www.suara.com
10Berita  Jangan main-main dengan para milenial negeri. Mereka mungkin tidak menjadi bagian yang begitu fanatik atas urusan politik negeri ini. Mau Prabowo atau Jokowi. Asal mereka bebas mengaktualisasikan diri dalam kesenangan dan sejalan mendukung aksi anak muda, itu sudah cukup.
Jumlah mereka juga tidak main-main kala bergabung menyalurkan suara pada pilpres nanti. Ada sekitar 35-40% suara dari kalangan muda menurut data KPU. Hampir separuh dari total suara rakyat Indonesia. Tidak heran, kaum satu ini diburu ke sana ke mari. Dipikat hatinya dengan ini itu, atau dengan gaya yang sungguh milineal seperti Sandi, atau yang berlaga milenial. Tak peduli.
Tapi ingat, milenial tidak suka dengan gaya milenial yang dibuat-buat. Pun setidak suka mereka dihujani bualan janji-janji semu. Langkah mereka adalah idealis tapi realistis. Namanya juga jiwa muda.
ilustrasi, m.berlimanews.com
Dukungan untuk Prabowo-Sandi pun akhirnya meluas. Dari para purnawirawan TNI, puluhan organisasi masyarakat, kini dukungan itu datang dari kaum milenial ini. Apakah ini efek kejut dari sosok Sandiaga Uno yang milineal natural?
“Sandi anak muda, punya potensi masuk ke dunia yang disenangi kaum milenial dan emak-emak. Cara berpakaian, cara berkomunikasi, dan mapping elektoral terhadap apa yang menjadi hobi anak muda milenial mulai dari musik, olahraga, dan teknologi,” jelas pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago. Dikutip dari Konfrontasi.
Yang lebih menggelegar, ribuan bahkan jutaan anak muda yang menamakan diri #Kamiberani (Kaum Milenial Bersama Prabowo-Sandi), mengklaim telah mendeklarasikan dukungan di 20 provinsi.
“#Kamiberani adalah singkatannya Kaum Milenial Bersama Prabowo Sandi. Dan hari ini mereka mendeklarasikan di 20 provinsi,” kata Sandi.
Ketua Relawan #Kamiberani, Maulidan Isbar mengaku akan memperluas dukungan hingga ke 34 provinsi, “Bang Sandi merupakan sejarah baru bagi Indonesia, merupakan calon pemimpin nasional termuda. Maka dari itu tidak mungkin bagi kita untuk tidak mendukung dengan semangat ekonominya dengan semangat NKRI-nya.”
ilustrasi, news.detik.com
Anak muda pada umumnya “malas” membicarakan urusan politik yang penuh taktik bahkan memuakkan. Tapi, dengan kesadaran baru, bahwa ikut andil bagian dalam pemilihan demokrasi, adalah bentuk peduli atas kemajuan suatu bangsa. Karena sesungguhnya, tongkat estafet negeri ini pada akhirnya nanti toh, diserahkan pada anak muda negeri.
Jika anti pada politik, jangan protes jika ada kebijakan pemerintah yang tak sesuai harapan! Kan kemarin enggak ikut milih?(Desti Anggraini Nor) 
Sumber : UC News