OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 26 Oktober 2018

Gerindra: OTT KPK, Freeport, Penanganan Gempa, Sontoloyo!

Gerindra: OTT KPK, Freeport, Penanganan Gempa, Sontoloyo!

Gerindra menilai Jokowi menunjuk hidung sendiri saat menyebut politikus sontoloyo.
Calon presiden nomor urut 1 di Pilpres 2019, Joko Widodo. Foto: Ricardo/JPNN.com
10Berita JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono merespons Presiden Joko Widodo yang menyinggung soal politikus sontoloyo saat membagikan lima ribu sertifikat tanah untuk warga di Lapangan Bola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (23/10).
Ferry menjelaskan, berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sontoloyo berarti konyol, tidak beres, bodoh (dipakai sebagai kata makian). Menurut dia, jika maksudnya benar begitu, artinya sama saja Jokowi tengah menunjuk ke hidung atau mukanya sendiri.
Pasalnya, kata dia, juru kampanye (jurkam) Jokowi di Pilpres 2019 satu per satu terkena kasus dugaan suap dan tengah menjalani proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Neneng Hassanah, Bupati Bekasi (tersangka kasus) suap Meikarta, terbaru Bupati Cirebon (Sunjaya Purwadi Sastra) kena (operasi tangkap tangan) OTT KPK. Ini kan sama dengan politikus sontoloyo. Mereka ini jurkamnya Jokowi, sama saja Jokowi tengah menunjuk hidung sendiri jika begitu," kata Ferry, Kamis (25/10).
Ferry yang juga Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, itu mengatakan divestasi saham PT Freeport Indonesia juga sampai saat ini juga belum ada bukti nyata.
Padahal, lanjut Ferry, pemerintah sebelumnya mengklaim jika divestasi saham Freeport sebesar 51 persen telah berhasil.
Selain tidak jelas, kata dia, kini ditemukan adanya potensi kerugian lingkungan senilai Rp 185 triliun yang disinyalir telah ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Ini juga sontoloyo 51 persen saham Freeport. Artinya, tidak benar," ujarnya.
Selain itu, lanjut Ferry, soal soal penangannan bencana di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi Tengah, hingga saat ini belum bisa maksmial. Pemerintah, kata dia, justru mementingkan acara pertemuan tahunan IMF-Wold Bank di Bali beberapa waktu lalu dengan menggelontorkan dana ratusan miliar rupiah.
"Ini juga masuk sontoloyo penanganan bencana karena tidak beres penanganannya," pungkasnya. (boy/jpnn)
Sumber : jpnn.com