OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label INFO HAJI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INFO HAJI. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Mei 2020

Masjid Di Arab Saudi Mulai Dibuka, Bagaimana Dengan Ibadah Haji?

Masjid Di Arab Saudi Mulai Dibuka, Bagaimana Dengan Ibadah Haji?





10Berita, Keputusan terkait dengan pelaksanaan ibadah haji masih belum diumumkan oleh Kerajaan Arab Saudi, meski pemerintah sudah melonggarkan aturan kuncian di sana.

Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Achmad Rizal Purnama, menyampaikan pihaknya terus menjalin komunikasi, baik dengan Kedutaan Arab Saudi di Jakarta maupun perwakilan RI di Riyadh dan Jeddah.

"Hingga saat ini memang belum ada informasi atau keputusan apa pun yang diputuskan oleh pemerintah Arab Saudi terkait dengan pelaksanaan ibadah haji," ungkap Rizal dalam konferensi pers virtual pada Rabu (27/5).

Rizal menjelaskan, perkembangan terakhir, pemerintah Arab Saudi menerapkan pelonggaran kebijakan kuncian, di mana pada Minggu (31/5), masjid di seluruh Arab Saudi, kecuali Mekkah, akan dibuka.

"Protokol kesehatan akan tetap diterapkan secara ketat. 20 menit sebelum adzan baru dibuka, dan 20 menit setelah shalat akan ditutup kembali," paparnya.

Arab Saudi sendiri sebenarnya, kata Rizal sudah membentuk Komite Tingkat Tinggi yang dipimpin langsung oleh Raja Salman untuk memutuskan mengenai kebijakan ibadah haji.

"Dan sampai saat ini keputusan belum dikeluarkan," tekan Rizal.

Meski begitu, keputusan terkait ibadah haji sendiri akan menyangkut secara langsung Kementerian Agama. Sementara Kementerian Luar Negeri, ungkap Rizal, hanya akan memfasilitasi komunikasi yang diperlukan.

Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi memberlakukan kuncian dan jam malam untuk membendung penyebaran virus corona baru (Covid-19). Pemerintah juga menghentikan ibadah umrah dan menutup masjid. (Rmol)

Sumber: konten islam

Rabu, 20 Mei 2020

Pemerintah Tetapkan Batas Waktu Menunggu Keputusan Arab Saudi soal Haji

Pemerintah Tetapkan Batas Waktu Menunggu Keputusan Arab Saudi soal Haji




10BeritaJAKARTA —Dalam rapat kerja virtual dengan Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Senin (11/5), Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi menjelaskan Kementerian Agama menetapkan 20 Mei sebagai batas terakhir bagi pemerintah untuk menunggu keputusan Arab Saudi soal jadi atau tidaknya penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.

Menurutnya, pemerintah masih menunggu kepastian jadi tidaknya ritual rukun Islam kelima itu digelar.

"Kami mengusulkan batas waktu terakhir menunggu kepastian penyelenggaraan haji dari pemerintah Arab saudi adalah pada 20 Mei 2020, sebelum Arab Saudi berlibur musim panas sampai dengan minggu kedua bulan Juni 2020,” ungkap Zainut.

Batas waktu ini ditetapkan sebagai dasar untuk menilai apakah Indonesia siap mengirimkan calon jemaah haji ke Arab Saudi.


Pemerintah Saudi belum memberikan kepastian apakah ibadah Haji tahun ini akan diadakan, mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlanjut.
Meski belum ada kepastian dari Arab Saudi, pemerintah sudah melakukan beragam persiapan untuk keberangkatan sekitar 211 ribu calon jemaah haji. Untuk akomodasi, Kementerian Agama sudah mendapatkan 156 hotel dengan kapasitas 209.886 orang yang telah mencapai kesepakatan harga. Kapasitas tersebut sudah mencukupi untuk akomodasi seluruh jemaah haji.

Sedangkan untuk akomodasi di Madinah, saat ini baru mencapai 28 hotel dengan kapasitas 26.520 orang. Penyiapan akomodasi di Madinah belum bisa dilanjutkan karena tim dari kementerian Agama belum memperleh jadwal penerbangan untuk ke Madinah.


Untuk konsumsi, tim sudah menyelesaikan proses negosiasi harga terhadap 71 perusahaan katering yang telah lolos verifikasi dokumen dan lapangan. Sampai saat ini perusahaan katering yang telah mencapai kesepakatan harga, ada dua perusahaan di Jeddah, 39 di Makkah, dan 13 di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, serta 17 perusahaan katering di Madinah.

Zainut Tauhid mengatakan semua proses terkait penyediaan layanan bagi akomodasi, konsumsi, dan transportasi calon jemaah haji Indonesia selama di Arab Saudi dihentikan karena pandemi Covid-19. Penandatanganan kontrak dan pembayaran uang muka baru akan dilakukan setelah ada kepastian haji tahun ini jadi diselenggarakan.

Dua Skenario Haji di Tengah Pandemi Corona

Zainut Tauhid mengatakan ada dua skenario terkait haji di tengah pandemi virus corona Covid-19. Skenario pertama, haji dilaksanakan dengan pengurangan kuota menjadi 50 persen untuk memberikan ketersediaan ruang terkait menjaga jarak. Calon jemaah haji yang tidak dapat berangkat, bisa menarik setoran lunasnya dan akan menjadi priotas diberangkatkan pada musim haji tahun depan. Seleksi jemaah yang bisa berangkat dapat berdasarkan nomor urut porsi atau berdasarkan usia dan minimnya risiko terpapar Covid-19.

Skenario kedua jika haji dibatalkan, jemaah yang telah melunasi setoran biaya haji diprioritaskan untuk berangkat tahun depan tanpa perlu menjalani pemeriksaan kesehatan lagi atau setoran dikembalikan kepada jemaah dan tahun depan bisa melunasi lagi menyesuaikan biaya haji ditetapkan saat itu.


Tenda-tenda jutaan jemaah Haji saat bermalam di Mina, Arab Saudi (foto: dok).

Dirjen Urusan Haji Yakin Jika Haji dengan Pembatasan, Indonesia Tidak Akan Dikecualikan

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar mengatakan sampai sekarang belum ada dana keluar untuk membayar layanan untuk jemaah haji selama berada di Arab Saudi. Dia menambahkan yang perlu dinegosiasikan ulang adalah dengan maskapai Saudi Arabian Airlines.

Nizar meyakini kalau pun haji jadi dilaksanakan dengan pembatasan, tidak mungkin Indonesia dikecualikan. Dia bahkan menyebutkan Kementerian Kesehatan menegaskan pemerintah siap memberangkatkan 221 ribu calon jemaah haji sesuai kuota diberikan Arab Saudi kepada Indonesia.

"Saya sebenarnya meminta kalau memang ini sudah nggak bisa ditangani, ya sudah kita minta batal aja haji. Ternyata Kementerian Kesehatan nggak mau. Karena analisisnya itu di awal Juni (wabah Covid-19 di Indonesia) akan mengalami penurunan,” ujar Nizar.

Nizar menjelaskan Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan protokol kesehatan terkait keberangkatan 221 ribu calon jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi. Protokol kesehatan itu meliputi perlunya dilakukan tes PCR untuk memastikan 221 ribu calon jemaah haji tidak terinfeksi Covid-19 sebelum berangkat.

Lebih dari 2 juta jemaah haji berdoa di Jabal Rahmah di pinggiran Mekkah, Arab Saudi 10 Agustus 2019 (foto; ilustrasi).

Kalau ada calon jemaah haji terjangkit Covid-19 ketika sudah tiba di embarkasi maka perlu diisolasi. Kementerian Kesehatn juga sudah menyiapkan prosedur perawatan jika ada jemaah haji Indonesia terkena Covid-19 ketika berada di Arab Saudi. Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan protokol kalau ada jemaah haji Indonesia meninggal karena Covid-19 di Arab Saudi.

Menurut Nizar, Indonesia pada 1946-1948 pernah tidak mengirimkan calon jemaah haji ke Arab Saudi. Kondisinya waktu itu tidak memungkinkan arena sedang ada agresi militer Belanda.

Komisi VIII DPR Minta Kembalikan Setoran Dana Jika Haji Batal

Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto menegaskan kalau ibadah haji dibatalkan, maka Komisi VIII meminta setoran dana haji reguler sudah dilunasi dikembalikan kepada calon jemaah haji.

"Sekali lagi kami tegaskan dalam rapat kerja kali ini, tidak ada satu rupiah pun uang jemaah haji dipakai untuk (menangani) Covid-19 atau kegiatan-kegiatan yang lain. Kami pastikan aman, terkendali," kata Yandri.

Dia menambahkan calon jemaah haji yang sudah menarik setoran dana yang sudah dilunasi akan tetap menjadi prioritas untuk pelaksanaan haji tahun depan. Sedangkan setoran dana haji khusus bisa dikembalikan dengan cara ditransfer ke rekening calon jemaah haji khusus.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang menekankan skenario disiapkan pemerintah Indonesia hanya alternatif karena semua bergantung pada keputusan dari Arab Saudi. Dia meminta pemerintah melalui Kementerian Agama menjelaskan kepada masyarakat kalau memang haji tahun dibatalkan.

Penjelasan ini, menurutnya sangat penting untuk menenangkan masyarakat yang gundah menunggu kepastian jadi atau tidaknya ritual rukun Islam kelima tersebut diselenggarakan. Juga untuk menghindari kaum muslim terprovokasi sejumlah pihak.

"Bahwa di dalam sejarah beberapa kali terjadi, pelaksanaan ibadah haji tidak dilaksanakan. Sejarah ini perlu disampaikan ke masyarakat, bahwa bukan kali ini (haji dibatalkan). Saya belum pernah mendengar itu muncul dari Kementerian Agama sehingga masyarakat kita bisa menenangkan batinnya, psikologi keagamaannya."

Marwan sepakat supaya umat Islam di Indonesia terutama calon jemaah haji tidak terus berharap maka pemerintah mesti memutuskan batas waktu kita menunggu keputusan dari pemerintah Arab Saudi sehingga masyarakat tidak bertanya-tanya dan was-was lagi. [fw/em]

Info Terkini Ibadah Haji 2020, Bisa Jadi Dibatasi Hanya untuk Usia 50 Tahun ke Bawah

Info Terkini Ibadah Haji 2020, Bisa Jadi Dibatasi Hanya untuk Usia 50 Tahun ke Bawah





Sholat Tarawih di Masjidil Haram, Mekah, di tengah wabah Corona. - Instagram @edres_amjad

10Berita, JAKARTA - Sampai kini belum ada kepastian apakah ibadah haji tahun 2020 jadi dilaksanakan atau tidak.

Pemerintah Indonesia masih menunggu kabar terbaru dari pemerintah Arab Saudi.

Jika pun ibadah haji tahun ini batal dilaksanakan karena dampak pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama sudah menyiapkan skenario pengembalian biaya haji kepada calon jemaah.

World Hajj and Umrah Convention (WHUC) telah melakukan survei persiapan pelaksanaan haji tahun 1441H/2020M yang melibatkan 25 negara pengirim jemaah haji.

Hal ini diungkapkan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar saat membuka Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui telekonferensi.

"Dari 25 negara tersebut, salah satunya termasuk Indonesia," kata Nizar di Jakarta, Senin (27/04/2020).

Menurut Nizar, survei ini diselenggarakan kerjasama Biro Perencanaan Kementerian Haji dengan WHUC.

Hasil survei ini nantinya akan dilaporkan kepada Menteri Haji dan Raja Salman sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.

"Hasil survei ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan untuk Kementerian Haji atau Raja Salman dalam mengambil kebijakan tentang penyelenggaraan haji 1441H/2020M," ujarnya.

“Dari 25 negara yang berpartisipasi dalam pelaksanaan survei, sudah ada 15 negara yang mengembalikan form survei tersebut, termasuk Indonesia,” lanjutnya.

Terpisah, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menjelaskan survei yang dilakukan WHUC ini antara lain menggali informasi tentang persiapan dan langkah kesehatan yang diambil setiap negara dalam penanganan Covid-19.

Selain itu, survei juga terkait kesiapan setiap negara jika kebijakan haji akan mempertimbangkan pembatasan aspek umur maksimal 50 tahun.

“Survei juga menanyakan tentang kesiapan negara jika harus ada karantina sebelum perjalanan dan ketika tiba di Saudi. Juga tentang kesiapan setiap negara jika ada pengurangan kuota sebanyak 20%,” tuturnya.

Endang menambahkan, pihaknya juga telah mendapat informasi bahwa Arab Saudi mulai 27 April ini sudah tidak memberlakukan lagi jam malam untuk selain Makkah dan Madinah.

"Ada informasi yang kami dapatkan bahwa ada perkembangan positif terkait penanganan Covid-19 di Arab Saudi. Sehingga, sejak hari ini, mall, toko, dan kafe sudah diperkenankan buka kembali. Ini kayaknya ada tanda-tanda baik buat kita," ujarnya.

“Raja Salman juga telah menyetujui Majelis Kabinet terkait pelaksanaan MoU tentang Fast Track bagi negara-negara pengirim jemaah haji,” tandasnya.

 88 Persen Calhaj Sudah Lunasi Biaya Haji

Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1441H/2020M untuk jamaah haji  reguler tahap pertama (I) telah ditutup Kamis (30/4/2020) sore.

Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, sebanyak 179.584 atau sekitar 88,33 persen jemaah haji reguler yang telah melakukan pelunasan.

"Pelunasan tahap satu, ditutup sore tadi. Total 179.584 jemaah melunasi biaya haji, atau sekitar 88,33 persen," ujar Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag, Muhajirin Yanis dalam keterangannya, Kamis (30/4/2020).

Total kuota haji Indonesia tahun ini berjumlah 221.000. Sebanyak 203.320 di antaranya adalah kuota haji reguler.

Jumlah ini terbagi menjadi empat, yaitu: 199.518 untuk jemaah haji reguler, 2.040 kuota prioritas lanjut usia, 1.512 Petugas Haji Daerah (PHD), dan 250 Pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah KBIHU.

"Masih ada 21.157 kuota reguler dan 817 prioritas lansia yang belum terlunasi," terang Muhajirin.

Ia mengatakan sampai penutupan tahap satu, belum ada Petugas Haji Daerah (PHD) dan Pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) yang melakukan pelunasan.

Kemenag akan membuka pelunasan Bipih 1441H/2020M untuk tahap kedua, yaitu pada 12 hingga 20 Mei 2020.

Pelunasan tahap kedua ini dibuka untuk jemaah berhak lunas yang mengalami gagal pembayaran karena sistem saat tahap pertama.

Selain itu, mereka yang berhak melunasi pada tahap kedua adalah pendamping lansia, penggabungan mahram, serta jemaah disabilitas dan pendampingnya.

"Tahap dua juga untuk PHD dan pembimbing dari KBIHU," ujarnya.

Muhajirin menambahkan, secara umum, pelunasan tiap provinsi sudah di atas 80 persen.

Hanya Provinsi Maluku yang prosentase pelunasannya pada angka 79,57 persen.

"Bahkan, sebanyak 21 provinsi pelunasannya di atas rata-rata nasional, 88,33 persen," jelasnya.

Adapun lima provinsi dengan jumlah jemaah terbanyak yang melakukan pelunasan adalah Jawa Barat (33.969), Jawa Timur (29.950), Jawa Tengah (27.464), Banten (8.544), dan Sumatera Utara (7.192).

Skenario Pengembalian Dana Jemaah Jika Haji 2020 Batal

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali mengatakan pihaknya sudah menyiapkan skenario pengembalian dana pelunasan calon jemaah jika pelaksanaan haji 1441H/ 2020 dibatalkan.

Namun, Nizar menggarisbawahi bahwa yang dikembalikan hanyalah biaya pelunasannya, bukan dana setoran awalnya.

Kecuali kalau calon jemaah berniat membatalkan rencananya beribadah haji.

Terkait haji reguler, kata Nizar, ada dua opsi yang disiapkan. Pertama, dana dikembalikan kepada jemaah yang mengajukan.

Caranya, jemaah datang ke Kantor Kemenag (KanKemenag) kabupaten atau kota untuk mengajukan pengembalian biaya pelunasan.

Kankemenag akan melakukan input data pengajuan ke Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).

Selanjutnya, Subdit Pendaftaran verifikasi pengajuan dan menyetujui pengembalian biaya pelunasan. Dirjen Penyelanggara Haji dan Umro (PHU) lalu mengajukan ke Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) daftar jemaah yang meminta pengembalian.

BPKH melakukan pengembalian dana ke rekening jemaah.

"Status di Siskohat bagi jemaah yang mengajukan pengembalian menjadi belum lunas. Tahun depan, harus kembali melunasi setelah Bipih ditetapkan," jelas Nizar di Jakarta, Jumat (17/4/2020).

"Bagi jemaah yang tidak menarik biaya pelunasannya, tercatat di Siskohat sebagai jemaah lunas tunda. Tahun depan, jika Bipih (biaya perjalanan ibadah haji) nya sama, tidak perlu lagi membayar pelunasan. Jika Bipih tahun depan lebih besar, jemaah hanya bayar selisihnya," sambungnya.

Kedua, biaya pelunasan dikembalikan kepada semua jemaah, baik mengajukan ataupun tidak.

Prosesnya, Ditjen PHU langsung mengajukan pengembalian biaya pelunasan semua jemaah ke BPKH, dan mengubah status jemaah di Siskohat menjadi belum lunas.

"Berdasarkan pengajuan Ditjen PHU, BPKH melakukan pengembalian biaya pelunasan ke rekening jemaah," kata Nizar.

Untuk haji khusus, kata Nizar, Ditjen PHU cenderung pada opsi pertama, yaitu adanya pengajuan pengembalian dari jemaah.

Prosesnya, jemaah yang akan meminta pengembalian Bipih pelunasan, membuat surat ke PIHK (penyelenggara ibadah haji  khusus) dengan menyertakan nomor rekeningnya.

PIHK lalu membuat surat pengantar pengajuan pengembalian Bipih pelunasan ke Kemenag berikut nomor rekening jemaah yang menjadi tujuan transfer. Lalu, Kemenag mengajukan surat pengantar pengembalian Bipih pelunasan ke BPKH.

"BPKH kemudian yang mentransfer ke rekening jemaah," tegasnya.

Sebelumnya, Kementerian Agama bersama Komisi VIII DPR membahas skenario penyelenggaraan haji di tengah pandemi Covid-19.

Ada tiga skema yang muncul, haji terus berjalan sebagaimana biasa, berjalan dengan pembatasan kuota, dan batal.

Sampai 16 April 2020, 79,31% calon jemaah haji reguler dan 69,13% jemaah haji khusus yang sudah melunasi Bipih 1441H/2020M. Lantas, jika ternyata haji batal, bagaimana kelanjutan dana pelunasan tersebut?

Komisi VIII DPR dalam Rapat Dengar Pendapat yang berlangsung Rabu, 15 April 2020, bersepakat bahwa setoran lunas Calon Jemaah Haji Reguler dapat dikembalikan kepada jemaah yang telah melunasi Bipih.

"Terhadap jemaah yang menarik kembali setoran lunasnya, yang bersangkutan akan menjadi jemaah berhak lunas pada tahun berikutnya," demikian kutipan salah satu butir simpulan rapatnya.

Hal sama berlaku juga bagi calon Jemaah Haji Khusus. Mereka bisa mengajukan pengembalian setoran lunas melalui PIHK tempatnya mendaftar.

(Tribunnews.com/Husein Sanusi/Larasati Dyah Utami/Taufik Ismail)

Rabu, 06 Mei 2020

Belum Ada Keputusan Resmi dari Arab Saudi Terkait Haji Tahun Ini

Belum Ada Keputusan Resmi dari Arab Saudi Terkait Haji Tahun Ini


10Berita, Jakarta – Hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah Arab Saudi terkait pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Kementerian Agama RI tetap melaksanakan persiapan pelaksanaan ibadah haji meski masih menunggu keputusan dari kerajaan Saudi.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada informasi resmi dari Arab Saudi terkait penyelenggaraan haji 1441H/2020M. Saudi, sebagaimana Indonesia, saat ini masih fokus pada percepatan penanganan Covid-19 demi keselamatan dan kesehatan warganya.

“Koordinasi kami dengan pihak Konsul Haji KJRI Jeddah, sampai saat ini belum ada keputusan resmi dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi terkait haji tahun ini, apakah jalan atau bagaimana,” ujar Nizar di Jakarta, Rabu (06/05/2020).

“Kami terus memantau perkembangan dan menunggu keputusan resmi dari Pemerintah Arab Saudi,” sambungnya.

Namun, Nizar berharap, kepastian penyelenggaraan haji 1441H/2020M ini sudah diumumkan Saudi sebelum 20 Ramadan atau 13 Mei. Sebab, Saudi akan segera memasuki masa liburan musim panas.

“Harapan kami, tanggal 19 Ramadan atau 12 Mei sudah ada keputusan,” tutur Nizar.

“20 Ramadan sampai 10 Syawal, Saudi memasuki masa libur musim panas. Jika baru diputuskan setelah libur, maka untuk persiapan terlalu mepet karena operasional haji dimulai bulan Zul Qa’dah,” lanjutnya.

Nizar mengaku mendengar informasi bahwa Pemerintah Arab Saudi akan
membuka kembali akses Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk Salat Taraweh. Termasuk juga akses masyarakat untuk thawaf sunnah (bukan thawaf umrah). “Setelah akses kembali dibuka, semoga Saudi segera umumkan kepastian pelaksanaan haji tahun ini, jalan tau tidak,” jelasnya.

Nizar menjelaskan bahwa proses persiapan penyelenggaraan haji di Indonesia tetap berjalan. Manasik haji non tatap muka (daring) sudah dilakukan dengan mendesiminasikan video melalui media sosial.

“Saat ini kami mengintensifkan penyebaran video manasik haji melalui media sosial Kementerian Agama agar lebih mudah diakses masyarakat,” ujarnya.

Reporter: Imam S.

Sumber: kiblat.net

Senin, 27 April 2020

Arab Saudi Umumkan Kepastian Haji pada 19 Ramadhan, Ace: Indonesia Miliki 3 Skenario

Arab Saudi Umumkan Kepastian Haji pada 19 Ramadhan, Ace: Indonesia Miliki 3 Skenario


10Berita - Jemaah calon haji diminta bersabar mengenai kepastian jadi atau tidaknya ibadah haji tahun ini karena kepastiannya baru pada 19 Ramadhan atau pertengahan Mei mendatang.

Kalau pun Arab Saudi mengizinkan pelaksanaan haji harus dengan syarat ketat akibat adanya pandemi Covid-19.

"Dari informasi terakhir yang kami terima bahwa pemerintah Arab Saudi akan mengumumkan kepastian penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441 H/2020 pada 19 Ramadhan atau pertengahan Mei nanti," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat dihubungi, Minggu 26 April 2020.

Lebih jauh Tubagus Ace mengatakan, Kementerian Agama harus memiliki tenggat waktu yang jelas untuk memutuskan persiapan jemaah calon haji ini.

"Langkah ini penting agar kita juga memiliki persiapan yang cukup untuk memastikan kesiapan jamaah calon haji untuk menunaikan ibadah haji," katanya.

Dari informasi yang didapat, kata Ace, kemungkinan besar pemerintah Arab Saudi  akan tetap membuka ibadah haji tahun ini.

"Hanya, DPR juga mengingatkan keselamatan dan kesehatan jemaah calon haji baik selama berada di Indonesia, maupun adanya jaminan jemaah haji Indonesia tidak tertular Covid 19 selama berada di tanah suci," ujarnya.


Pemerintah Indonesia, kata Ace, telah membuat tiga skenario penyelenggaraan Ibadah haji tahun ini. Skenario pertama dengan penyelenggaraan yang normal.


Jika itu terjadi, maka harus dipersiapkan oleh Kementerian Agama yakni harus dipastikan jeemaah calon haji kita tidak ada yang positif Covid 19. Kalau ada yang positif, pasti pihak Arab Saudi tidak akan mengizinkan mereka untuk memasuki Arab Saudi," ujarnya.

Selain itu, harus ada jaminan jemaah calon haji Indonesia tidak tertular Covid 19 selama di Arab Saudi.

"Apakah dimungkinkan mereka menjalankan Ibadah haji yang berinteraksi dengan jamaah negara lainnya tidak tertular selama di sana?

Untuk itu, perlu ada persiapan khusus dan tersedia waktu khusus bagi calon jemaah haji jika misalnya penyelenggaraan haji tetap akan berjalan tahun ini," tuturnya.***

Sumber:Pikiranrakyat

Kamis, 16 April 2020

Arab Saudi Belum Pasti, Pemerintah Diminta Segera Putuskan Soal Haji

Arab Saudi Belum Pasti, Pemerintah Diminta Segera Putuskan Soal Haji




10Berita - Sampai saat ini Pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan kebijakan terkait ibadah haji. Negara kaya minyak itu masih sibuk menghadapi pandemi Covid-19. Pemerintah Indonesia pun diminta segera mengambil keputusan soal pelaksanaan ibadah ke Tanah Suci.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Ihsan Yunus mengatakan, pemerintah, khususnya Kementerian Agama harus tegas memutuskan soal jadi atau tidaknya jamaah haji asal Indonesia berangkat tahun ini. “Arab Saudi ini masih plintat-plintut alias tidak tegas soal ibadah haji,” kata dia.

Dia pun mendorong pemerintah pusat tegas demi kemaslahatan umat untuk memiliki batas waktu dalam memutuskan apakah jadi atau tidak memberangkatkan jamaah haji tahun ini.

Terdapat skenario untuk tetap berangkat dengan pembatasan kuota dan social distancing selama di Arab Saudi. Namun, dia bisa memahami bagaimana pelaksanaanya nanti. Apakah pemerintah harus melakukan tes swab terlebih dahulu untuk seluruh yang berangkat?

Setelah tes swab apakah harus dikarantina dulu apabila ada yang positif? Biayanya bagaimana? Lalu pembatasan sosialnya diterapkan bagaimana nanti? “Harus detil pelaksanaan skenario ini mulai pra keberangkatan,” terangnya.

Dia juga menyoroti pengelolaan dana haji oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Menurut dia, berdasarkan undang-undang, salah satu prioritas dana itu adalah untuk kesehatan. Namun, dia juga mendorong agar BPKH aktif sosialisasi ke publik soal transparansi penggunaan dana kemaslahatan untuk penanganan Covid-19 yang disebut bukan berasal dari dana haji. “Ini untuk klarifikasi rumor yang berkembang di masyarakat,” lanjut Ihsan.

Sementara itu, Ketua BPKH Anggito Abimanyu menegaskan bahwa dana kemaslahatan umat bukan berasal dari dana setoran haji, melainkan berasal dari nilai manfaat dana abadi umat (DAU). “Hasil dari efisiensi Kementerian Agama,” terang dia.[jawapos]


Rabu, 01 April 2020

Imbas Corona, Arab Saudi Minta Umat Islam Tunda Persiapan Haji

Imbas Corona, Arab Saudi Minta Umat Islam Tunda Persiapan Haji



10Berita,Arab Saudi meminta umat Islam untuk menunda sementara persiapan haji. Pandemi virus corona di Arab Saudi menimbulkan pertanyaan baru apakah ibadah haji dapat dilaksanakan tahun ini.

Menteri Urusan Haji Arab Saudi, Muhammad Sholih Benten (محمد صالح بن طاهر بنتن) mengatakan masih belum pasti apakah ibadah haji tahun ini dapat terlaksana, yaitu pada akhir Juli. Sebab dalam keadaan saat ini, yang paling penting adalah memastikan kesehatan dan keselamatan warga negara, khususnya umat Islam di seluruh dunia.

"Arab Saudi sepenuhnya siap untuk melayani peziarah dan jemaah umrah," kata Mohammad Benten saat wawancara dengan stasiun TV pemerintah Al-Ekhbariya, Selasa (31/3/2020).

"Namun dalam keadaan seperti ini, ketika kita berbicara tentang pandemi global. Kerajaan lebih mementingkan untuk melindungi kesehatan umat Muslim dan warga negara, sehingga kami meminta saudara-saudara umat Muslim di seluruh dunia untuk menunggu sampai situasinya jelas," lanjutnya lagi.

Sebelumnya, Arab Saudi telah menangguhkan ibadah umrah sebagai langkah antisipasi penularan virus corona. Sementara pada awal bulan ini, Arab Saudi menghentikan ibadah salat di masjid-masjid. Warga diminta untuk beribadah dari rumah.

Arab Saudi juga menjadi salah satu negara yang terdampak pandemi corona. Kementerian Kesehatan Saudi melaporkan 1.563 orang terinfeksi dan 10 orang tewas akibat corona.

Membatalkan haji akan menjadi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern, tetapi membatasi kehadiran dari daerah berisiko tinggi telah terjadi sebelumnya, termasuk dalam beberapa tahun terakhir selama wabah Ebola.

[Simak selengkapnya penjelasan Menteri Urusan Haji-Umrah Saudi]

Saudi Minta Umat Islam Tak Buru-buru Urus Perjalanan Haji Tahun Ini

Saudi Minta Umat Islam Tak Buru-buru Urus Perjalanan Haji Tahun Ini


10Berita, Riyadh – Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi, Muhammad Salih bin Tahir, mengumumkan pada Selasa (31/03/2020) bahwa kerajaan mendesak umat Islam untuk tidak terburu-buru membuat rencana ibadah haji tahun ini. Hal itu mengingat wabah Virus Wuhan atau Covid-19 di dunia yang belum diketahui kapan berakhir.
“Kami meminta saudara-saudara Muslim di semua negara di dunia untuk bersabar dalam membuat kontrak apa pun sampai situasi sudah jelas,” kata Menteri Salih.
Sekitar 2,5 juta Muslim melakukan ibadah haji setiap tahun, dan itu merupakan sumber pendapatan utama bagi kerajaan.
Pendaftaran ibadah haji tahun ini berakhir pada akhir Juli. Tetapi wabah Virus Wuhan menimbulkan pertanyaan tentang apakah itu dapat atau harus ditetapkan mengingat risiko penyakit menyebar lebih lanjut dalam pertemuan besar.
Arab Saudi sendiri sudah menangguhkan Umrah sampai pemberitahuan lebih lanjut. Semua penerbangan penumpang internasional juga telah ditangguhkan tanpa batas waktu. Beberapa hari yang lalu, Saudi melarang masuk dan keluar ke beberapa kota, termasuk Mekah dan Madinah.
Kerajaan Saudi mencatat sepuluh kematian dari 1.563 kasus coronavirus, yang menginfeksi sekitar 800.000 orang dan menewaskan lebih dari 38.000 di seluruh dunia.
Haji dan Umrah sangat penting bagi ekonomi Saudi. Dua momen ibadah itu adalah tulang punggung rencana untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke Kerajaan dalam kerangka rencana reformasi ekonomi yang ambisius oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Haji tidak pernah dibatalkan di era modern, tetapi sebelumnya mencegah pengunjung dari daerah berisiko tinggi, termasuk dalam beberapa tahun terakhir, selama wabah Ebola.
Sumber: Reuters

Sabtu, 07 Maret 2020

Cegah Virus corona, Kakbah Dipagari dan Jemaah Tak Bisa Cium Hajar Aswad

Cegah Virus corona, Kakbah Dipagari dan Jemaah Tak Bisa Cium Hajar Aswad




 10Berita - Pemerintah Arab Saudi memang kembali membuka akses masuk ke pelataran Kakbah di Masjidil Haram. Akses masuk dibuka sejak Sabtu (7/3/2020) pagi menjelang Subuh setelah sebelumnya ditutup sebagai antisipasi penyebaran virus corona.

Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud mengeluarkan dekrit terkait pembukaan akses masuk ke pelataran Kakbah tersebut. Namun seperti dikatakan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, akses masuk pelataran Kakbah ini bukan diperuntukkan bagi para jemaah umrah. Pembukaan akses hanya untuk tawaf-tawaf sunah yang bukan bagian dari tawaf umrah.

Dalam foto terbaru yang dilansir dari AP Photo dan Haramain Info, area di sekitar Kakbah dibatasi dengan pagar seng berwarna putih. Area Hijr Ismail, termasuk Maqom Ibrahim masuk dalam area yang dipagari. Sehingga jemaah tidak bisa menyentuh Kakbah, mencium Hajar Aswad, Maqom Ibrahim juga sholat di dalam Hijr Ismail.

Belum ada keterangan resmi dari pemerintah Arab Saudi terkait pagar yang dibuat mengelilingi Kakbah, Maqom Ibrahim dan Hijr Ismail tersebut. Pada Kamis kemarin pemerintah Arab Saudi menutup sementara dua masjid suci yaitu Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk mencegah penyebaran virus corona.

Penutupan sementara berlaku 1 jam setelah Salat Isya pada hari Kamis (5/3), dan dibuka lagi satu jam sebelum salat Subuh pada Jumat (6/3). Di luar jam itu, jemaah bisa masuk ke Masjidil Haram, tapi tidak bisa ke pelataran Kakbah. Selama penutupan, petugas melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan cairan disinfektan.

Sejak Sabtu pagi, area pelataran Kakbah dibuka secara terbatas. "Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud mengeluarkan dekrit raja (al-Amru as-Sami) yang berisi pembukaan kembali pelataran tawaf terhitung sejak Sabtu 7 Maret 2020. Namun dekrit tersebut menyebutkan bahwa pembukaan pelataran tawaf ini bukan diperuntukkan bagi para jemaah umrah namun untuk tawaf-tawaf sunah yang bukan bagian dari tawaf umrah," kata Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel dalam keteranganya, Sabtu (7/3/2020).(detik)


Senin, 09 September 2019

Dektrit Raja Salman: Visa Progresif Umrah Dihapuskan

Dektrit Raja Salman: Visa Progresif Umrah Dihapuskan

10Berita – Menteri Saudi untuk Haji dan Umrah, Dr. Mohammad Salih Bentin, mengucapkan terima kasih kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman terkait dengan dekrit terbaru yang merestrukturisasi visa kunjungan, haji dan transit. Dekrit tersebut mencakup pembatalan biaya Umrah yang berulang (visa progresif).
Bentin mengatakan: “Dekrit kerajaan merupakan bagian dari visi Arab Saudi untuk memfasilitasi kedatangan muslim dari seluruh dunia guna menunaikan ibadah haji dan umrah.”

Dia menambahkan bahwa dekrit tersebut mencerminkan kesiapan Arab Saudi untuk menerima jumlah jemaah haji yang lebih banyak, bersamaan dengan proyek besar infrastruktur dan pengembangan layanan di Mekah dan Madinah.
Bentin juga mengatakan bahwa dekrit tersebut akan mendukung upaya pencapaian salah satu tujuan terpenting dari rencana Visi Saudi 2030. Yaitu, dapat menerima 30 juta jamaah umrah pada tahun 2030 dan memberikan pelayanan yang maksimal sehingga jemaah dapat melakukan ibadah dengan nyaman dan tenang. (sn)


Sumber: Ersmuslim

Jumat, 06 September 2019

Raudhah: Taman Surga Tempat Terkabulnya Doa-Doa

Raudhah: Taman Surga Tempat Terkabulnya Doa-Doa


10Berita,Surga memang masih belum bisa dinikmati oleh umat Islam di dunia, sebab umat Islam masih harus melewati berbagai fase di akhirat untuk bisa masuk ke surga. Meskipun demikian, umat Islam masih bisa berkunjung ke satu-satunya “taman surga” yang ada di dunia. Lalu dimanakah taman surga tersebut berada? Taman surga yang dimaksud adalah Raudhah atau Raudhatul Jannah yang terletak di Madinah.

Dahulu Raudhah terletak di luar halaman Masjid Nabawi, yaitu di antara rumah Rasulullah SAW dan mighrab atau mimbar di Masjid Nabawi. Kini setelah Masjid Nabawi diperluas, lokasi Raudhah terletak di dalam masjid, dengan ukurannya yang hanya 22 x 15 meter. Lokasi itulah yang menjadi taman surga yang tak pernah sepi oleh jamaah haji dan umroh. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Tempat yang di antara rumahku dan mimbarku adalah raudhah (taman) di antara taman-taman surga.” (HR. Bukhari)

Kawasan Raudhah ditandai dengan karpet berwarna hijau muda yang sangat berbeda dengan warna karpet di ruangan lain di dalam masjid Nabawi. Sebab ruangan lain di dalam masjid Nabawi didominasi dengan karpet yang berwarna merah. Kawasan Raudhah juga memiliki 5 pilar atau tiang yang berwarna putih dengan atap yang berhiaskan ornamen kaligrafi klasik.

Raudhah adalah tempat yang sangat mulia dimana dahulu Rasulullah SAW melakukan ibadah, memimpin salat, menerima wahyu dan juga menjadi tempat ibadah bagi para sahabat. Lokasi Raudhah sebenarnya merupakan tempat shaf bagi para laki-laki dan hanya terbuka bagi kaum perempuan pada jam-jam tertentu. Yaitu pada saat waktu dhuha, waktu dhuhur, dan waktu isya. Dengan ukuran 22 x 15 meter, Raudhah pun hanya cukup untuk menampung beberapa puluh jamaah.

Meskipun begitu, Raudhah selalu menjadi salah satu tempat yang diperebutkan oleh ribuan jamaah haji dan umroh. Lalu mengapa ribuan jamaah tersebut berebut untuk memasuki Raudhah? Rupanya, Raudhah yang bersebelahan dengan makam Rasulullah SAW di dalam kompleks Masjid Nabawi merupakan tempat yang sangat mustajab untuk berdoa. Dengan berdoa di Raudhah, maka doa pun niscaya akan dikabulkan oleh Allah.

Oleh sebab itulah Raudhah selalu diperebutkan oleh ribuan jamaah yang rela mengantri untuk melakukan ibadah di Raudhah. Tak hanya itu, beribadah di Raudhah juga memiliki pahala yang sangat besar. Siapa saja yang salat di sana seakan-akan ia telah duduk di taman dari taman-taman surga dan pahalanya pun berlimpah. Sebagaimana melakukan salat di masjid Nabawi yang pahalanya dilipatgandakan 1000 kali dari shalat di masjid lain kecuali Masjidil Haram.

Untuk memasuki kawasan Raudhah, para jamaah harus bersabar mengantri dengan para jamaah lainnya. Selain itu, datanglah ke masjid pada awal pintu masjid dibuka agar memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan salat, zikir dan membaca Alquran di kawasan tersebut. Kawasan Raudhah akan benar-benar terasa seperti taman surga saat para jamaah melantunkan takbir, tahmid, tahlil, shalawat kepada Rasulullah SAW dan doa lirih yang dipanjatkan.

Satu hal yang perlu diingat, Raudhah berada di antara makam Rasulullah SAW dan makam para sahabat. Oleh sebab itu, saat berdoa hendaknya tidak menghadap ke makam namun menghadap ke kiblat. Selain itu, saat mengunjungi makam Rasulullah SAW tak perlu mengusap-usap jendela makam ataupun mencium makam Rasulullah SAW. Sebab hal tersebut tidak dianjurkan dalam syariat Islam, cukup lantunkan saja shalawat kepada Rasulullah SAW dan para sahabat beserta keluarga.

Demikianlah Raudhah, taman surga yang menjadi salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Sehingga Umat Islam sangat dianjurkan untuk mengunjungi Raudhah dan berdoa di sana. Selain doa akan mudah dikabulkan, beribadah di Raudhah juga akan memberikan pahala yang melimpah.(Ayu Wulandari)

Sumber: islampos

Senin, 26 Agustus 2019

Inilah Gambaran Mengagumkan Ibadah Haji 700 Tahun Lalu

Inilah Gambaran Mengagumkan Ibadah Haji 700 Tahun Lalu


10Berita,ADA  banyak literatur tentang perjalanan haji saat ini. Itulah yang dikatakan Dr Nuha Al-Sha’ar, seorang Profesor di American University of Sharjah. 
“Banyak yang mendokumentasikan perjalanan haji mereka. Oleh karena itu kami memiliki genre literatur perjalanan yang disebut‘ Al-Rihla Al-Hijaziyya ’- perjalanan ke Hijjaz untuk melakukan ziarah. Kami juga memiliki banyak akun perjalanan haji. Perjalanan Ibnu Battuta yang terkenal adalah yang pertama kali mendokumentasikan perjalanan ibadah haji di zaman modern,” kata Dr Nuha.

Berdasarkan literatur sejarah, Ibnu Battuta, seorang penjelajah muslim paling populer, memulai perjalanan spiritual ibadah haji pada 1326. Dia berangkat dari Maroko, melintasi Afrika Utara ke Kairo. Kemudian ia melanjutkan ke Yerusalem dan Damaskus, kemudian melanjutkan perjalanan ke Madinah dan Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.
“Kami berangkat lagi pada malam hari dari lembah yang diberkati (disebut Marr) dengan hati penuh sukacita, untuk mencapai tujuan. Kami pergi dalam keadaan gembira, kemudian tiba di pagi hari di Kota Surety, Makkah (Allah Maha Besar memuliakannya),” tulis Ibnu Battuta.
Sebelum mencapai Makkah, dia menghabiskan waktu selama empat hari di Madinah. Saat itu Ibnu Battuta sudah mengenakan pakaian ihram, yaitu kain putih yang menutupi badannya untuk memenuhi salah satu syarat pakaian ketika akan menunaikan ibadah haji.
Saat tiba di Makkah, dia mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali putaran. Kemudian mencium salah satu batu yang disucikan, Hajar Aswad, sambil berdoa.
“Kami datang ke Makkah kemudian memutari Kabah dan mencium Hajar Aswad. Kami berdoa dan beribadah di Maqam Ibrahim, mendekatkan diri pada tirai Kabah di Multazam yakni di antara pintu dan Batu Hitam (Hajar Aswad), di mana doa dikabulkan Sang Maha Kuasa. Kemudian kami meminum air Zamzam setelah berlari antara Safa dan Marwa, lalu kami mencari penginapan di sana. Di sebuah rumah di dekat Gerbang Ibrahim,” kata Ibnu Battuta.
Ibnu Battuta mampu menggambarkan keindahan ibadah haji 700 tahun lalu. Perjalanan ibadah haji Ibnu Battuta ini menjadi tema yang sering diambil untuk pembuatan karya seni, puisi, dan prosa yang menceritakan tentang perjalanan yang berkaitan dengan haji.
Pada abad ke-14, seorang teolog dan penulis spiritual Ibnu Qayyim Al-Jawziyya meluncurkan sebuah tulisan berupa puisi yang berjudul The Journey of Love. Tulisan ini membahas perjalanan spiritual haji dan tantangan fisik yang dihadapi jamaah haji.
Puisi itu menggambarkan perjalanan Ibnu Qayyim Al-Jawziyya, Kabah, Arafah, Muzdalifah, Mina, Tawaf, juga teman-teman jamaah hajinya. “Anda melihat mereka, rambutnya berdebu dan acak-acakan,” tulisnya.
BACAJUGA: Haji 2019: Pertama Kalinya dalam Sejarah, Tenda Dua Tingkat Didirikan di Mina
“Namun mereka tidak pernah lebih puas daripada hari itu. Mereka tidak pernah merasa lebih bahagia, rela meninggalkan tanah air dan keluarga karena kerinduan suci. Mereka tidak tergerak untuk kembali. Melalui dataran dan lembah, dari dekat dan jauh. Berjalan dan berkuda hanya untuk untuk kepada Allah,” tulis Ibnu Qayyim Al-Jawziyya.
Perjalanan ibadah haji yang mengagumkan juga diceritakan oleh beberapa cendikiawan muslim lainnya, mulai dari Ibnu Jubayr, seorang ahli geografi Andalusia hingga penjelajah Spanyol Ali Bey El-Abbassi.
Teks-teks mengenai ibadah haji disusun dengan indah, begitu fasih dan deskriptif. Tak hanya menceritakan tentang sejarah ibadah haji. Namun juga tentang perubahan waktu ke waktu tiap tahunnya selama ibadah haji tersebut. []
SUMBER: ABOUT ISLAM

Jumat, 23 Agustus 2019

Thawaf Wada, Momen Perpisahan Haji

Thawaf Wada, Momen Perpisahan Haji



10Berita ,THAWAF Wada’ adalah rangkaian terakhir ritual manasik ibadah haji dan menjadi simbol perpisahan sebelum meninggalkan Tanah Suci Kota Mekkah Al-Mukarramah.

Diantara doa-doa yang selalu dipanjatkan pada saat Thawaf Wada’ adalah; “Ya Allah, jangan Engkau jadikan ini adalah kali terakhir kami berada di RumahMu. Mudahkan kami untuk selalu datang ke RumahMu dalam keadaan yang terbaik…” Air mata tak terbendung lagi, mengalir deras membasahi pipi.
BACA JUGA: Thawaf adalah Hukum Kosmik
Betapa rasa kedamaian dan kebahagiaan memandang RumahMu, bagaimana pula dengan memandang WahahMu nanti ya Allah, duhai kekasih hati.
Kami lanjut perjalanan menuju Kota Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, Al-Madinah An-Nabawiyyah Al-Munawwarah, duhai betapa kerinduan kami kepadamu wahai makhluk terbaik sepanjang masa.
Salam sejahtera atasmu wahai Nabi pembawa rahmat untuk seluruh alam semesta, Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.
Duhai betapa bahagia diri ini jika bersanding di sisimu wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.
Aku berharap berkumpul denganmu walau amalku belum sampai wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.
Semua kesedihan pasti sirna disaat mengingatmu; mempelajari sirahmu, meyakini semua keutamaanmu dan bershalawat serta salam kepadamu wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.
Ooh betapa rinduku kepadamu wahai kekasih hatiku. Duhai betapa damai, sejuk dan bahagia diri ini setiap menyebut namamu wahai kekasih hatiku, Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.
BACA JUGA: Ketika Thawaf, Inilah Hal-hal yang Disunnahkan
Siapapun yang mengenalmu pasti mencintaimu wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.
Akan datang satu hari yang semuanya meninggalkanmu, lalu datanglah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam untuk memberi syafa’at kepadamu. Perbanyaklah bershalawat dan salam kepada Beliau.
Aku mempelajari sejarah orang-orang besar dan aku kagum !
Tapi, ketika aku mempelajari sirah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, mereka semua hilang dari ingatanku ! []
Akhukum Fillah
Abdullah Sholeh Hadrami
Ingin download video, audio dan tulisan serta info bermanfaat ? Silahkan bergabung di Channel Telegram kami;
http://goo.gl/fxwVGH
Channel YouTube
https://www.youtube.com/user/MTDHK050581

Putra Terbaik Asal Kampar Riau Dipercaya Isi Kajian Rutin di Masjid Nabawi

Putra Terbaik Asal Kampar Riau Dipercaya Isi Kajian Rutin di Masjid Nabawi

10Berita : Sebuah kebanggaan yang tidak terlalu diekspos, salah seorang putra terbaik Indonesia berasal dari Kabupaten Kampar Provinsi Riau, Ariful Bahri Lc MA, diberi tugas oleh Kerajaan Arab Saudi untuk mengisi kajian dalam bahasa Indonesia di Masjid Nabawi pintu 21.
Ustadz Ariful Bahri Lc MA merupakan Mahasiswa Doktoral Jurusan Aqidah di Universitas Islam Madinah, kemudian diberi kesempatan oleh Kerajaan Arab Saudi satu-satunya orang Indonesia memberikan kajian dalam bahasa Indonesia di Masjid Nabawi di pintu 21, menggantikan kajian selama ini yang dilaksanakan oleh Ustadz DR Firanda Lc MA dan Ustadz DR Abdullah Roy Lc MA.
Kabar ini beredar luas melalui pesan elektronik di group-group WhatsApp juga pesan broadcast, berikut kutipan pesan tersebut:
Alhamdulillah wa Syukurillah…
Salah satu Putera terbaik Indonesia dari Riau (Kampar) Ariful Bahri Lc, MA (Mahasiswa doktoral jurusan aqidah di Universitas Islam Madinah),
Beliau diberikan kesempatan oleh Kerajaan Arab Saudi, satu-satunya orang Indonesia untuk memberikan kajian dalam bahasa Indonesia di Mesjid Nabawi dipintu 21, menggantikan kajian selama ini yang dilaksanakan oleh Ust.DR Firanda Lc. MA dan Ust .DR Abdullah Roy Lc.MA, di masjid Nabawi.

Mari yang sedang umrah bisa menghadiri kajian berbahasa Indonesia tsb, di Masjid Nabawi, bersama Ustadz Ariful Bahri Lc MA -Hafidzohullah- (mahasiswa doktoral jurusan aqidah di Universitas Islam Madinah).
Nb: follow Fb beliau Ariful Bahri
Setelah ditelusuri Facebook Ustadz Ariful Bahri Lc MA dengan nama akun Ariful Bahri, benar saja ada postingan beliau mengabarkan sedang mengaji di Masjid Nabawi, postingan itu tertanggal Kamis 22 Agustus 2019 pukul 02.13. Berikut isi postingannya:




Sumber : Datariau.comMoslemtoday.com



Jumat, 16 Agustus 2019

Manisan Khas Arab, Cocok Buat Oleh-Oleh Jamaah Haji (2-Habis)

Manisan Khas Arab, Cocok Buat Oleh-Oleh Jamaah Haji (2-Habis)


10Berita,CAMILAN  khas Arab biasanya jadi oleh-oleh favorit untuk dibawa jamaah saat pulang ke tanah air. Camilan ini beragam loh. Bahkan, ada pula manisan khas Arab yang unik dan bisa jadi oleh-oleh yang menarik untuk sanak keluarga jamaah haji di tanah air.
Berbeda dari manisan di Indonesia, rupanya manisan yang beredar di kawasan Timur Tengah termasuk Arab Saudi, bukan berupa penganan yang terbuat dari buah, lalu diawetkan memakai gula. Camilan manis di Jazirah Arab ini biasanya berupa appetizer atau makanan pembuka. Jadi manisan ini benar-benar berupa makanan manis, bukan buah yang diawetkan dengan gula hingga rasanya menjadi manis atau asam segar.

Beberapa manisan khas Arab terpengaruh dari beberapa negara tetangganya seperti India dan Turki. Camilan manis ini biasanya disajikan di restoran-restoran di Arab Saudi. Namun, sebagian ada juga yang sudah dijajakkan di toko khusus yang menjual oleh-oleh. Nah, bagi jamaah yang tertarik membeli manisan Arab untuk oleh-oleh, sebaiknya periksa dulu komposisi dan tanggal kadaluarsa yang tertera di kemasannya. Dan tentunya, jangan lupa untuk menyesuaikan dengan bujet yang dianggarkan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan tentang beberapa manisan khas Arab tersebut:

Baklava


Baklava. Foto: skilldeer
Ini merupakan sejenis pasty. Baklava sendiri merupakan kue yang memiliki tekstur serta kue ini memiliki beberapa lapisan, di dalam kue ini terdapat isian berupa kacang. Untuk bagian atasnya biasanya disiram dengan sirup maupun madu sehingga membuat rasanya nikmat.

Luqmat al-Qâdhi


Luqaimat. Foto: pinterest
Luqmat al-Qâdhi merupakan manisan khas Arab yang diolah dengan cara digoreng garing. Penganan yang berasal dari India tersebut umumnya dihidangkan bersama siraman sirup gula yang kian menambah cita rasanya. Aroma luqmat al-Qâdhi yang sedap sendiri berasal dari kayu manis yang berpadu sempurna dengan taburan biji wijen. Pembuatan luqmat al-Qâdhi atau luqaimat yang mudah membuatnya sering dipilih sebagai camilan dan pengantar sebelum menyantap main course.

Kunafa


Kunafe. Foto: Arab Academy
Penganan ini dipercaya sudah ada di kawasan Timur Tengah sejak ratusan tahun lalu. Meski kunafa mudah dijumpai di Mesir, faktanya manisan tersebut berasal dari Palestina dan disebut sebagai nablus oleh penduduk aslinya. Kunafa juga merupakan salah satu camilan manis khas Arab. Tekstur renyah dan rasa manis-gurih dari kunafa membuatnya cepat digemari orang-orang dari berbagai negara. Kunafa dapat dibuat memakai tepung terigu dan mentega dengan tambahan seperti kelapa parut, kismis, dan kacang-kacangan. Sementara pelengkap yang digunakan mencakup krim keju dengan bubuk kayu manis untuk memperkuat rasa.

Kulfi


Kulfi. Foto: The Last Cookie
Manisan khas Arab selanjutnya adalah kulfi. Kulfi merupakan hidangan pencuci mulut yang disajikan dalam keadaan dingin. Bahan-bahan yang digunakan untuk mengolahnya hampir sama dengan puding. Kulfi juga memanfaatkan kacang seperti pistachio sebagai pelengkap. Bahan lain seperti mangga dan kapulaga pun menyemarakkan rasa beserta aromanya yang membuat kulfi amat disukai warga di Jazirah Arab.

Sobia

Satu lagi manisan khas Arab yang disajikan secara dingin, yakni Sobia. Kerenyahan pada penganan yang satu ini lebih kaya dibandingka kulfi, sebab ada potongan roti pita gandum dan oatmeal di dalamnya. Aroma rempah pun bakal menyerbu indra penciuman saat menyantap sobia berkat taburan kayu manis dan kapulaga bubuk yang dimanfaatkan sebagai topping. Tingginya kandungan kalori dari karbohidrat dalam sobia membuatnya cocok disajikan untuk macam-macam kegiatan. []
SUMBER: GO TRAVELLY

Manisan Khas Arab, Cocok Buat Oleh-Oleh Jamaah Haji (1)

Manisan Khas Arab, Cocok Buat Oleh-Oleh Jamaah Haji (1)


10Berita,MUSIM  haji 2019 hampir usai. Jutaan jamaah yang kini berada di Arab Saudi berangsur-angsur akan kembali ke negaranya masing-masing, termasuk jamaah haji asal Indonesia. 
Di Indonesia, membawa buah tangan atau oleh-oleh setelah melakukan perjalanan jauh merupakan sebuah tradisi. Demikian juga dengan perjalanan haji. Para jamaah biasanya pulang ke tanah air dengan membawa oleh-oleh khas tanah suci. Selain air zam-zam, oleh-oleh ini lazimnya berupa makanan khas Arab seperti kurma, kismis atau kacang.

Camilan khas Arab biasanya jadi oleh-oleh favorit untuk dibawa jamaah saat pulang ke tanah air. Camilan ini beragam loh. Bahkan, ada pula manisan khas Arab yang unik dan bisa jadi oleh-oleh yang menarik untuk sanak keluarga jamaah haji di tanah air.
Berbeda dari manisan di Indonesia, rupanya manisan yang beredar di kawasan Timur Tengah termasuk Arab Saudi, bukan berupa penganan yang terbuat dari buah, lalu diawetkan memakai gula. Camilan manis di Jazirah Arab ini biasanya berupa appetizer atau makanan pembuka. Jadi manisan ini benar-benar berupa makanan manis, bukan buah yang diawetkan dengan gula hingga rasanya menjadi manis atau asam segar.
Beberapa manisan khas Arab terpengaruh dari beberapa negara tetangganya seperti India dan Turki. Camilan manis ini biasanya disajikan di restoran-restoran di Arab Saudi. Namun, sebagian ada juga yang sudah dijajakkan di toko khusus yang menjual oleh-oleh. Nah, bagi jamaah yang tertarik membeli manisan Arab untuk oleh-oleh, sebaiknya periksa dulu komposisi dan tanggal kadaluarsa yang tertera di kemasannya. Dan tentunya, jangan lupa untuk menyesuaikan dengan bujet yang dianggarkan.
BACA JUGA: 10 Makanan Khas Arab yang Wajib Dicicipi Jemaah Haji (1)
Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan tentang beberapa manisan khas Arab tersebut:

Basbousa


Basbous. Foto: SBS
Penganan yang populer di Mesir ini sekilas mempunyai bentuk menyerupai bika Ambon. Hanya saja, basbousa menggunakan tepung semolina sebagai bahan utama dengan sirup berbahan dasar air kelapa untuk bahan pelengkapnya. air kelapa ini bisa juga diganti dengan air lemon atau air mawar. Ada pun bahan-bahan lain yang digunakan seperti yoghurt tawar dan kacang almond yang memperkaya rasa hingga tekstur dari kue basah tersebut. Sedangkan cara membuat Barbousa sendiri cukup mudah, sebab tak berbeda jauh dengan cara membuat bolu. Namun, yang harus diperhatikan adalah saat menyisipkan potongan kacang almond di tiap lapisan yang menjadi ciri khas dari manisan khas Arab ini.

Qatayef


Qatayef. Foto: cleobuttera.
Qatayef memiliki bentuk yang mirip dengan pastel. Bedanya, penganan ini diisi dengan keju putih lembut. Adonan qatayef yang telah diisi lantas digoreng menggunakan minyak sayur hingga kulitnya berubah warna jadi kecokelatan. Ketika digigit, lelehan keju gurih akan menyatu dengan sensasi manis-asam samar dari lemon bercampur gula dari sirupnya. Pembuatannya yang mudah membuat qatayef sering disajikan sebagai takjil. Sementara di India, makanan manis tersebut dikenal sebagai samosa dan dikonsumsi sebagai makanan pencuci mulut sepanjang bulan Ramadan. Kunci sukses membuat qayataf sendiri terletak pada kulitnya yang tak boleh terlalu tipis atau tebal untuk menjaga tekstur isian.

Halawah


Halawah. Foto: tastedrecipes
Disebut juga sebagai halwa, manisan khas Arab ini termasuk jenis penganan yang sangat populer di Timur Tengah. Halawah juga sering dijumpai di berbagai negara di Asia Selatan dan Tengah, Afrika Utara, hingga Eropa Timur. Halawah dapat disajikan dalam bentuk padat seperti kebanyakan kue atau dihancurkan menyerupai bubur kasar. Selain itu, halawah dikenal sebagai kue kaya tekstur dan rasa. Sebab, penganan ini memakai bahan-bahan seperti tepung beras, gula, dan variasi kacang-kacangan. Halawah juga punya tampilan yang menarik jika dikreasikan dalam beragam warna. Camilan manis ini nikmat disantap bersama secangkir teh hangat di sore hari. []
SUMBER: GO TRAVELLY

Kamis, 15 Agustus 2019

Dzikir, Esensi Utama Ibadah Haji

Dzikir, Esensi Utama Ibadah Haji

10Berita, Pada tanggal 12 Dzulhijjah 1440H jutaan jamaah haji dari seluruh penjuru dunia telah selesai melontar jumroh dan mulai berbondong bondong meninggalkan Mina (nafar awal) setelah sebelumnya mereka wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah dan Mina,
Dengan selesainya lontar jumrah hari ke 12 Dzulhijjah 1440H ini maka hampir selesai pulalah rangkaian ibadah haji tahun ini,
Semoga semua jamaah haji yang berhaji tahun ini mendapatkan haji mabrur disisi Allah,amin.
Berbicara tentang haji, maka tidak luput dari berbicara tentang dzikir, bahkan esensi utama dari haji itu sendiri, bilamana kita menelaah lebih dalam semua dalil dalil tentang haji, maka akan mengarah kepada satu esensi utama, yaitu dzikir.
Hal ini tergambar dari semua rangkaian ibadah haji, yang mana kesemua rangkaian tersebut tidak ada satupun yang luput dari dzikir.
1. ketika seseorang berihram haji maka di sunnahkan baginya setelahnya untuk bertalbiyah,
Lafaz talbiyah utama yang diajarkan nabi -shallallahu alaihi wasallam- :
(لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إنَّ الحمد والنِّعمة لك والملك لا شريكَ لك) رواه البخاري ومسلم.
“Ya Allah kami memenuhi panggilanMu, kami memenuhi panggilanMu dan tiada sekutu bagiMu, sesungguhnya segala pujian, segala nikmat, dan segala kekuasaan adalah milikMu, dan tiada sekutu bagimu”
Hr.Bukhari dan Muslim.
Dan talbiyah ini disunnahkan untuk terus menerus diperbanyak hingga jamaah haji selesai melempar jumroh aqobah ditanggal 10 Dzulhijjah.
2. Ketika wukuf di Arafah, maka doa yang paling utama adalah kalimat tahlil,
Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
(خير الدعاء دعاء يوم عرفة، وخير ما قلت أنا والنبيون من قبلي: لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير)
رواه الترمذي.
“Sebaik baiknya doa adalah doa Arafah, dan sebaik baiknya yang aku ucapkan dan Nabi nabi sebelumku: laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa alaa kulli syai’in qodiir.”
Hr.Tirmidzi.
3. Ketika mabit di Muzdalifah setelah bertolak dari Arafah, maka jamaah haji diperintahkan untuk memperbanyak dzikir kepada Allah,
Allah berfirman:
(فَإِذَآ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَٰتٖ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِۖ وَٱذۡكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمۡ وَإِن كُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ)
“Maka apabila kamu bertolak dari Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berdzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu”
(Qs.Al-Baqarah: 198)
4. Setelah mabit di Muzdalifah, lalu kemudian menuju Mina untuk melempar jumroh aqobah, dalam setiap batu yang dilontarkan maka disunnahkan untuk bertakbir “Allahu Akbar”,
Pun demikian halnya ketika melempar jumroh shugroh, wustho, dan aqobah dihari kesebelas dan duabelas Dzulhijjah bahkan tiga belas Dzulhijjah, maka disunnahkan mengucapkan takbir dalam setiap sebelum melontarkan jumroh.
5. Ketika thawaf di Baitullah, maka awal langkah yang dilakukan jamaah haji adalah menyentuh/memberikan isyarat ke hajar aswad sembari mengucapkan kalimat takbir,
Ibnu Abbas -rhadiyallahu anhu- menjelaskan tentang sifat thawaf Nabi:
(كلَّما أتى على الرُّكن أشار إليه بشيء في يده وكبر) رواه البخاري.
“Setiap kali (Nabi) mendatangi rukun (hajar aswad) maka beliau mengisyaratkan dengan tangannya dan bertakbir”
Hr.Bukhari.
6. Ketika tiba di bukit Shafa untuk melakukan sa’i, maka sebelum melangkahkan kaki menuju bukit Marwah, maka disunnahkan berdoa tiga kali dengan mengucapkan kalimat tahlil,
Jabir bin Abdillah -rhadiyallahu anhu- menjelaskan tentang hal ini:
(حتى رأى البيت فاستقبل القبلة، فوحَّد الله وكبره)
رواه مسلم.
“Kemudian beliau (Nabi -shallallu alaihi wasallam-) melihat Kakbah lalu menghadap kepadanya, kemudian beliau bertahlil dan bertakbir”
Hr.Muslim
Hal yang sama dilakukan mana kala beliau -shallallahu alaihi wasallam- tiba di bukit marwah.
7. Ketika mabit di Mina ditanggal sebelas, dua belas bahkan tiga belas Dzulhijjah, maka diperintahkan untuk senantiasa berdzikir kepada Allah,
Allah Berfirman:
(وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ فِيٓ أَيَّامٖ مَّعۡدُودَٰتٖۚ)
“Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya”.
(Qs.Al-Baqarah:203).
Para ulama kita menjelaskan bahwa hari yang ditentukan yang dimaksudkan di atas adalah hari tasyriq/hari Mina dan juga hari idul adha.
Dan demikianlah didalam ibadah haji senantiasa disunnahkan untuk memperbanyak dzikir kepada Allah, bahkan bilamana seseorang telah menyelesaikan hajinya, maka diperintahkan untuk kembali memperbanyak dzikir kepada Allah,
Allah berfirman:
(فَإِذَا قَضَيۡتُم مَّنَٰسِكَكُمۡ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَآءَكُمۡ أَوۡ أَشَدَّ ذِكۡرٗاۗ)
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berdzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berdzikirlah lebih dari itu”
(Qs.Al-Baqarah:200)
Mari kita senantiasa memperbanyak dzikir baik dalam keadaan kita berhaji maupun tidak berhaji.
Wassalam.
Oleh: Muhammad Harsya Bachtiar, Lc.
(Mahasiswa Pasca Sarjana Univ Islam Madinah).
Sumber: Wahdah Islamiyyah

Dzikir, Esensi Utama Ibadah Haji

Dzikir, Esensi Utama Ibadah Haji

10Berira, Pada tanggal 12 Dzulhijjah 1440H jutaan jamaah haji dari seluruh penjuru dunia telah selesai melontar jumroh dan mulai berbondong bondong meninggalkan Mina (nafar awal) setelah sebelumnya mereka wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah dan Mina,
Dengan selesainya lontar jumrah hari ke 12 Dzulhijjah 1440H ini maka hampir selesai pulalah rangkaian ibadah haji tahun ini,
Semoga semua jamaah haji yang berhaji tahun ini mendapatkan haji mabrur disisi Allah,amin.
Berbicara tentang haji, maka tidak luput dari berbicara tentang dzikir, bahkan esensi utama dari haji itu sendiri, bilamana kita menelaah lebih dalam semua dalil dalil tentang haji, maka akan mengarah kepada satu esensi utama, yaitu dzikir.
Hal ini tergambar dari semua rangkaian ibadah haji, yang mana kesemua rangkaian tersebut tidak ada satupun yang luput dari dzikir.
1. ketika seseorang berihram haji maka di sunnahkan baginya setelahnya untuk bertalbiyah,
Lafaz talbiyah utama yang diajarkan nabi -shallallahu alaihi wasallam- :
(لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إنَّ الحمد والنِّعمة لك والملك لا شريكَ لك) رواه البخاري ومسلم.
“Ya Allah kami memenuhi panggilanMu, kami memenuhi panggilanMu dan tiada sekutu bagiMu, sesungguhnya segala pujian, segala nikmat, dan segala kekuasaan adalah milikMu, dan tiada sekutu bagimu”
Hr.Bukhari dan Muslim.
Dan talbiyah ini disunnahkan untuk terus menerus diperbanyak hingga jamaah haji selesai melempar jumroh aqobah ditanggal 10 Dzulhijjah.
2. Ketika wukuf di Arafah, maka doa yang paling utama adalah kalimat tahlil,
Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
(خير الدعاء دعاء يوم عرفة، وخير ما قلت أنا والنبيون من قبلي: لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير)
رواه الترمذي.
“Sebaik baiknya doa adalah doa Arafah, dan sebaik baiknya yang aku ucapkan dan Nabi nabi sebelumku: laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa alaa kulli syai’in qodiir.”
Hr.Tirmidzi.
3. Ketika mabit di Muzdalifah setelah bertolak dari Arafah, maka jamaah haji diperintahkan untuk memperbanyak dzikir kepada Allah,
Allah berfirman:
(فَإِذَآ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَٰتٖ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِۖ وَٱذۡكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمۡ وَإِن كُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ)
“Maka apabila kamu bertolak dari Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berdzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu”
(Qs.Al-Baqarah: 198)
4. Setelah mabit di Muzdalifah, lalu kemudian menuju Mina untuk melempar jumroh aqobah, dalam setiap batu yang dilontarkan maka disunnahkan untuk bertakbir “Allahu Akbar”,
Pun demikian halnya ketika melempar jumroh shugroh, wustho, dan aqobah dihari kesebelas dan duabelas Dzulhijjah bahkan tiga belas Dzulhijjah, maka disunnahkan mengucapkan takbir dalam setiap sebelum melontarkan jumroh.
5. Ketika thawaf di Baitullah, maka awal langkah yang dilakukan jamaah haji adalah menyentuh/memberikan isyarat ke hajar aswad sembari mengucapkan kalimat takbir,
Ibnu Abbas -rhadiyallahu anhu- menjelaskan tentang sifat thawaf Nabi:
(كلَّما أتى على الرُّكن أشار إليه بشيء في يده وكبر) رواه البخاري.
“Setiap kali (Nabi) mendatangi rukun (hajar aswad) maka beliau mengisyaratkan dengan tangannya dan bertakbir”
Hr.Bukhari.
6. Ketika tiba di bukit Shafa untuk melakukan sa’i, maka sebelum melangkahkan kaki menuju bukit Marwah, maka disunnahkan berdoa tiga kali dengan mengucapkan kalimat tahlil,
Jabir bin Abdillah -rhadiyallahu anhu- menjelaskan tentang hal ini:
(حتى رأى البيت فاستقبل القبلة، فوحَّد الله وكبره)
رواه مسلم.
“Kemudian beliau (Nabi -shallallu alaihi wasallam-) melihat Kakbah lalu menghadap kepadanya, kemudian beliau bertahlil dan bertakbir”
Hr.Muslim
Hal yang sama dilakukan mana kala beliau -shallallahu alaihi wasallam- tiba di bukit marwah.
7. Ketika mabit di Mina ditanggal sebelas, dua belas bahkan tiga belas Dzulhijjah, maka diperintahkan untuk senantiasa berdzikir kepada Allah,
Allah Berfirman:
(وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ فِيٓ أَيَّامٖ مَّعۡدُودَٰتٖۚ)
“Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya”.
(Qs.Al-Baqarah:203).
Para ulama kita menjelaskan bahwa hari yang ditentukan yang dimaksudkan di atas adalah hari tasyriq/hari Mina dan juga hari idul adha.
Dan demikianlah didalam ibadah haji senantiasa disunnahkan untuk memperbanyak dzikir kepada Allah, bahkan bilamana seseorang telah menyelesaikan hajinya, maka diperintahkan untuk kembali memperbanyak dzikir kepada Allah,
Allah berfirman:
(فَإِذَا قَضَيۡتُم مَّنَٰسِكَكُمۡ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَآءَكُمۡ أَوۡ أَشَدَّ ذِكۡرٗاۗ)
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berdzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berdzikirlah lebih dari itu”
(Qs.Al-Baqarah:200)
Mari kita senantiasa memperbanyak dzikir baik dalam keadaan kita berhaji maupun tidak berhaji.
Wassalam.
Oleh: Muhammad Harsya Bachtiar, Lc.
(Mahasiswa Pasca Sarjana Univ Islam Madinah) sumber: Wahdah Islamiyyah

Soal Heboh Berita Banjir di Mina, Ini Penjelasan Kadaker Makkah

Soal Heboh Berita Banjir di Mina, Ini Penjelasan Kadaker Makkah




10Berita - Beredar kabar bahwa pada Senin (12/8) kemarin terjadi hujan es di wilayah Makkah dan sekitarnya, bahkan terjadi banjir di Mina. Namun, hal ini dibantah oleh Kepala Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah, Subhan Cholid.

"Yang kami rasakan di Mina itu hujan air biasa saja seperti di Tanah Air. Tapi karena terjadi di Tanah Suci, kita bisa rasakan bedanya," kata Subhan, Selasa (13/8).

Subhan menyampaikan ada beberapa akibat dari hujan. Pertama, hujan memang membuat sebagian karpet di tenda Mina basah, tetapi tidak membuat jamaah keluar dari tenda.

"Karpet yang basah dilipat dan sudah kembali selesai. Yang kedua, betul ada beberapa maktab yang listriknya dimatikan. Ini untuk menghindari korsleting listrik akibat genangan air," kata Subhan.

Saat hujan kemarin, petugas menurut Subhan juga mengimbau para jamaah untuk tetap ada di tenda. Ini untuk menghindari resiko penumpukan di wilayah jamarat.  

"Jamaah diimbau tetap di tenda. Karena di luaran hujan. Dan juga jamaah yang selesai melontar jumrah, berhenti di jamarat karena berlindung dari hujan. Kalau yang ditenda berangkat ke jamarat, bisa terjadi penumpukan," jelas Subhan.

Akibat hujan, beberapa eskalator yang mengarah ke jamarat juga terpaksa dihentikan.

"Adapun satu atau dua eskalator yang dimatikan karena memang berada di tempat terbuka. Menghindari korslet dan bisa berakibat pada jamaah. Maka oleh pertahanan sipil Makkah, sambungan listrik dimatikan," imbuhnya.

Ada pun menanggapi maraknya gambar mau pun video yang beredar tentang kondisi Mina, Subhan menjelaskan bahwa kenyataannya itu sesungguhnya hanyalah genangan air saja.

"Karena petugas kita sudah langsung melakukan antisipasi dengan sigap berada di tenda jamaah. Berkoordinasi dengan pengurus maktab. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," tutur Subhan yang juga mengabarkan bahwa kondisi cuaca di Makkah dan Mina hari ini sangat cerah.

Kondisi kondusif di Mina juga dibenarkan oleh jamaah haji yang tergabung dalam kloter 20 embarkasi Batam (BTH 20)  Zaini. 

"Kemarin kondisinya aman-aman saja, gak ada apa-apa. Ada bocor sikit-sikit mah wajar ya kan. Tempat kita ndak ada banjir. Kalau di luar tenda ada ya kan, tapi ya cuma air ngalir," ujar jamaah asal Riau ini.

"Kalau listrik mati itu ada hanya sebentar, setelah itu diperbaiki langsung bisa lagi," imbuhnya.

Surati, jamaah asal Indragiri Hilir, juga menyampaikan hal senada. 

"Biasa-biasa aja, ndak ada bocor, ndak ada apa. Cuma embun saja lah itu sifatnya. Gak ada apa-apa. Memang di luar tenda ada lah tapi ya air mengalir itu," ujarnya.

sumber: moeslimchoice


Kamis, 08 Agustus 2019

Seluruh Jemaah Haji Indonesia Sudah Tiba di Tanah Suci, Jumat ke Arafah

Seluruh Jemaah Haji Indonesia Sudah Tiba di Tanah Suci, Jumat ke Arafah

10Berita, Makkah – Seluruh jamaah haji Indonesia telah tiba di Arab Saudi pada Selasa (6/08/2019). Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, jumlah jemaah haji reguler yang tiba di Arab Saudi berjumlah 212.732 jemaah yang tergabung dalam 529 kelompok terbang (kloter).
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, seluruh jemaah haji asal Tanah Air akan diberangkatkan menuju Arafah pada Jumat (9/08/2019) secara bertahap..
“Jemaah haji Indonesia, karena jumlahnya sangat banyak, maka akan dilakukan pemberangkatan secara bertahap. Pada 9 Dzulhijjah, atau Sabtu (10/08) pagi, jemaah sudah harus berada seluruhnya di Arafah,” kata Lukman pada Rabu (07/08/2019), seperti dikutip dari situs Kemenag.
Ia menuturkan, jemaah akan diangkut ke Arafah menggunakan 21 bus yang telah disiapkan bagi masing-masing maktab. Fase pemberangkatan jemaah haji dari Makkah ke Arafah pada 8 Zulhijjah (9 Agustus) ini akan terbagi dalam tiga tahap.
Tahap pertama, jemaah yang akan diberangkatkan pada pukul 07.00 – 12.00 WAS. Kedua, jemaah yang diberangkatkan pada pukul 12.00 – 16.00 WAS. Dan ketiga, pemberangkatan jemaah pada pukul 16.00 – 24.00 WAS.
“Tiga tahapan itulah yang harus dipahami oleh jemaah kita, agar meereka tidak perlu menunggu di luar hotel. Sudah ada petugas-petugas yang memandu, jadi sebaiknya jemaah menunggu di kamar sebelum waktunya keberangkatan,”ujarnya.
Sementara itu, Kabid Transportasi PPIH Asep Subhana menyampaikan proses pemberangkatan jemaah dari Makkah menuju Arafah akan diawasi oleh pihak Maktab serta petugas transportasi PPIH. Jemaah akan diminta turun ke lobi hotelnya berdasarkan urutan lantai tempat mereka menginap.
“Kita akan mulai dari lantai paling bawah,” tutur Asep.
Hal ini menurut Asep untuk menghindari kemacetan penggunaan lift pada masing-masing pemondokan. Saat ini, menurut Asep, guna pengangkutan masa puncak haji, pemerintah Arab Saudi mengerahkan seluruh bus di Makkah yang berada di bawah naungan Naqabah (semacam Organda).
“Termasuk juga bus sekolah berwarna kuning yang biasa melintas di jalanan kota Makkah serta bus shalawat. Saat ini seluruh angkutan itu telah dikumpulkan di terminal Muzdalifah,” imbuh Asep.

Sumber: Kiblat