OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 11 September 2022

Kamaruddin Tiba di Jambi, Langsung Ungkap Hal Janggal Terbaru hingga Siap Balas Ferdy Sambo

Kamaruddin Tiba di Jambi, Langsung Ungkap Hal Janggal Terbaru hingga Siap Balas Ferdy Sambo



 

10Berita - Kamaruddin Simanjuntak tiba di Jambi. Kedatangan Kamaruddin untuk menemui keluarga Brigadir Yosua Hutabarat.

Dia datang bersama Irma Hutabarat dan tim kusa hukum keluarga Brigadir Yosua Hutabarat.

Mereka tiba di Jambi pada hari ini, Sabtu (10/9) sekira pukul 11.15 WIB siang.

Kedatangan Kamaruddin tersebut yakni dalam rangka bertemu dengan keluarga Brigadir Yosua.

Kamaruddin menjelaskan perkembangan kasus pembunuhan Brigadir Yosua yang terakhir pemeriksaan terhadap tersangka menggunakan lie detector atau alat tes kebohongan.

"Kemudian kami juga ada membuat laporan baru, yaitu laporan dengan pasal 317 KUHP juncto 318 KUHP juncto pasal 55 tentang penyertaan dan atau pasal 56 tentang perbantuan.

Yaitu terkait dengan adanya laporan Putri Candrawati dan laporan dari Briptu Martin Gabe yang diduga diperintah oleh Ferdy Sambo maupun oleh kapolres Jaksel atau kasat serse polres Jaksel, tentang tuduhan mereka kepada almarhum bahwa almarhum melakukan percobaan pembunuhan yaitu pasal 338 KUHP juncto pasal 53 KUHP tentang percobaan.

Tetapi setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan tidak terbukti atau tidak ditemukan peristiwanya," kata Kamaruddin.

Ia juga membantah semua tuduhan soal pelecehan seksual yang dilakukan mendiang Brigadir J ke Putri Candrawathi.

Ia menepis pengakuan Putri Candrawati yang dilecehkan oleh Brigadir Yosua di Duren Tiga.

"Seperti yang saya katakan dulu, tidak mungkin seorang ajudan bisa masuk ke ruang utama komandannya, kecuali dipanggil.

Ternyata benar, dia tadinya ada di luar berdasarkan rekaman CCTV kemudian dipanggil lalu diduga disiksa lalu dibunuh atau ditembak," ungkap Kamaruddin.

Ia pun meyakini laporannya yang kedua akan ditindaklanjuti dan titetapkan tersangkanya.

"Karena laporan mereka kan sudah SP3, jadi kita melapor balik. Karena pertama mengaku diperkosa di Duren Tiga karena tidak terbukti, dipindah menjadi diperkosa di Magelang.

Itu kan terlalu jauh lompatan locus delictynya antar kota, antar provinsi.

Kalau misalnya dari Duren Tiga ke Duren Lima itu masih bisa dibilang salah hitung duriannya gitu. Tetapi kalau dari Duren Tiga ke Magelang itu terlampau jauh dan tidak mungkin," kata Kamarunddin.

Hal itu dikatakannya tidak mungkin karena Putri Candrawati memuji perbuatan Yosua dengan sebutan ajudan terampil dan multi talenta.

"Kemudian di tanggal 7 sebelum mereka balik ke Jakarta, mereka bicara empat mata. Jadi Ibu Putri dengan ajudannya atas nama almarhum Yosua mereka bicara empat mata.

Ibu Putri di kasur, Yosua duduk di lantai mereka bicara empat mata kurang lebih 15 menit.

Jadi rasa tak mungkin atau wanita yang dilecehkan masih mau berbicara empat mata dengan predatornya.

Berarti kan tidak mungkin dia diperkosa, kemudian Brigadir Yosua itu masih mengawal Ibu Putri dari Magelang sampai ke Jakarta.

Istri tukang becak pun gak mau dia dikawal kalau sudah diperkosa gitu. Jadi artinya Ferdy Sambo ini mengada-ngada," pungkasnya. [tribunnews]