperhatikan kondisi yang melingkupinya dan aturan yang mengaturnya.

Bila manfaat yang diharapkannya tidak bisa terjadi, maka hukuman ini pun hendaknya ditiadakan sebagai satu bentuk hukuman dan proses pendisiplinan dalam dunia pendidikan.

Dalam bukunya Risaalatu Riyaadhatu Shibyaan, Syamsudin Al-Bani memaparkan cara yang harus dipenuhi ketika hendak memberikan hukum pada anak, yaitu memukul anak kecil :

Pertama, Pukulan diberikan dengan jeda; yakni tidak dilakukan secara terus menerus.

Kedua, Ada fase antara satu pukulan dengan pukulan lain untuk meringankan rasa sakit.

Ketiga, Jangan memukul lengan agar tidak menambah rasa sakit.

Keempat, Jangan memukul ketika pendidik sedang marah sebagaimana ketika Nabi saw melarang seorang hakim mengadili ketika ia sedang marah. Larangan ini pun berlaku untuk pendidik anak.

Umar bin Abdul Aziz pernah memerintahkan asistennya untuk memukul seseorang, ketika perintah tersebut akan dilakukan, Umar bin Abdul Aziz malah memerintahkan untuk menghentikan dan membuat orang-orang heran.

Beliau berkata, “Aku sedang marah dan aku tidak suka memukul ketika sedang marah.”

Pukulan pun harus dihentikan di kala anak merasa ketakutan. Hal ini menandakan bahwa hukum yang ada telah bekerja dampaknya hingga tidak diperlukan lagi.

Jangan memukul sebelum anak berumur sepuluh tahun. Sedang dalam hadits riwayat Tirmidzi dinyatakan berumur tiga belas tahun. Ismail bin Said berkata, Ahmad ditanya tentang masalah memukul anak dalam urusan shalat. Ia berkata, ‘jika sudah baligh –yakni berusia sekitar sepuluh tahun’.

Atsram  mengungkapkan, ‘anak dihukum sesuai kesalahannya dan jika pukulan tersebut memang diperlukan. Anak kecil yang belum berakal jangan dipukul sampai ia berumur tiga belas tahun

Diriwayatkan dari Anas bahwa nabi saw. bersabda, “perintahkan anak kalian shalat di kala berusia tujuh tahun dan pukullah –bila tidak melakukannya- di kala mereka berusia tiga belas tahun” (HR. Tirmidzi).

Rasulullah saw. bersabda, “Jika seorang dari kalian memukul pelayan, lalu ia menyebut nama Allah, maka angkat tanganmu! –yakni hentikan” (HR. Tirmidzi)

Demikianlah adab dan ketentuan memukul anak dalam islam.. Semoga bermanfaat yaa.

Sumber: momonganak.org

Pinjaman Rp30 Juta Dibayar Lunas, Rumah Siti Aminah Batal Dijadikan Rumah Doa

Pinjaman Rp30 Juta Dibayar Lunas, Rumah Siti Aminah Batal Dijadikan Rumah Doa

10Berita, Nganjuk  - Alunan tilawah Alquran, disambung Shalawat Nariyah dan dipungkasi azan Subuh  terdengar bersahut-sahutan dari pengeras suara dari sejumlah mushala dan masjid, membangunkan warga masyarakat Desa Gebangkerep, Kecamatan Baron, puluhan kilometer di timur Kota Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis pagi 22 Maret 2018.

Ketika Suara Islam berada di desa dengan jalanan utama desa selebar lebih lima meter yang sudah beraspal mulus ini, mendapat keterangan dari sejumlah warga, suasana kemerihan pengeras suara dari mushala dan masjid itu, ternyata belum merupakan pertanda desa ini sepenuhnya diwarnai kehidupan relijius yang dominan. Justru sebaliknya, kehidupan di desa ini dengan warga majemuk. Pemeluk Islam ada yang taat beribadah, dan lebih banyak Islam Abangan. Sedang  warga selain pemeluk Islam, ada, tetapi tidak menonjol.

Beberapa puluh meter dari Kantor dan Balai Desa Gebangkerep ini, ada seorang nenek-nenek; Siti Aminah yang sudah sepuh yang renta namun tidak nampak ringkih. Usianya konon lebih 90 tahun. Masih aktif menjadi ‘Dukun Bayi’ menolong orang hendak melahirkan. Disepuhkan, setiap ada warga meninggal diminta memimpin memandikan dan mengafani jenazah. Bahkan ketika sakaratul maut, diminta pula untuk menuntuni dengan bacaan talkin.

“Orang tua menandai kelahiran saya di zaman Wilhelmina Koningin Der Nederlanden (Ratu Belanda) itu  berkunjung  ke Indonesia, negeri jajahannya. Ketika Yuliana, anaknya, naik tahta saya sudah sekolah; kelas dua (Ongko Loro) Sekolah Rakyat,”  ungkap Siti Aminah Rabu, 21 Maret 2018 siang saat beristirahat di rumah Pemred Suara Islam HM. Aru Syeiff Assadullah di Madiun, Jawa Timur, dalam perjalanan dari Jakarta, diantar mobil ambulance Partai Gerindra bergambar foto Fadli Zon, menuju kampung halaman di Desa Gebangkerep, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk.

Nenek Siti Aminah, menyebut asli lahir di Ambulu Kabupaten Jember, Jawa Timur. Paham dengan bahasa daerah Madura. Bersuamikan Achmad Bakri asli Gebangkerep. Kemudian hidup di dusun/desa Gebangkerep Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, mengikuti suami. Dari perkawinan ini, dikaruniai 13 anak. Enam orang diantaranya hidup. Sedang tujuh lainnya meninggal saat masih bayi, anak-anak dan ada pula yang meninggal sudah menjelang remaja. Dari enam anak yang masih hidup, mendapatkan 17 orang cucu, delapan orang cicit / buyut dan lima orang canggah (anaknya cicit, red).

Lama menekuni pekerjaan sebagai “Dukun Beranak” (disebut sebagai Dukun Bayi). Menjalani praktiknya lebih profesional; mendapat pembinaan langsung dari RSUD Kabupaten Nganjuk. Dalam usianya yang sudah demikian renta, nenek Siti Aminah  masih cukup aktif sebagai Dukun Bayi, memandikan dan memijat bayi. Jika ada warga yang meminta pertolongannya, siap melayani siang dan malam diantar Sri Muyani, anaknya nomor lima (yang masih hidup) dengan dibonceng sepeda motor.

Rumah Siti Aminah di Desa Gebangkerep, Kecamatan Baron, Nganjuk yang hampir saja berubah menjadi Rumah Doa jika tidak mampu membayar "pinjaman" Rp30 juta kepada anak tertuanya. 

Menjadi Katolik

Anak Sulungnya, Yohanes Samiran menjadi pemeluk Katolik. Menurut penuturan adik-adiknya, kakaknya menjadi Katolik, lantaran mendapat binaan dari seorang Romo (orangnya mengenakan jubah warna hitam). Romo inilah yang menolongnya ketika jatuh dari bersepeda. Saat ditolong, diajak ke rumah Romo ini. Rumahnya banyak memiliki buku-buku dan sangat baik kepada anak-anak. Giliran berikutnya, dia ajak teman-temannya ngaji di kampung untuk bermain-main di rumah Romo ini. Sejak itu, Samiran menjadi Katolik dan mendapat nama baptis Yohanes.

Sementara anak keempat Hariyadi, namanya menggunakan nama Thomas. Namun Kamis (22 Maret 2018) Subuh, tampak pulang dari masjid dan di rumah kemudian melanjutkan dengan mederas Alquran. Lahir di tahun 1962 (kini 56 tahun), nama Thomas terlanjur tertulis di ijazah. Menuturkan kepada Suara Islam, ketika masih anak-anak bersama Budiono adiknya bungsu yang lahir tahun 1969 (kini 49 tahun), sangat mengidolakan kakak sulungnya Yohanes Samiran,  hingga anak-anak ini tidak menolak ketika kemudian dibaptis menjadi Katolik. Hariyadi mendapat nama baptis Thomas sedang Budiono mendapat nama baptis Albertus. 

Masih menurut penuturan Hariyadi, bersama Toyok Sutoyo (62 tahun) kakaknya anak nomor tiga, mencoba mengadu nasib di Jakarta. Pernah mengikuti pendidikan Satpam hingga berhasil menjadi Satpam di sebuah perusahaan. Kemudian  beralih menjadi pengemudi taksi, hingga sempat berhasil memiliki armada taksi sendiri, namun tertipu, armada taksi dijual oleh seorang teman yang ditolong.

“Ketika mengemudi taksi, saya sering melihat orang Islam keluar dari masjid setelah Jumatan. Sempat pula melihat keluar dari masjid setelah Shalat Duhur. Saya berfikir, sangat enak orang-orang Islam. Mereka memiliki waktu-waktu  istirahat tertib. Sedang  saya, sampai muka ini berminyak (kumus-kumus) terus saja kerja. Sampai suatu saat, bapak  saya meninggal. Saya tanya kepada seorang Kyai, apa doa-doa yang saya panjatkan, dapat sampai ke bapak?. Mendapat jawaban dengan tuturan yang lembut, menyebutkan, doa-doa anak  tersebut akan dapat  sampai ke arwah orang tuannya, keyakinan agama anak harus sama dengan orang tuannya. Akhirnya  saya dan Budiono bertekad kembali masuk Islam. Tidak sulit bagi kami kembali masuk Islam. Karena sejak kecil saya sudah ngaji dan shalat,” tuturnya runtut.

Dijadikan Rumah Doa

Mengikuti perjalanan Siti Aminah dalam sebuah ambulance, Suara Islam bergabung sejak dari barat Kota Kabupaten Ngawi. Selama perjalanan menuju Desa Gebangkerep, belum terang-gamblang yang dituturkan tentang rumah yang berlokasi hanya beberapa puluh meter dari kantor balai desa Gebangkerep dalam satu jalan yang sama. 

Hanya yang sudah cukup  jelas adalah keterangan; keenam anak yang masih hidup, masing-masing sudah mendapat bagian tanah. Si kakak bungsu Sri Mulyani atau Yani (lahir tahun 1965/53 tahun) mendapat bagian di tengah. Si bungsu Budiono mendapat bagian paling ujung utara. Di sebelah kanan rumah Yani menjadi bagian Hariyadi. Sedang di ujung selatan, adalah bagian untuk Yohanes Samirin. Terpisah lagi untuk Toyok Sutoyo, anak nomor tiga dan Mudjiati (66 tahun) anak nomor dua, kini tinggal di Sukabumi. 

“Bagian Yohanes Samirin ini telah lama dijual. Demikian juga dia telah menjual rumah dan tanah di Surabaya, lokasinya tidak jauh dari Kebun Binatang,” ungkap Toyok Sutoyo seraya menambahkan, bagian untuknya serta Mudjiati kakaknya, yang terpisah agak jauh di selatan, juga sudah dijual. 

Setelah pembagian tersebut, masih ada bangunan rumah dan tanah, terletak di kiri rumah yang digunakan Sri Mulyani atau diapit dengan rumah yang sudah dibangun Budiono di utaranya. 

“Setelah semua anak mendapat bagian tanah, rumah yang tinggal ini, adalah rumah Emak sendiri,“ kata Siti Aminah persis ketika ambulance yang ditumpangi, membelok memotong jalan raya Nganjuk-Surabaya, dan masuk jalan desa menuju Desa Gebangkerep.

Pada bagian lain terhimpun keterangan, Siti Aminah berniat menghibahkan rumah yang masih disisakan dari pembagian itu, kepada Kristyn Gusti Kartika, cucu perempuan, anak dari Yohanes Samirin. Namun pada Jumat, 10 Otober 2017 silam, enam anak-anak Siti Aminah dikumpulkan dan terjadi ketegangan luar biasa, nyaris terjadi keributan, dan puncaknya hibah tersebut kemudian dibatalkan oleh Siti Aminah.

Pembatalan tersebut dituangkan di atas surat pernyataan yang disaksikan oleh Sekretaris Desa Desa Gebangkerep. Sedang Yohanes Samiran, ketika bertanda tangan, dibagian bawah nama dan tanda tangannya; menulis “Pinjaman Rp30 juta.” Menurut Toyok Sutoyo, maksud pinjaman tersebut adalah ibunya, Siti Aminah, ini memiliki hutang pada Yohanes Samirin sebesar yang disebutkan tersebut. Jika belum atau tidak di selesaikan, rumah tersebut tetap dalam penguasaannya.

Sementara didapat keterangan, pembatalan hibah, kemungkinan disebabkan ketika ibu Siti Aminah yang sudah sepuh dan renta ini sakit, Yohanes Samirin mengantarnya ke RSUD Kabupaten Jombang. Namun hanya diantar, kemudian ditinggal di rumah sakit. Sampai para perawat di RSUD Jombang tersebut kebingungan mencari keluarga  yang hendak bertanggungjawab mengurusi. Hariyadi dan Budiono, menyusul ke rumah sakit, dan menyelesaikan semua urusan dengan rumah sakit.

Kemudian, pada suatu hari ketika Ibu Siti Aminah dibonceng sepeda motor oleh Yohanes Samirin, ibu Siti Aminah terjatuh dari boncengan. Bergelimpangan di jalanan, namun tidak ditolong.  

“Padahal dia itu pernah berjanji; sehatnya Emak, Sakitnya Emak, sampai matinya Emak, dia yang bertanggungjawab. Tapi, yang terjadi kemudian tidaklah demikian,” ungkap Toyok Sutoyo.

Toyok Sutoyo cukup gusar mendengar ibunya yang sudah sepuh renta dan sakit-sakitan menghadapi perlakuan demikian dari anak kandungnya, sulung, yang sebenarnya sangat-sangat disayangi. Beberapa bulan lalu, setelah mendapat bantuan mobil ambulance dari Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Toyok Sutoyo akhirnya memboyong ibunya Siti Aminah, yang masih dalam kondisi sakit dan belum dapat berjalan, untuk dibawa ke Jakarta.

Mewakili para donatur, Redaktur Suara Islam Muhammad Halwan menyerahkan bantuan kepada Siti Aminah. 

Batako di Halaman Membentuk Salib

Keterangan lain berhasil dihimpun menuturkan, selama rumah Siti Aminah dikuasai anak sulungnya Yohanes Samirin, rumah tersebut tampak sudah hendak dibangun. Bagian halaman depan, di tepi jalan, sudah dicor betonan, mungkin hendak dijadikan pagar dan gerbang. Kemudian didatangkan batako serta bahan bangunan lain.

Teman-temannya seiman Katolik, sudah pula tampak berdatangan dari kawasan agak jauh ---diantaranya dari Kediri, Jombang dan Nganjuk. Tidak ada yang dating dari sekitar Desa Gebangkerep. Mereka berkumpul di rumah ini. Rumah ini sudah dijadikan semacam rumah doa. Di halaman rumah, dekat dengan teras, terdapat sejumlah batako yang ditata membentuk palang salib-salib.

“Rumah tersebut luas tanahnya 23 Ru (Satu Ru adalah sembilan meter persegi atau 3x3 meter,  dengan harga setempat setiap Ru sekira Rp10 juta. Jadi  satu meter persegi harga lebih dari Rp1 juta). Rumah dan tanah tersebut bila dijual bisa laku Rp230 juta lebih. Ini, masa dengan yang disebut sebagai pinjaman  hanya Rp30 juta, rumah sudah dikuasai,” seorang kerabat dekat mengungkap demikian dengan menyebut sudah beberapa kali, teman-temannya seiman Katolik  berkumpul---agaknya hendak menjadikan rumah tersebut sebagai rumah doa yang tidak kecil kemungkinan kelak menjadi gereja.

Memperoleh keterangan ini, Toyok Sutoyo meneruskan informasi  tersebut ke Suara Islam, yang kemudian bersama Fadli Zon, Wakil Ketua DPR, memrakarsai penghimpunan dana dan mengawal Ibu Siti Fatimah dengan menurunkan satu unit mobil Ambulance,  hingga berhasil membebaskan rumah tersebut dari kemungkinan menjadi rumah doa bahkan menjadi gereja. Disamping Fadli Zon sebagai pemrakarsa, sumbangan dana juga terhimpun dari Ahmad Muzani, Sekjen Partai Gerindra, KH. Muhammad Al Khaththath Sekjen Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, dan Dr. Hendri Saparini, ekonom senior. 

Kemudian HM Luthfie Hakim SH dan Wirawan Adnan, SH., advokat dan tokoh-tokoh teras GNPF-Ulama, kemudian Ir. Muslimin Siregar, MM, mantan Kadolog Timor Timur yang kini pendiri Sekolah Al Jannah, Cibubur, KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi'i, Ulama kharismatis Betawi yang juga Pimpinan Perguruan Islam Assyafi’iyah, Balimatraman, Jakarta Selatan dan HM Mursalin, tokoh dan aktifis pergerakan Islam. 

Dana sebesar Rp30 juta, berikut sejumlah dana lain sebagai pendukung, berhasil dihimpun. Ibu Siti Aminah, dengan bantuan ambulance Fadli Zon, berangkat dari Jakarta untuk pulang ke rumah di kampung halamannya. 

Kamis (22 Maret) pagi, Ibu Siti Aminah, dengan mata berair menerima penyerahan bantuan uang tersebut. Kemudian pada siang harinya, uang diserahkan kepada anak sulungnya Yohanes Samiran (70 tahun), sebagai melunasi apa yang disebut sebagai hutang. Yohanes Samiran, spontan kemudian menyerahkan anak kunci, gembok pintu utama penutup rumah tersebut. 

Siti Aminah membuka gembok rumahnya.

“Terimakasih kepada semua pihak yang secara khusus telah memperhatikan Emak. Telah  memberikan bantuan kepada Emak untuk mengembalikan rumah ini kepada Emak. Terimakasih kepada anakku Toyok, sehingga Emak mendapat perhatian yang luas. Rumah ini kelak, akan jadi bagaimana, juga Emak serahkan kepada Toyok,” katanya dengan mengangkat satu ikat kunci gembok rumah tersebut.   

Serah terima tersebut dituangkan dalam surat pernyataan, ditandatangani Yohanes Samiran dengan saksi empat orang adiknya ditambah seorang perangkat desa.  

“Sangat mengharukan, yang nyaris menjadi konflik antara ibu dengan anak, antara anak dengan saudara-saudaranya, bisa terselesaikan dengan sangat baik. Bahkan lebih mengharukan, ketika ibu Siti Aminah berhasil membuka gembok, pintu rumah terbuka dan menyampaikan salam. Melangkah  masuk rumah, beberapa kali melafakan Surat Al-Fatihah,” ungkap Toyok Sutoyo dengan nada yang juga terharu.

Membantah  

Terpisah kemudian Yohanes Samirin mendatangi secara khusus Suara Islam dan mengungkap, yang telah terjadi sebagai suatu penyelesaian terbaik. Melalui poin-poin yang benar. Berharap, masalah menjadi benar-benar selesai. 

“Masalah uang, apakah itu puluhan juta rupiah bahkan ratusan juta rupiah, selesai setelah dibayar. Namun jika penyelesaian tidak disertai hati yang bening, ya masalahnya tidak selesai,” penegasannya dengan menyebut namanya menjadi Yohanes Wiro Sumiran. Mendapat tambahan Wiro, saat berada di Kalimantan. “Jadi bukan Wiro Sableng,” tambahnya dengan tertawa.

Lebih lanjut mengungkap; “Suatu hari saya dan anak saya Kristyn Gusti Kartika, dipanggil oleh Emak untuk menerima sebuah amanat. Rumah dan tanah itu dihibahkan kepada anak saya, yang juga cucu Emak yang sekarang sedang berada di Jerman. Itu amanat yang harus dilaksanakan,” ungkapnya. 

Namun, menurutnya, dari  lima orang adik-adiknya  juga ipar-iparnya, ada saja yang menilai pihaknya tidak menyayangi keluarga. 

“Kalau di cerita pewayangan, di antaranya mereka itu, ada yang menjadi Sengkuni begitu. Siapa bilang saya ini tidak sayang keluarga. Saya ini sebenarnya lahir tahun 1948, tapi dimudakan menjadi tahun 1950. Nah tahun 1965, ketika itu walau masih SMP di Surabaya, namun sudah cukup besar. Mendapat  kabar, Bapak meminta saya pulang, karena ada informasi  malam itu akan ada penjemputan dilakukan PKI. Di rumah di Surabaya, banyak “mondok” prajurit KKO (sekarang Marinir, red). Saya ajak mereka. Berangkat satu truk prajurit KKO ke Desa ini. Tidak saja mengamankan Bapak saya, tetapi juga mengamankan seluruh Desa,” tuturnya dengan nada bicara bersemangat.

Lebih lanjut Yohanes Samiran, ketika ditanya apakah rumah ibunya tersebut pernah digunakan sebagai Rumah Doa dan kelak jika berkembang hendak dijadikan gereja. Dia tegas membantah tidak pernah menjadikan rumah ibunya sebagai rumah doa. 

“Kalau ada teman-teman Katolik datang dan berkumpul untuk berdoa, ya  itu dulu, dilakukan di rumah saya,” katanya dan menunjuk sebuah rumah, dan menyebut rumah dan tanah tersebut kini sudah dijual. “Di sini dulu saya juga pernah tinggal. Tidak pernah memakai rumahnya ibu itu, untuk Rumah Doa,”bantahnya. 

Sumber : SI Online

Lima Cara Cina Bisa Memenangkan Perang Dagang dengan AS

Lima Cara Cina Bisa Memenangkan Perang Dagang dengan AS

Iphone membutuhkan tenaga kerja dari Cina.

10Berita , WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan  tarif khusus untuk impor baja dan aluminium, terutama yang berasal dari Cina. Langkah ini dianggap sebagai balasan terhadap  Cina  yang mencuri  teknologi AS dan melakukan rahasia dagang.

Cina pun tak mau kalah dan telah mempersiapkan aksi balasan  dalam berbagai cara. Cina bisa membalas lewat cara serupa mengingat sejumlah produk AS juga masuk ke negara Tiongkok tersebut.

 

Berikut ini beberapa strategi yang dapat diambil Cina untukmembalas AS seperti dikutip dari NPR.

1. Kedelai

AmerikaSerikat mengekspor lebih dari 30 juta ton kedelai senilai lebih dari 10 miliardolar AS ke Cina tahun lalu. Jumlah tersebut lebih dari 57 persen dari total ekspor kacang-kacangan populer di AS.

 

Pekan ini, tabloid yang dikelola pemerintah Cina, Global Times, mengatakan dalam sebuah editorial bahwa subsidi Pemerintah AS telah memberi para petani kedelai Amerika keuntungan yang tidakadil di Cina.

Editorial tersebut juga menyatakan langkah-langkah ketat akan diperlukan untuk mencegah lebih lanjut "dumping" kedelai AS di pasar Cina. Cina dapat lebih mengandalkan kedelai Amerika Selatan.

Misalnya, Brasil yang mengekspor lebih banyak kedelai dibanding tahun lalu,jumlahnya hampir 51 juta ton, dan hampir semuanya ke Cina. Jika Cina mengambil langkah-langkah terhadap impor kedelai AS, kemungkinan akan merugikan petani Amerika yang merupakan  basis pendukung Trump.

2.  Boeing

Raksasa pesawat AS, Boeing, memproduksi lebih dari separuh dari semua pesawat jet komersial yang beroperasi di Cina saat ini. November lalu, Boeing menandatangani perjanjian untuk menjual 300 pesawat ke Cina senilai 37 miliardolar AS.

Dalam prospek pasarnya, perusahaan memprediksi naiknya permintaan pesawat dari Cina. Pada 2016, wakil ketua Boeing, Ray Conner, mengatakan pesanan Cina mendukung sekitar 150 ribu pekerjaan Amerika. Cina dapat mengurangi pesanan dari Boeing dalam mendukung pesawat dari Airbus pesaing Eropa.

3.  Sorgum

Cina  meluncurkan penyelidikan anti-dumping dan anti-subsidi terhadap impor biji-bijian dari Amerika Serikat. Penyelidikan tersebut sebagai pembalasan atas tarif pemerintahan Trump pada panel surya Cina dan mesin cuci awal tahun ini. Cina merupakan pembeliutama sorgum Amerika. Tahun lalu, AS memasok 4,76 juta dari 5 juta ton impor sorghum Cina, jumlah yang senilai 1,1 miliar dolar AS.

4. Iphone

Cina menjadi pasar utama bagi pembuat iPhone. Apple juga bergantung pada tenagakerja Cina untuk membuat sebagian besar produknya. Akibatnya, pemerintah Cina memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan. Cina dapat menjadikan Apple sebagai target karena dianggap melanggar hak konsumen Cina.

5. General Motors

Strategiterakhir, Cina dapat membidik General Motors. GM menjual lebih banyak kendaraan di Cina daripada di Amerika Serikat. Cina telah menjadi pasar ritel terbesar GM selama enam tahun berturut-turut.

Produsen mobil dan usaha patungannya menjual 4 juta kendaraan di Cina pada 2017, naik 4,4 persen dari tahun sebelumnya. Produsen mobil  Cina seperti Geely dan BYD bersaing dalam memperebutkan pasar. Cina dapat membuat lebih sulit bagi GM dan Ford untuk beroperasi di Cina. Pada akhir 2016, China mendenda perusahaan patungan GM China 29 jutadolar AS untuk "penetapan harga", atau menetapkan harga minimum untuk model Cadillac, Chevy, dan Buick tertentu.

Denda itu mengikuti komentar dari Trump yang saat itu baru saja terpilih sebagai Presiden AS. Komentar Trump tersebut mempertanyakan kebijakan "One China".

Sumber : Republika.co.id 

Cina Peringatkan Warganya tak Studi Ke Australia

Cina Peringatkan Warganya tak Studi Ke Australia

Seorang perempuan memegang paspor Cina tanpa visa.

Cina beranggapan Australia menunda visa karena alasan politik.

10Berita , SYDNEY -- Media Pemerintah Cina telah mengeluarkan 'peringatan tegas' yang menyarankan agar para mahasiswa untuk tidak mendaftar di universitas-universitas Australia. Peringatan tersebut dikeluarkan setelah serangkaian tuduhan publik bahwa Australia menunda visa karena alasan bermotif politik.

Banyak pelajar dan cendekiawan Cina telah mengatakan bahwa aplikasi visa Australia mereka telah berjalan 'lama' sejak tahun 2015, dengan sebagian besar dari mereka yang terkena dampak dari latar belakang teknik atau teknologi. "Australia mengira kami mata-mata akademik, atau ada semacam konspirasi besar di belakang kami," kata seorang mahasiswa.

"Bukankah itu konyol? Kami hanya ingin pergi ke sana untuk belajar. Tidak serumit itu."

Awal bulan ini, Dewan Beasiswa Cina di bawah Kementerian Pendidikan Cina juga mengingatkan mahasiswa bahwa "untuk menghindari kerugian yang tidak perlu yang disebabkan oleh aplikasi visa Australia, kami ingin mengingatkan para mahasiswa yang pergi ke Australia untuk membuat sejumlah rencana cadangan".

"Teliti kebijakan visa Australia, dan pilih negara serta institusi tempat anda ingin belajar dengan seksama," tambahnya.

Tuduhan penundaan dalam memproses permohonan visa terjadi menyusul peningkatan ketegangan antara kedua negara. Oktober lalu, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengeluarkan peringatan keras kepada mahasiswa universitas Cina yang berafiliasi dengan Partai Komunis, mendesak mereka untuk menghormati kebebasan berbicara di Australia.

Cina juga bereaksi keras terhadap usulan undang-undang campur tangan asing, menuduh Pemerintah Australia membuat komentar "tak bertanggung jawab" yang telah melukai "kepercayaan timbal balik politik", setelah Australia mengumumkan perbaikan terbesar dari undang-undang spionase dan intelijen dalam beberapa dasawarsa di tengah meningkatnya kekhawatiran atas gangguan internasional di Australia. 

Global Times, sebuah surat kabar milik Pemerintah Cina, baru-baru ini menyalahkan "retorika anti-Cina" di Australia atas pemrosesan visa berkepanjangan bagi mahasiswa Cina. Surat kabar itu juga memberi tahu para mahasiswa untuk "tidak pergi ke Australia" untuk sementara waktu: "Tidak ada gunanya membiarkan Pemerintah Australia yang berpikiran sempit menyabot masa depan Anda!"

Australia adalah destinasi universitas populer untuk mahasiswa Asia. (Sumber: AAP/Julian Smith, file)

Menunda ketimbang menolak

Banyak mahasiswa, yang frustrasi karena menunggu, setuju dengan sentimen Global Times. "Departemen imigrasi telah menunda, bukannya langsung menolak permohonan kami," kata seorang mahasiswa.

Setelah didanai oleh Pemerintah Cina, mahasiswa, yang meminta untuk tetap anonim, itu diterima dalam program PhD Juli lalu, dan sekarang lima bulan melewati pendaftaran bulan Oktober yang dijadwalkan. Mereka menunggu visa meskipun Departemen Dalam Negeri Australia menyatakan bahwa 90 persen dari kategori visanya diproses dalam 74 hari. 

"Jika mereka menolak memberi saya visa Oktober lalu, saya bisa pergi ke Kanada dengan pendanaan yang sama," kata mereka.

"Tapi sekarang sudah Maret dan sudah tidak ada tempat lagi di universitas."

Mahasiswa itu mengatakan mereka merasa bahwa Australia membahayakan masa depan mereka dan membuat mereka membayar untuk ketegangan politik antara kedua negara. "Jika saya tidak pergi ke Australia tahun ini, saya tidak akan memenuhi syarat untuk menerima hibah CSC lain dalam lima tahun, dan saya tidak bisa berbuat apa-apa - jika saya berasal dari keluarga kaya, saya akan pergi ke negara lain untuk belajar sekarang ini," kata mereka.

"Perang Dingin sudah lama berlalu, ini juga menyakiti akademisi Australia."

Mahasiswa itu adalah anggota dari grup obrolan daring berjumlah 200 orang bagi mahasiswa dan cendekiawan yang telah ditawari tempat di universitas Australia dan mendapatkan pendanaan.

Dalam kelompok, yang "penuh dengan negativitas", itu lebih dari 80 anggota telah menunggu visa mereka lebih dari enam bulan dan kehilangan tenggat waktu pendaftaran mereka -waktu menunggu terlama dalam kelompok itu, saat ini, adalah 18 bulan.

Jasmine Deng, 26 tahun, seorang mahasiswa PhD bioteknologi yang diterima di sebuah universitas bergengsi Australia, mengatakan bahwa ia "cemas" dan "sangat khawatir" karena ini bisa terjadi padanya. Selain itu, programnya mengharuskan ia untuk tiba di Australia paling lama akhir Mei.

"[Keterlambatan visa] menciptakan banyak ketidakpastian dan tekanan yang tidak perlu bagi para mahasiswa dan bisa membahayakan rencana studi luar negeri kami," sebutnya.

Banyak mahasiswa takut mereka dihukum akibat ketegangan antara Canberra dan Beijing. (Sumber: Li Jianmin)

Tak spesifik untuk warga Cina

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 16 Maret, Kedutaan Besar Australia di Beijing mengatakan pihaknya mengakui "bahwa sejumlah kecil mahasiswa penelitian dan peneliti mengalami penundaan visa, yang menyebabkan stres pada beberapa individu".

Juru bicara Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan, pada tahun 2016 hingga 2017 sudah dikeluarkan 2.630 visa subkelas 408 dan 80.423 visa subkelas 500 kepada warga negara Cina -ini setara dengan 99 dan 97 persen dari jumlah yang mengajukan. "Waktu untuk penyelesaian pemeriksaan ini bervariasi dari satu kasus ke kasus lain, tergantung pada kondisi individu," kata juru bicara itu.

"Persyaratan ini tidak baru dan tidak spesifik untuk warga negara China; mereka berlaku untuk semua pemohon visa terlepas dari negara asal mereka."

Fiona Zammit, CEO dari Dewan Penelitian Pasca Sarjana Australia, mengatakan bahwa lembaganya mengetahui kasus-kasus di mana aplikasi untuk visa oleh mahasiswa Cina membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. "Dalam tiga atau empat kasus, penundaan itu telah menyebabkan para mahasiswa memilih untuk pergi ke negara lain," kata Zammit.

"Penundaan yang tidak perlu dan bisa dihindari berpotensi memengaruhi kandidat dari berbagai negara dan membahayakan penerimaan mahasiswa internasional dan pendapatan dari biaya masuk."

Kementerian Pendidikan Cina tidak menanggapi permintaan untuk komentar.

Sumber: http://www.australiaplus.com/indonesian/studi-nad-inovasi/banyak-visa-tertunda-media-china-peringatkan-mahasiswa-tak-bel/9578854, rol 

Data Pengguna Facebook di AS Bocor, Bagaimana di Indonesia?

Data Pengguna Facebook di AS Bocor, Bagaimana di Indonesia?

10Berita – Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari prihatin terhadap kasus kebocoran data pengguna Facebook (FB) Amerika Serikat yang melibatkan Cambridge Analytica (CA) di AS.

“Mark Zuckerberg (pendiri Facebook) mengakui adanya kebocoran. Pelanggaran kepercayaan terhadap jutaan pengguna Facebook. Pernyataan itu disampaikan melalui akun Facebook nya. Saya amat prihatin, dan ini jelas-jelas melanggar privasi. Kita tidak tahu dan tidak ada jaminan dengan data pengguna Facebook di Indonesia” ujar Kharis dalam keterangan tertulis kepada media di Jakarta, Kamis (22/3).

Anggota DPR dari Fraksi PKS mempertanyakan, apakah kejadian itu baru pertama kali Menurut dia, Facebook dan semua sosial media wajib menjaga privasi dan data pengguna mereka.

Di sejumlah media, Aleksandr Kogan selaku pihak yang disebut-sebut bertanggung jawab terhadap bocornya 50 juta data pengguna Facebook. Data tersebut diduga dipakai untuk kepentingan politik selama masa pemilihan presiden AS pada 2016.

Menurut Kharis ada beberapa poin yang menjadi catatan dari peristiwa saja.

Pertama, perusahaan besar seperti Facebook seharusnya memiliki sistem pengamanan data yang aman. Dengan demikian pengguna di seluruh dunia merasa nyaman dan tidak khawatir bahwa data pribadi mereka tidak digunakan oleh pihak ketiga.

“Terkait kasus ini, Facebook harus bertanggungjawab. Selain menelusuri penyebab kebocoran, maka harus mampu memastikan bahwa ke depan tidak akan terulang kembali kejadian yang mencederai kepercayaan penggunanya,” tandasnya.

Kedua, kementerian/lembaga serta perusahaan di Indonesia yang menyimpan data pribadi masyarakat/konsumen, dapat mengambil pelajaran penting. Yaknidengan memastikan memiliki sistem pengamanan data dan mampu mengelola akses data tersebut dengan baik.

Ketiga, masyarakat selaku pemilik data pribadi juga harus bersikap waspada dengan tidak membagikan data pribadi kepada pihak yang tidak berkepentingan.

Keempat, belajar dari berbagai ancaman/bahaya penyalahgunaan atau kebocoran data pribadi, maka Indonesia harus segera memiliki Undang-undang Perlindungan Data Pribadi. (tsc)

Sumber :Eramuslim 

Hoax DInilai Sudah Ada Sejak Zaman Nabi SAW

Hoax DInilai Sudah Ada Sejak Zaman Nabi SAW


10Berita, JAKARTA , Mantan Ketum Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), BM Karman menegaskan berita bohong atau hoax sangat berbahaya. Bahkan,  di Eropa hoax dapat menghancurkan sebuah industri.

Karman mengimbau agar masyarakat mewaspadai hoax, karena hoax merupakan materi ilegal yang dilarang agama dan hukum positif.

"Netizen dapat memproduksi hoax, tapi juga bisa menjadi objek hoax, jadi perlu berhati-hati," ucap Direktur Almentra Institute saat berbicara dalam Seminar Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 Damai, No Black Campaign, No Hate Speech,  No Hoax,' di Bumbu Desa, Cikini 72, Jakarta Pusat, Jumat (23/3/2018).

Menurut Karman, masyarakat perlu mengkhawatirkan ekses dari hoax, seperti isu persekusi. "Isu persekusi dapat berimas masif ke wilayah lain, padahal sebagian isunya tidak benar,"ujarnya.

Karman juga menyebut berita Hoax bukan hanya terjadi di era Presiden  Jokowi, tapi pernah juga terjadi di era Nabi Muhammad SAW.

Ketika itu, istri Nabi SAW Aisyah Radhiyallahu anha, pernah difitnah berzinah saat tertinggal rombongan safar, lalu diantar oleh pria yang menolongnya. "Itu yang disebut sebagai hadist ifki dalam referensi agama," katanya.

Bahkan, sambung Karman, para sahabat Nabi SAW  pernah dihantam isu hoax. Diantaranya, sahabat Utsman bin Affan pernah dituduh korupsi hingga akhirnya dibunuh. Begitu juga sahabat Ali bin Abi Thalib juga pernah diserang isu hoax ketika sedang konflik dengan Muawiyah.

"Hingga isu itu menggerakkan orang Khawarij untuk membunuhnya,"tukasnya.

Karman berpendapat bahwa GPII juga harus memerangi hoax, tapi harus ada differensiasi dalam memernagi hoax. Tidak hanya ikut arus dalam memerangi hoax, GPII harus menolak hoax tapi tetap kritis terhadap pemerintah.

"Karena itu juga permintaan pak Jokowi, agar kritik itu tetap ada kepada pemerintah,"tandasnya.

Sumber : Voa-islam.com

79 Persen Asing Kuasai SDA Indonesia, 43 Persen Perusahaan Ini yang Menguasainya

79 Persen Asing Kuasai SDA Indonesia, 43 Persen Perusahaan Ini yang Menguasainya


10Berita, JAKARTA  Tanah dan energi Indonesia nampaknya telah benar-benar dikuasai oleh asing. Misalkan saja ada salah satu perusahaan asing yang nyata-nyata menguasai lebih dari 40 persen energi Indonesia.

Lebih dari itu, jika dirata-ratakan, maka asing telah menguasai lebih dari 70 persen sumber daya alam (SDA) Indonesia. “Bagaimana kedaulatan negara akan tegak jika kedaulatana atas energi, sumber daya alam dikuasai asing.

79 persen dunia minyak dan gas Indonesia dikuasai oleh asing. 43 persen Chevron sendiri. Itulah dulu kita gugat UU Migas. Saya ikut di depan. Melangsungkan jihad konstitusi,” kata Ketua Wantim MUI, Din Syamsuddin, Rabu (21/3/2018), di MUI Pusat, Jakarta.


Sebab menurut Din kenyataan tersebut sungguh mengganggu kedaulatan. Bahkan menurut Din, ada pakar, tim sebanyak 115 UU di republik ini sejak era reformasi dinilai bertentangan dengan konstitusi. “Dulu kita gugat UU Sumber Daya Air, karena Aqua dari Danone itu sampai biang-biang air. Padahal Pasal 33 jelas. Alhamdulillah MK membatalkan UU itu,” tambahnya jelas.

DPR pun dikritisi Din dengan tidak adanya tindaklanjut paska pembatalan tersebut untuk membuat aturan baru. “Mohon maaf, 4–5 tahun berlalu DPR tidak lagi membentuk atau membuat UU Migas baru. Belum membentuk UU Sumber Daya Air yang baru. Padahal sudah kita jelaskan, inilah kondisi kita. Saya kalau bicara kedaulatan ini agak sensitif, ya. Agak emosional,” katanya lagi.

Ia pun menghimbau agar masyarakat, khususnya umat Islam untuk tetap berada di barisan terdepan terkait persoalan kedaulatan bangsa ini. “Jadi, marilah umat Islam berada bersama TNI untuk tegakkan kedaulatan tapi memerlukan langkah-langkah tegas. Tentu dengan kekuatan dan kelemahannya, mungkin tidak bisa sendiri, ya,” tutupnya harap. (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Khilafiyah Ulama tentang Cadar

Khilafiyah Ulama tentang Cadar

Diperlukan kearifan dalam melihat perbedaan tentang cadar.

10Berita , Persoalan memakai cadar (niqab) bagi perempuan hingga kini masih menjadi hal yang diperselisihkan oleh para pakar hukum Islam. Dalam kitab Al- Mawsu'atul Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, dijelaskan bahwa mayoritas ahli fikih (fuqaha) baik dari Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali berpendapat bahwa wajah bukan digolongkan sebagai aurat. Perempuan pun diperbolehkan untuk menutupinya dengan cadar dan boleh juga membukanya.

Menurut Mazhab Hanafi, pada zaman sekarang, wanita muda (al-mar`ah asy-syabbah) dilarang memperlihatkan wajah di antara laki-laki. Bukan karena wajah itu sendiri adalah aurat, melainkan lebih karena untuk menghindari fitnah," (Al-Mawsu'atul Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, Kuwait-Wizaratul Awqaf was Syu'unul Islamiyyah, juz XLI, halaman 134).

Berbeda dengan Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki menyatakan bahwa makruh hukumnya wanita menutupi wajah baik ketika dalam shalat maupun di luar shalat karena termasuk perbuatan berlebih-lebihan (al-ghuluw). Namun, di satu sisi, mereka berpendapat bahwa menutupi dua telapak tangan dan wajah adalah wajib bagi wanita muda yang dikhawatirkan menimbulkan fitnah, terlebih jika ia adalah wanita yang cantik atau dalam situasi banyak munculnya kebejatan atau kerusakan moral. (Al- Mawsu'atul Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, Kuwait-Wizaratul Awqaf was Syu'unul Islamiyyah, juz, XLI, halaman 134).

Sementara di kalangan Mazhab Syafi'i sendiri terjadi silang pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa memakai cadar bagi wanita adalah wajib. Pendapat kedua adalah sunah, sedang pendapat ketiga adalah /khilaful awla, menyalahi yang utama karena utamanya tidak bercadar. (Al-Mawsu'atul Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, Kuwait-Wizaratul Awqaf was Syu'unul Islamiyyah, juz, XLI, ha laman 134).

Ormas Nahdlatul Ulama yang juga menganut Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa persoalan hukum memakai cadar bagi wanita sejatinya merupakan persoalan khilafiah. Meskipun begitu, mereka mengakui bahwa pendapat yang mu'tamad dalam Mazhab Syafi'i bahwa aurat perempuan dalam konteks yang berkaitan dengan pandangan pihak lain (al-ajanib) adalah semua badannya, termasuk kedua telapak tangan dan wajah. Konsekuensinya adalah ia wajib menutupi kedua telapak tangan dan memakai cadar untuk menutupi wajah nya.

Lebih lanjut, dalam kitab Bairut-Dar Al-Fikr karangan Abdul Hamid asy- Syarwani dan Hasyiyah asy-Syarwani dijelaskan bahwa perempuan memiliki tiga aurat. Salah satunya adalah aurat yang terkait dengan pandangan orang lain kepadanya, yaitu seluruh badannya, termasuk wajah dan kedua telapak tangannya.

Namun, ormas Islam terbesar di Indonesia ini mengatakan bahwa mewajibkan memakai cadar bagi wanita di Indonesia dikhawatirkan akan menimbulkan banyak kendala, mengingat NU sendiri bukan hanya mengakui Mazhab Syafi'i, melainkan juga ketiga mazhab lainnya.

Maka, diperlukan kearifan dalam melihat perbedaan tentang cadar sehingga tidak memunculkan perten tangan atau berbenturannya pendapat yang memancing perpecahan.  ed: a syalaby ichsan

Sumber :Republika.co.id