OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label HIKMAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HIKMAH. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 Juli 2020

Mengapa Takwa, Iman, dan Amal Saleh Saling Melengkapi?

Mengapa Takwa, Iman, dan Amal Saleh Saling Melengkapi?


10Berita – Ketakwaan seseorang akan mendapatkan banyak manfaat bagi para pelakunya.

Di antaranya, orang bertakwa akan mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Apa saja perbuatan yang dilakukan orang-orang yang bertakwa? Allah SWT menyampaikan dengan jelas dalam surat Al-Baqarah ayat 3 siapa yang dimaksud orang yang bertakwa kepada-Nya.

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”

Selain itu perbuatan orang yang bertakwa juga disampaikan Allah dalam ayat terusannya yakni ayat ke-4:

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ


Dan mereka yang beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat.”

Ustadz Agus Hidayatulloh, Lc, MA dalam AlJAMIL Alquran Tajwid Terjemaah Perkata dan Bahasa Inggris mengatakan yang dimaksud diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW ialah Taurat Zabur Injil dan suhuf-suhuf (lembaran-lembaran) yang tidak seperti kitab.

Menurut Tafsir al-Muyassar mereka yang dimaksud ayat ke-3 itu (mereka beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki) adalah orang-orang yang membenarkan perkara-perkara yang gaib yang tidak dapat ditangkap panca indra dan akal mereka semata.

Sumber: Eramuslim

Selasa, 14 Juli 2020

Apakah Boleh Daging Kurban Diberikan ke Orang Non Muslim? Ini Jawaban Tegas Ustadz Abdul Somad (UAS)

Apakah Boleh Daging Kurban Diberikan ke Orang Non Muslim? Ini Jawaban Tegas Ustadz Abdul Somad (UAS)


Ustadz Abdul Somad saat menyampaikan ceramah. - SERAMBI/JAFARUDDIN

10Berita, Menyembelih hewan kurban adalah satu di antara amal yang dianjurkan saat Idul Adha.

Oleh karena itu, hari raya Idul Adha selain dikenal sebagai lebaran haji, juga diberi nama hari raya kurban.

Daging kurban yang diselembelih selanjutkan akan dibagikan kepada mereka yang berhak untuk menerima.

Dalam, Tabligh Akbar Online bersama Human Aid Initiative, Ustadz Abdul Somad mendapat pertanyaan mengenai hukum membeirkan daging kurban untuk non muslim.

"Apakah boleh daging kurban dimakan oleh orang selain beragama Islam," kata Teuku Wisnu menyampaikan pertanyaan. 

Menjawab hal itu, Ustadz Abdul Somad  menceritakan, pada masa Rasulullah SAW, ada seorang perempuan, namanya Asma'

"Dia ini Islam. Tapi emaknya nggak Islam," kata Ustadz Abdul Somad.

UAS melanjutkan, ketika Asma' pindah ke Madinah, ibunya datang mau ketemu.

"Lalu dia lapor ke Nabi Muhammad SAW. Ini emak saya non muslim datang mau ketemu, boleh nggak silaturahim?," ungkap UAS menceritakan.

Nabi SAW, saat itu mempersilakan Asma untuk silaturahim dengan ibunya.

"Itu dalil Islam dengan non muslim boleh silaturahim," ungkap UAS. 

Asma kemudian bertanya lagi, boleh saya beri hadiah ?

"Nabi Muhammad SAW kemudian menjawab, beri dia hadiah. Silakan beri dia hadiah. Itulah dalil boleh memberi hadiah dan kurban itu masuk kategori hadiah," jelas UAS.

Ustadz Abdul Somad menegaskan, hal itu disampaikan kata Syekh Atiah Sakhor ulama al Azhar dalam kitab Fatawa al Azhar.

"Bukan kata Abdul Somad. Jadi boleh memberikan kurban untuk non muslim," tegas UAS.

Namun demikian, ada syarat yang harus dipenuhi.


"Syaratnya, kurbannya kurban sunnah. Karena kurban wajib nggak boleh," kata UAS.

Apa itu kurban wajib? Kurban wajib itu kurban  nazar.

"Saya bernazar kalau anak saya lulus PNS saya berkurban untuk fakir miskin umat Islam. Itu dagingnya nggak boleh dibagikan kepada non muslim. Karena itu nazar wajib. Zakat tak boleh untuk non muslim, sedekah boleh," jelas UAS.

Dalam buku 33 Tanya Jawab Seputar Qurban, Ustadz Abdul Somad menuliskan, menurut Mazhab Maliki, makruh hukumnya memberikan daging hewan Qurban kepada orang Yahudi dan Nashrani.

Sedangkan Mazhab Hanbali memperbolehkan pemberian daging hewan Qurban kepada orang kafir, jika Qurban tersebut adalah Qurban Sunnat.

Sedangkan Qurban wajib tidak boleh diberikan kepada orang kafir walaupun sedikit-sedikit.(*)

Sumber: TRIBUNPONTIANAK.CO.ID 

Apakah Boleh Daging Kurban Diberikan ke Orang Non Muslim? Ini Jawaban Tegas Ustadz Abdul Somad (UAS)

Apakah Boleh Daging Kurban Diberikan ke Orang Non Muslim? Ini Jawaban Tegas Ustadz Abdul Somad (UAS)


Ustadz Abdul Somad saat menyampaikan ceramah. - SERAMBI/JAFARUDDIN

10Berita, Menyembelih hewan kurban adalah satu di antara amal yang dianjurkan saat Idul Adha.

Oleh karena itu, hari raya Idul Adha selain dikenal sebagai lebaran haji, juga diberi nama hari raya kurban.

Daging kurban yang diselembelih selanjutkan akan dibagikan kepada mereka yang berhak untuk menerima.

Dalam, Tabligh Akbar Online bersama Human Aid Initiative, Ustadz Abdul Somad mendapat pertanyaan mengenai hukum membeirkan daging kurban untuk non muslim.

"Apakah boleh daging kurban dimakan oleh orang selain beragama Islam," kata Teuku Wisnu menyampaikan pertanyaan. 

Menjawab hal itu, Ustadz Abdul Somad  menceritakan, pada masa Rasulullah SAW, ada seorang perempuan, namanya Asma'

"Dia ini Islam. Tapi emaknya nggak Islam," kata Ustadz Abdul Somad.

UAS melanjutkan, ketika Asma' pindah ke Madinah, ibunya datang mau ketemu.

"Lalu dia lapor ke Nabi Muhammad SAW. Ini emak saya non muslim datang mau ketemu, boleh nggak silaturahim?," ungkap UAS menceritakan.

Nabi SAW, saat itu mempersilakan Asma untuk silaturahim dengan ibunya.

"Itu dalil Islam dengan non muslim boleh silaturahim," ungkap UAS. 

Asma kemudian bertanya lagi, boleh saya beri hadiah ?

"Nabi Muhammad SAW kemudian menjawab, beri dia hadiah. Silakan beri dia hadiah. Itulah dalil boleh memberi hadiah dan kurban itu masuk kategori hadiah," jelas UAS.

Ustadz Abdul Somad menegaskan, hal itu disampaikan kata Syekh Atiah Sakhor ulama al Azhar dalam kitab Fatawa al Azhar.

"Bukan kata Abdul Somad. Jadi boleh memberikan kurban untuk non muslim," tegas UAS.

Namun demikian, ada syarat yang harus dipenuhi.


"Syaratnya, kurbannya kurban sunnah. Karena kurban wajib nggak boleh," kata UAS.

Apa itu kurban wajib? Kurban wajib itu kurban  nazar.

"Saya bernazar kalau anak saya lulus PNS saya berkurban untuk fakir miskin umat Islam. Itu dagingnya nggak boleh dibagikan kepada non muslim. Karena itu nazar wajib. Zakat tak boleh untuk non muslim, sedekah boleh," jelas UAS.

Dalam buku 33 Tanya Jawab Seputar Qurban, Ustadz Abdul Somad menuliskan, menurut Mazhab Maliki, makruh hukumnya memberikan daging hewan Qurban kepada orang Yahudi dan Nashrani.

Sedangkan Mazhab Hanbali memperbolehkan pemberian daging hewan Qurban kepada orang kafir, jika Qurban tersebut adalah Qurban Sunnat.

Sedangkan Qurban wajib tidak boleh diberikan kepada orang kafir walaupun sedikit-sedikit.(*)

Sumber: TRIBUNPONTIANAK.CO.ID 

Senin, 13 Juli 2020

Memuliakan Orang Lanjut Usia, Malaikat Mikail Pun Membantunya Dengan Menahan Matahari

Memuliakan Orang Lanjut Usia, Malaikat Mikail Pun Membantunya Dengan Menahan Matahari

Ilustrasi.

10Berita - Malaikat Mikail bertugas menurunkan hujan dan membagikan rezeki kepada makhluk di muka bumi. Namun pada suatu ketika Allah SWT memerintahkannya untuk menahan matahari.

Hal itu untuk membuat waktu subuh menjadi lebih lama dibanding biasanya. Kisah ini terjadi saat Rasulullah SAW memimpin sholat berjamaah. Ternyata pada saat rukuk punggung sang Nabi ditahan oleh Malaikat Jibril sehingga tidak bisa bangkit.

Hal ini tentu membuat nabi dan makmumnya bingung. Ternyata ada peristiwa yang lebih besar terjadi, malaikat Mikail menahan matahari agar subuh jadi melambat.

Ternyata ini terjadi karena Ali bin Abi Thalib. Kisahnya bermula saat pelaksanaan sholat subuh berjemaah yang tengah dipimpin Rasulullah SAW. Tiba-tiba, malaikat Jibril datang dan membentangkan salah satu sayap ke punggung Nabi yang sedang rukuk.

Hal ini membuat Rasulullah SAW rukuk lebih lama. Setelah Jibril pergi barulah beliau bisa i’tidal dan meneruskan sholat hingga selesai.

Setelah sholat, seorang sahabat kemudian bertanya kepada sang Baginda.


“Apa yang terjadi ya Rasulullah, sehingga engkau memperlama rukuk tidak seperti biasanya?”

“Ketika aku rukuk tadi, dan membaca subhana rabbiyal adzim, lalu hendak mengangkat kepalaku, tiba-tiba Jibril datang dan merentangkan sayapnya dipunggungku hingga lama sekali. Sampai sayap itu diangkat, barulah aku bisa mengangkat badan,” ucap Rasulullah.



“Mengapa begitu?” tanya sahabat yang lain

“Aku tidak tahu dan tidak bisa menanyakan kepada Jibril” jawab Nabi.

Dan datanglah Jibril kemudian menceritakan apa yang terjadi kepada Nabi.

“Wahai Muhammad, Ali tergesa-gesa untuk ikut berjamaah, tetapi di depannya ada seorang lelaki tua nashrani yang berjalan sangat pelan. Ali tidak mau mendahuluinya karena sangat memuliakan lelaki tua itu! Karena itu Allah memerintahkan aku untuk menahanmu dalam ruku,agar Ali dapat ikut jamaah!”

Penjelasan Malaikat Jibril ini membuat Nabi terkagum. Namun Jibril meneruskan dan membuat Nabi lebih kagum lagi. “Yang lebih mengagumkan lagi, Allah memerintahkan malaikat Mikail untuk menahan perputaran matahari dengan sayapnya, sehingga waktu subuh tidak habis karena menunggu Ali hadir!”

Kemudian, sang Baginda Nabi SAW memanggil Ali untuk menanyainya. “Benar, ya Rasulullah, lelaki tua itu sangat pelan jalannya dan aku tidak suka untuk mendahuluinya karena memuliakannya. Tetapi ternyata ia tidak datang untuk sholat, untungnya engkau masih dalam keadaan ruku’ sehingga aku tidak tertinggal sholat jamaah bersamamu!”

Jawaban Ali membuat Nabi tersenyum dan kemudian bersabda “Inilah derajat orang yang memuliakan seorang lanjut usia, walau ia bukan seorang muslim!”.***

Sumber: galamedia

Plis Jangan Cela Sakit Demam saat Terasa, Rasulullah Pun Marah kepada Si Pencela

Plis Jangan Cela Sakit Demam saat Terasa, Rasulullah Pun Marah kepada Si Pencela


Ilustrasi demam.

10Berita - Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit. Salah satu penyakit yang biasa dialami manusia adalah demam.

Kondisi badan panas membuat lidah tidak enak menelan sesuatu. Alhasil, dalam beberapa waktu seseorang harus istirahat jika menderitanya.

Meski semua rasa makanan pahit, tubuh panas hingga menggigil, namun manusia tidak boleh mencela penyakit yang satu ini. Pasalnya ada keistimewaan yang jarang diketahui dari penyakit demam.

Bahkan Rasulullah SAW marah ketika ada orang yang mencela demam. Mengapa ya?

Manusia memang sulit untuk berbaik sangka terhadap musibah yang diberikan Allah SWT kepadanya. Seperti misalnya ketika mengalami sakit demam. Memang kondisi ini membuat badan begitu tidak enak.

Suhu tubuh tinggi dan menimbulkan rasa meriang, rasa makanan tidak enak, serta lemah dan lesu merupakan hal-hal yang dialami ketika mengalami sakit demam. Namun tidak dapat dipungkiri, jika manusia pasti akan menerima jatah penyakit ini.

“Demam adalah bagian jatah seorang mukmin dari neraka” Dari Munad Ibnu Syihab dan dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari


Tidak jarang beberapa diantara kita begitu marah ketika mengalami sakit ini. Misalnya dengan pernyataan-pernyataan berikut ini.

“Kenapalah harus demam, lagi banyak kerjaan, sekarang jadinya tidak bisa apa-apa”


“Ya Allah engak enak banget rasa badan ini, enggak mau deh sakit ini lagi ya Allah.”

Jika kita bisa bersabar, maka sebenarnya ada begitu banyak kebaikan yang Allah berikan pada penyakit ini. Seperti sabda Rasulullah SAW dalam hadist riwayat Muslim berikut ini.

Jabir Ra. menginformasikan bahwa Nabi Muhammad SAW masuk ke rumah Ummu Saib atau Ummu Musyyab, lalu bertanya, “Mengapa engkau menggigil wahai Ummu Saib?”

“Sakit panas, ya Rasulullah” Jawab Ummu Saib.

Lalu katanya, “Semoga Allah tidak memberkahinya”

“Janganlah engkau mencela penyakit demam,” cegah Rasul.

“Sebab sesungguhnya penyakit itu dapat menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tiupan api pandai dapat menghilangkan karat-karat besi”. (HR Muslim).

Berdasarkan pendapat ulama, hadist ini jelas mengatakan bahwa demam adalah penggugur dosa. Sehingga sangat sombong sekali manusia jika mencela penyakit ini.


Namun demikian, kita tidak diharuskan pasrah begitu saja tanpa ikhtiar untuk berobat. Rasul juga memberikan obat atau penawar ketika manusia mengalami demam.

“Demam berasal dari kepanasan api neraka yang mendidih, maka padamkanlah ia dengan air”. (Hadith riwayat Bukhari dan Muslim).

Jika sudah ditakdirkan sembuh, Allah pasti akan mengangkat penyakit tersebut serta mengangkat dosa-dosa kita. Secara medis, demam juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh.

Dan telah terbukti secara ilmiah bahwa saat demam kadar zat interferon meningkat dengan persentase yang besar. Sebagaimana terbukti pula bahwa zat yang diproduksi oleh sel darah putih ini dapat mematikan virus yang menyerang tubuh dan menjadikan tubuh lebih mampu untuk membentuk antibodi yang melindungi tubuh (dari penyakit).

Selain itu, telah terbukti bahwa zat interferon, yang keluar dalam umlah yang berlimpah selama demam tidak hanya membersihkan tubuh dari virus dan bakteri saja. Namun ia meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan (meningkatkan) kemampuannya untuk membasmi sel-sel kanker sejak awal sebelum kemunculannya.

Pada akhirnya hal tersebut melindungi tubuh dari munculnya (tumbuhnya) sel-sel kanker yang dapat menyebabkan penyakit kanker.

Oleh sebab itu beberapa dokter berkata bahwa kita merasa senang dengan adanya demam pada kebanyakan penyakit, sebagaimana seorang pasien merasa senang dengan kesembuhannya. Maka jadilah demam dalam penyakit tersebut lebih bermanfaat daripada minum obat.***

Sumber: Galamedia

Minggu, 12 Juli 2020

LGBT dan Kekhawatiran Nabi Muhammad akan Umat Nabi Luth

LGBT dan Kekhawatiran Nabi Muhammad akan Umat Nabi Luth
 


10Berita, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan perilaku lesbian dan gay. Fatwa tersebut dikeluarkan pada enam tahun yang lalu tepatnya 31 Desember 2014, dengan nomor 57 tahun 2014 tentang lesbian, gay, sodomi, dan pencabulan.

Fatwa tersebut mengacu pada beberapa dalil, salah satunya hadits yang menerangkan adanya laknat Allah SWT atas tindakan homoseksualitas dan sodomi. Selain itu, perbuatan tersebut juga sangat dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dari 'Abdullah ibn Muhammad ibn 'Uqail, bahwasanya ia mendengar Jabir berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya apa yang saya khawatirkan menimpa umatku adalah perbuatan umat Nabi Luth". (HR. At-Tirmidzi)

Hadits berikutnya adalah Dari Ibn 'Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: "Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan umat Nabi Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan umat Nabi Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan umat Nabi Luth". (HR. An-Nasai dan Ahmad)


Fatwa MUI itu juga mempertimbangkan Ijma Ulama bahwa liwath (senggama ke dalam anus) dan aktivitas seksual sesama jenis adalah haram. Dasar lain yang digunakan adalah kaidah Sadd al-Dzari'ah, yakni dengan menutup peluang sekecil apa pun perbuatan zina dan akibat hukumnya.

Adapun kaidah ushuliyahnya yakni hukum asal dalam larangan itu untuk pengharaman. Kaidah ushuliyah lainnya adalah, di dalam larangan tentang sesuatu pada dasarnya menuntut adanya kerusakan dari perbuatan yang terlarang tersebut.

Sementara untuk kaidah fiqhiyah yang digunakan, beberapa di antaranya pertama, segala mudharat (bahaya) harus dihindarkan sedapat mungkin. Kedua, menghindarkan mafsadat didahulukan atas mendatangkan maslahat. Ketiga, dharar yang bersifat khusus harus ditanggung untuk menghindarkan dharar yang bersifat umum (lebih luas).

Sebelumnya, perusahaan multinasional Unilever Global, yang berbasis di Amsterdam, Belanda, mengeluarkan postingan di akun Instagram resminya. Postingan tersebut berisi sebuah logo yang diwarnai dengan warna pelangi di mana ini menjadi khas LGBT.

Pada caption, akun Unilever itu menulis, "Kami berkomitmen menjadikan kolega LGBTQI + kami bangga pada kami sebagaimana kami. Itu sebabnya kami mengambil tindakan bulan Pride ini dengan:

Pertama, menandatangani Deklarasi Amsterdam untuk memastikan semua orang di Unilever memiliki akses ke tempat kerja yang benar-benar inklusif. Kedua, bergabung dengan Open for Business untuk menunjukkan bahwa kami bermaksud bisnis dengan inklusi LGBTQI + sebagai bagian dari koalisi global. Ketiga, meminta Stonewall untuk mengaudit kebijakan kami dan mengukur bagaimana kami maju dalam tindakan kami.

Inisiatif-inisiatif ini hanyalah permulaan. Keragaman kita sebagai manusia adalah yang membuat kita lebih kuat. Inklusi untuk semua adalah apa yang akan membuat kita lebih baik," tulis Unilever pada Instagramnya pada 19 Juni lalu.

Sumber: Republika

Jumat, 10 Juli 2020

Heraklius Terkesan Nabi Muhammad Namun Kecewa pada Tuhannya

Heraklius Terkesan Nabi Muhammad Namun Kecewa pada Tuhannya


Rasulullah SAW (ilustrasi)

10Berita -- ''... Sungguh dia akan menguasai tanah yang sekarang berada di bawah kedua telapak kakiku ini dan seandainya aku ada harapan untuk menjumpainya, pasti aku mengharus kan diriku untuk menemuinya. Dan seandainya aku sudah berada di hadapannya pasti aku akan basuh kedua telapak kakinya...” (Bukhari 2723).

Flavius Heraklius Augustus (11 Februari 641) adalah seorang kaisar Byzantium yang sangat terkesan dengan kerasulan Muhammad karena semua kriteria kerasulan yang termaktub dalam Taurat dan Injil ada pada diri Muhammad.

Walaupun demikian, dia kecewa pada keputusan Tuhannya karena telah mengutus seorang Rasul bukan dari kaumnya (Bani Israil), melainkan justru dari bangsa Arab yang menjadi musuhnya.

Yang menarik, saksi dari peristiwa kekaguman Heraklius kepada Muhammad adalah Abu Sufyan bin Harb, yang saat itu masih menjadi musuh Rasulullah. Peristiwanya terjadi ketika berlangsung dialog di antara dua golongan musuh Islam. Pertama, kafilah dagang Arab Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan bin Harb dan kaisar Heraklius bersama para pembesar Romawi.

Mereka mempertanyakan seputar pengakuan Muhammad sebagai nabi dan utusan Allah. Dan di ujung kisah, akhirnya Abu Sufyan berkata, “Demi Allah, aku senantiasa merasa hina dan sangat yakin bahwa urusan (agamanya) akan berjaya hingga akhirnya Allah membukakan hatiku untuk menerima Islam, padahal sebelumnya aku membencinya.” Subhanallah.


Beberapa kriteria dakwah Muhammad dalam hadis-hadis berikut menjadi penyebab kekaguman Heraklius dan hal itulah yang ia temui dalam kitab sucinya (Injil).

Abu Sufyan bercerita bahwa Raja Heraklius berkata kepadanya, “Aku telah bertanya kepadamu apa yang dia perintahkan kepada kalian, lalu kamu menjawab bahwa dia memerintahkan kalian untuk shalat, bersedekah (zakat), menjauhkan diri dari berbuat buruk, menunaikan janji, dan melaksanakan amanah.” Lalu, dia berkata, “Ini adalah di antara sifat-sifat seorang Nabi.” (Bukhari)

Abu Sufyan bin Harb mengabarkannya bahwa Heraklius berkata kepadanya, “Aku telah bertanya kepadamu bagaimana kesudahan peperangan antara kalian dan dia, lalu kami jawab bahwa peperangan yang terjadi bergantian saling mengalahkan. Begitulah adanya para rasul, di mana dia diuji kemudian akhirnya mereka mendapatkan kejayaan.” (Bukhari).

Hal ini menunjukkan, nama Muhammad dan karakternya telah tertulis dalam Taurat dan Injil. Dan, mereka telah mengetahui hal ini dengan jelas, Allah berfirman, “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anakanaknya sendiri. Dan, sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (QS Albaqarah [2]: 146).

Wallahu a’lam bish shawab.

Sumber; Republika

Dakwah Sukses, Rumah Tangga Beres

Dakwah Sukses, Rumah Tangga Beres





10Berita - Seorang sahabat menulis pertanyaan seperti ini kepada saya : “Kegiatan-kegiatan yang saya lakukan semuanya atas nama dakwah. Namun sering kali melalaikan tugas sebagai kepala keluarga. Mohon masukannya”.

Sangat menarik pertanyaannya. Kalau istilah pak Mario Teguh, “super sekali”. Pertanyaan yang sebenarnya mewakili banyak kalangan aktivis dakwah. Ada kondisi paradoks, satu sisi “merasa” sibuk dengan berbagai kegiatan dakwah, namun di saat yang sama melalaikan peran sebagai kepala rumah tangga.

Syumuliyah Dakwah

Pertama kali yang harus dipahami adalah makna dakwah dan syumuliyah dakwah. Sebagaimana kita ketahui, dakwah adalah usaha mengajak manusia menuju nilai-nilai kebaikan sesuai tuntunan Ketuhanan dan petunjuk Kenabian. Maka aktivitas dakwah mencakup aspek yang sangat sangat sangat luas. Usaha membahasabumikan nilai-nialai langit, bisa kita wujudkan dalam beragam aktivitas.

Selama ini sebagian masyarakat memahami dakwah dalam konteks yang sempit, misalnya ceramah, khutbah, tabligh akbar, pengajian dan lain sebagainya. Seakan dakwah itu maknanya hanyalah forum atau mimbar untuk berbicara. Padahal dakwah itu adalah hal bagaimana nilai-nilai kebaikan bisa direalisasikan dalam kehidupan keseharian. Bukan soal ceramah atau khutbah, namun soal merealisasikan kebajikan dalam kehidupan nyata.

Oleh karenanya dakwah bersifat syamil, utuh menyeluruh. Syumuliyah dakwah, adalah adalah pandangan tentang keutuhan dakwah, tanpa membuat dikotomi yang tidak perlu antara peran “publik” dan “domestik”. Antara peran di dalam dan di luar rumah. Antara peran sebagai kepala rumah tangga dengan kepala desa. Antara peran sebagai orang tua dengan peran sebagai pejabat pemerintahan, dan lain sebagainya.

Mengurus Rumah Tangga Adalah Dakwah

Dalam konteks syumuliyah dakwah, kita memahami dakwah itu ada yang di dalam rumah, ada pula yang di luar rumah. Dakwah di dalam rumah adalah membina keluarga, mendidik anak, menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah. Jika keluarga harmonis, anak-anak tumbuh menjadi generasi yang shalih dan shalihah, seluruh anggota keluarga mentaati aturan Allah dan Rasul, maka itulah keberhasilan dakwah di dalam rumah.

Sedangkan dakwah di luar rumah bisa berupa berbagai aktivitas kemasyarakatan, sosial, politik, seni, budaya, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya, yang mengajak masyarakat menuju keluhuran diri, ketinggian pekerti, dan kekuatan nurani. Perbaikan individu, keluarga, masyarakat dan sistem kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadi fokus dari aktivitas dakwah kita di luar rumah.

Keduanya, dakwah di dalam rumah dan di luar rumah, harus sukses dan berhasil. Jangan hanya berorientasi keberhasilan di salah satu sisi, namuan keduanya harus diperjuangkan untuk mendapatkan keberhasilan.

Maka tidak ada dikotomi, “saya berdakwah di luar rumah, dan di dalam rumah itu bukan dakwah”. Itu adalah pemahaman yang keliru dalam konteks syumuliyah dakwah. Justru dakwah itu mencakup peran yang harus kita jalankan di dalam rumah, dan peran yang harus kita lakukan di luar rumah. Keduanya adalah aktivitas dakwah.

Semoga kita semua mampu untuk mencapai kesuksesan dakwah di dalam dan di luar rumah.


Ust Cahyadi Takariawan

Sumber: Islamedia

Selasa, 07 Juli 2020

BUKAN FIR'AUN, Penghalang Terbesar Dakwah Musa

BUKAN FIR'AUN, Penghalang Terbesar Dakwah Musa




Oleh: Ustadz Dr. Zulfi Akmal

Sungguh yang menjadi penghalang terbesar dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun bukanlah Fir'aun dan para pengikutnya. Yang menjadi penghalang terbesar justru adalah kaumnya sendiri, Bani Israel yang diperjuangkan beliau agar terbebas dari penjajahan dan penindasan Fir'aun.

Siang malam Nabi Musa berusaha menghilangkan beban penderitaan mereka akibat tekanan Fir'aun dan antek-anteknya, bukannya mereka berterima kasih, mendukung dan memberi apresiasi terhadap usaha itu. Malah mereka sakiti, caci maki dan menyusun makar untuk Nabi Musa.

Mereka meremehkan bahkan mengejek usaha Nabi Musa untuk membebaskan mereka dari penindasan dengan mengatakan, "Wahai Musa, percuma saja perjuanganmu untuk memerdekakan kami, sama saja, sebelum kamu ada dan setelah bertahun-tahun berjuang, tidak ada memperlihatkan hasil. Kami tetap saja tertindas kok. Tidak usahlah kamu sok-sok-an jadi pahlawan".

Pernyataan yang luar biasa aneh bila ditangkap dengan mantiq yang sehat. Bukannya mendukung dan ikut berjuang, malah yang mereka lakukan menggembosi perjuangan Nabi Musa.

Allah mengisahkan hal itu dalam Al Qur'an:

(قَالُوۤا۟ أُوذِینَا مِن قَبۡلِ أَن تَأۡتِیَنَا وَمِنۢ بَعۡدِ مَا جِئۡتَنَاۚ قَالَ عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن یُهۡلِكَ عَدُوَّكُمۡ وَیَسۡتَخۡلِفَكُمۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ فَیَنظُرَ كَیۡفَ تَعۡمَلُونَ)

Mereka (kaum Musa) berkata, ”Kami telah ditindas (oleh Fir‘aun) sebelum engkau datang kepada kami dan setelah engkau datang.” (Musa) menjawab, “Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi; maka Dia akan melihat bagaimana perbuatanmu.” [Surah Al-A'raf 129]

Begitulah jiwa manusia-manusia bermental budak. Ada orang yang memperjuangkan nasib mereka dan anak cucu mereka agar kekayaan alamnya tidak dirampas bangsa lain, agar hidup mereka bisa lebih terhormat, tidak menjadi babu di negeri sendiri, harga barang terjangkau, pendidikan layak bisa dinikmati, pelayanan kesehatan yang pantas dapat dirasakan, hukum  tegak untuk siapapun, diskriminasi keadilan bisa dihabiskan, dan perbaikan merata dalam segala lini kehidupan.

Orang semacam itu bukannya mereka dukung dan bela. Justru mereka ikut-ikutan membully, menyalahkan, melabeli sebagai teroris, radikal, mabuk kekuasaan, dan berbagaimacam label jahat lainnya.

Mereka menjadi perpanjangan tangan bagi penguasa zalim untuk melanggengkan kekuasaannya, padahal mereka tidak mendapatkan apa-apa selain kenyamanan dalam kehinaan dan penderitaan.

Tidaklah heran bila Sayyid Quthb mengatakan: "Bila kemerdekaan mengucur dari langit bagaikan hujan, manusia bermental budak dan pecundang akan mencari payung untuk menangkisnya. Bila kebebasan diberikan kepada mereka dengan gratis mereka akan mencari tuan baru untuk dijilat dan menghambakan diri".

Nilai manusia tergantung kualitas akalnya.[]

Sumber: portal berita Islam

Sabtu, 04 Juli 2020

Kejujuran dan Sabda Rasul tentang Detak Jantung

Kejujuran dan Sabda Rasul tentang Detak Jantung



Ilustrasi. (Foto: Freepik)

10Berita, DALAM kehidupan manusia, kejujuran adalah hal terpenting yang mesti dimiliki. Dengan adanya kejujuran, hidup seorang Muslim bakal menjadi lebih berarti dan memberikan keberkahan.

"Setiap perkataan anak Adam itu memberatkan dirinya dan tidak menguntungkan bagi dirinya, kecuali perintah atas kebaikan, mencegah manusia berbuat kemungkaran, dan zikir mengingat Allah Subhanahu wa ta'ala," jelas Habib Muhammad Al Habsyi, dikutip dari akun Youtube Majelis Roudloh, Jumat (3/7/2020).

Hari Jumat, Jangan Lupa Kerjakan 6 Perkara Ini 


Ia menerangkan, bentuk dari mengingat Allah Subhanahu wa ta'ala sangatlah banyak. Menyebut kebesaran Allah Ta'ala, kebesaran Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, hingga membahas tentang ilmu adalah bagian mengingat Allah Ta'ala.

Habib Muhammad Al Habsyi menuturkan, zikir bukan hanya perkara wirid, namun bagi mereka yang sedang belajar dan mempelajari ilmu sama halnya dengan berzikir, karena ilmu adalah syariat. Orang berzikir tanpa tahu ilmunya akan tidak maksimal.


Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, melalui riwayat Abdullah bin Mas'ud, sesungguhnya kejujuran mengarahkan dirinya pada kebaikan, dan kebaikan akan membawa kepada surga. Sesungguhnya berbohong menjadikan orang melakukan keburukan dan keburukan akan mengarahkan menuju neraka.

"Jangan sekali-kali mencari teman, menantu, dan pasangan yang berbohong," ujar Habib Muhammad Al Habsyi.

Aa Gym: Kelembutan Dapat Mengubah Segalanya 


Sikap jujur mendatangkan banyak keberkahan dan kebaikan dalam hidup. Bahkan dalam sebuah kisah dijelaskan, seorang gubernur di masa Umayyah bernama Hajjah bin Yusuf bertemu dengan seseorang yang menasihati ketika dirinya sedang berpidato di depan rakyatnya.

Orang tersebut kemudian diancam oleh gubernur dan menjawab, "Saya tidak gila, jadi silakan bunuh saya. Yang penting saya sudah jujur." Kalimat tersebut yang akhirnya menjadikan sang gubernur membebaskan orang itu.

Imam Al Qurtuby berpesan dalam Kitab Fathul Illah, ia mengatakan, "Hendaknya kita melazimi jujur ketika berbicara, ikhlas ketika berbuat, dan jernih dalam keadaan jiwa. Barang siapa yang seperti itu ia akan menyusul menuju orang-orang yang abror dan mendapatkan keridoan dari Al Ghoffar, Allah Subhanahu wa ta'ala."

Diriwayatkan dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Tinggalkan yang membuatmu ragu dan ambillah yang tidak membuatmu ragu." Kemudian seorang sahabat bertanya, "Bagaimana saya mengetahui bahwa itu meragukan atau tidak, ya Rasul?" Rasul bersabda, "Kalau kau hendak melakukan sesuatu, letakkan tanganmu di dadaku. Sesungguhnya jantung akan berdetak tidak tenang ketika mendekati sesuatu yang haram dan akan merasakan ketenangan ketika mendekati sesuatu yang halal."

Dalam aktivitas sosial seperti berdagang, sikap jujur sangatlah penting. Dua orang yang melakukan transaksi jual-beli, kemudian memiliki khiyar, apabila keduanya jujur maka jual-beli tersebut diberkahi Allah Subhanahu wa ta'ala. Namun jika salah satunya berdusta dan menutupi aib barang dagangannya, maka akan hilang keberkahan dalam transaksi tersebut.

Sumber: Okezone.com

Sabtu, 27 Juni 2020

Rasulullah Paling Mengkhawatirkan Dua Perkara dari Umatnya

Rasulullah Paling Mengkhawatirkan Dua Perkara dari Umatnya

Rasulullah Paling Mengkhawatirkan Dua Perkara dari Umatnya. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)

10Berita, JAKARTA -- Ada dua perkara yang paling dikhawatirkan Rasulullah akan menghinggapi pribadi Muslim, yaitu mengikuti hawa nafsu dan thul al-amal (banyak angan-angan). Hawa nafsu dapat mengarahkan seorang Muslim jauh dari kebenaran.
Sedangkan, pengharapan berlebihan (banyak angan-angan), mengakibatkan lalai akan kehidupan akhirat. Apalagi, setan akan terus melakukan tipu daya dan menebarkan bisikan jahat kepada anak Adam.
Alkisah, iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi Yahya AS dengan membawa rantai yang dikalungkan di tubuhnya. Nabi Yahya pun bertanya, ihwal benda tersebut. Iblis menjawab, Ini adalah syahwat yang dibelenggukan kepada anak Adam.
Dari sinilah maka dapat disimpulkan, kata Sayid Bakari al-Makki bin Sayid Muhammad Syatho ad-Dimyathii dalam karyanya Kifayat al-Atqiya' Wa Minhaj al-Ashfiya menyebutkan, kunci menggapai kebahagiaan dan kebaikan adalah melawan kedua perkara yang diperingatkan Rasulullah tersebut.
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya." (QS an-Naziaat [79]: 40).

Sumber : Republika

Sabtu, 20 Juni 2020

Alasan Abu Jahal Tak Mau Beriman Meski Akui Muhammad sebagai Nabi

Alasan Abu Jahal Tak Mau Beriman Meski Akui Muhammad sebagai Nabi



ilustrasi (stutterstock)
AMR bin Hisyam atau tersohor dengan nama Abu Jahal adalah tokoh utama penentang dakwah Nabi Muhammad SAW pada awal Islam di Makkah. Abu Jahal yang termasuk salah satu pembesar Quraisy sebenarnya percaya adanya Allah dan Muhammad adalah Rasul.

Tapi, pemimpin Bani Makhzum itu tidak pernah mau beriman kepada Nabi Muhammad. Abu Jahal terus memainkan pengaruhnya untuk memusuhi Islam hingga ajal menjemput di Perang Badar.

Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, Abu Jahal sebenarnya mengakui bahwa Muhammad adalah Nabi, tapi dia tak mau beriman karena gengsi.

  4 Cara Kotor yang Dilakukan Abu Jahal untuk Melawan Nabi

Dikutip dari kajian serial Sahabat Nabi disiarkan chanel Youtube Khalid Basalamah Official, suatu ketika Abu Sufyan seorang tokoh Quraisy pernah bertanya kepada Abu Jahal, kenapa tidak beriman kepada Muhammad.

Abu Jahal menjawab bahwa sukunya dengan Bani Hasyim atau suku Nabi Muhammad selalu bersaing, dan ia tak mau terlihat kalah.

“Dari dulu sukuku dengan suku Muhammad bersaing. Mereka siapkan makanan minuman untuk jamaah haji, kami juga lakukan, mereka siapkan pasukan bela Makkah, kami juga siapkan. Sehari suku Muhammad, sehari sukuku,” kata Abu Jahal.

“Sekarang di suku Muhammad ada Nabi, sukuku tidak ada nabinya. Kalau aku beriman berarti aku kalah. Saya tidak mau beriman sama muhammad,” ujar Abu Jahal.


Pernyataan Abu Jahal itu sampai ke telinga Nabi Muhammad. Waktu Rasulullah mendengar itu, maka Nabi bilang bahwa dia ‘Abu Jahal’ atau bapak kebodohan. Setelah itu, kaum Muslimin memanggil Abu Hakam dengan Abu Jahal.

Menurut Ustadz Khalid, seandainya Abu Jahal saat itu beriman, semua penduduk Makkah bisa beriman kepada Allah dan Muhammad, karena pengaruh dia luar biasa di kalangan Quraisy kala itu.

“Kalau dia beriman, satu Makkah beriman. Abu Sufyan bilang kau pemimpin kami, kalau kami beriman kami ikut,” tutur Ustadz Khalid.

Perjalanan Abu Jahal menentang risalah Rasulullah berakhir di kancah Perang Badar. Dia tewas di tengah pasukan Muslimin. Kepalanya dipenggal oleh sahabat dari kaum Ansar, Abdullah bin Mas’ud.

Sumber: Okezone.com

Rabu, 17 Juni 2020

Kisah Nyata! Keajaiban Sedekah yang Tidak Bisa Dinalar Logika

Kisah Nyata! Keajaiban Sedekah yang Tidak Bisa Dinalar Logika


Referensi pihak ketiga

10Berita, Saat itu, ibunya yang telah berusia sekitar 85 tahun jatuh dari tangga. Dia pun langsung membawa ibunya ke rumah sakit. Menurut pengamatan dan pemeriksaan dokter. Ibunya bisa disembuhkan hanya 10% dan harus dirawat ke ruang ICU.

Saat pukul 10 malam, ibunya tersadar dan memberikan pesan-pesan pada dia. Ibunya tanya mengenai uang tabungan yang telah dia punya. Dia pun menunjukkan semua jumlah tabungan yang ia punya. Saat dia sudah menunjukkan pada ibunya, ibunya meminta dia untuk menyedekahkan 80% tabungannya. Saat itu juga dia langsung mengambil saldo tabungannya dan menyedekahkan pada orang yang membutuhkan.

Setelah dia menyedekahkan tabungannya. Beberapa hari dokter melakukan pemeriksaan pada ibunya. Dan saat itupula, ibunya sudah sembuh 80% dan sudah bisa pindah dari ruang ICU. Dia pun bingung, namun juga bersyukur karena ibunya telah sembuh dari sakitnya. Saat itu juga, dia selalu melakukan sedekah. Dia bingung karena dengan kondisi ibunya yang sudah berusia sekitar 85 tahun telah sembuh dari sakitnya. Ya, setelah sedekah ada saja keajaiban yang membuat dirinya bahagia, bahkan kadang dia tidak bisa menalar dengan logika.
Sumber: UC news

Senin, 15 Juni 2020

5 Amalan Istri Pengundang Rezeki untuk Suami

5 Amalan Istri Pengundang Rezeki untuk Suami



ilustrasi (Foto: Outfittrend)

10Berita, ISTRI berperan penting di balik kesuksesan suami. Istri yang baik akan selalu mendoakan suami sebagai tulang punggung sekaligus kepala keluarga. Di balik kesuksesan suami tentu ada peran dan doa istri di belakangnya.

Seorang istri menjadi kekuatan penting dalam kehidupan suami. Tak sekadar sebagai pelengkap, namun istri juga penentu utama dan memiliki peran besar bagi kesuksesan suami dan tentunya sang buah hati.

Islam mengajarkan bahwa seorang istri harus hadir menjadi penyejuk, penyedap, pesona dan pemberi semangat hidup suami, karena dia adalah wakil suami dalam keluarga. Tak hanya itu, para istri wajib menghormati kepemimpinan suaminya baik di rumah maupun di luar rumah.

Mereka harus pandai menempatkan diri sebagai wakil suami selaku pemimpin rumah tangga dan tidak dibenarkan melampaui batas dalam bertindak karena harus meminta persetujuan suami terlebih dahulu saat mengambil keputusan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu-anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sekiranya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya," (HR. Tirmidzi).

 4 Inspirasi Gaya Hijab Amy Qanita, Trendy bak Anak Muda

Adapun jika suami kurang pengetahuan Islamnya, sedang istri lebih banyak mengetahui, maka ia wajib mengajari dan membimbing suaminya. Melansir dari laman Sindonews, dari Abdullah bin Salam radhiyallahu-anhu, Rasulullah berujar: “Sebaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi." (HR. Thabrani).

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 34:

اَلرِّجَا لُ قَوَّا مُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَا لِهِمْ ۗ فَا لصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗ وَا لّٰتِيْ تَخَا فُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَا جِعِ وَا ضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِ نْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلِيًّا كَبِيْرًا

Artinya: "Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. An-Nisa : Ayat 34).

Rezeki setiap orang memang sudah dijamin oleh Allah. Akan tetapi, seorang istri merupakan "jembatan emas" bagi suami untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat termasuk dalam hal rezeki. Doa seorang istri untuk suaminya sangat mustajab. Terdaapat beberapa sifat istri yang bisa membuat rezeki suami mengalir deras. Berikut ini ulasannya:


ilustrasi

1. Tawakkal

Sifat tawakkal atau berserah diri kepada-Nya akan mengundang rezeki. Allah Ta'ala berfirman dalam Surah Ath-Thalaq ayat 3:

Artinya: “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq: 3).

2. Sedekah

Seorang istri yang suka bersedekah pada hakikatnya sedang melipatgandakan rezeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah hingga 700 kali lipat. Bahkan hingga kelipatan lain sesuai kehendak Allah.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَا بِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَا للّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ  ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261).

 2 Ayat dalam Alquran Paling Dicintai Nabi Muhammad dari Seisi Bumi

3. Taat pada suami

Kewajiban istri kepada suami adalah menaatinya. Sepanjang perintah suami tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, istri wajib menaatinya.

Lantas, apa hubungannya dengan rezeki? Manakala seorang istri taat kepada suaminya, maka hati suami pun tenang dan damai. Ketika hatinya damai, ia bisa berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul. Semangat kerjanya pun menggebu. Ibadah pun jadi lebih tenang hingga rezeki mengalir lancar.


4. Rajin mendoakan suami

Istri yang selalu mendoakan suaminya jelas menjadi penopang kelancaran rezeki. Sejatinya, seorang istri setiap hari berdoa agar Allah memberi limpahan rezeki yang halal dan berkah. Berdoa dengan hati yang yakin bahwa Allah akan mengabulkannya. Sebagaimana firman Allah:

Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan,” (QS. Al-Mu'min: 60).

5. Pandai bersyukur

Rezeki suami bisa datang dari arah tak terduga bilamana istri pandai bersyukur atas pemberian Allah. Istri yang senantiasa bersyukur atas karunia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat bagi suaminya. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7:

وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: "Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabku sangat pedih,” (QS. Ibrahim: 7).

Sumber: Okezone

Bulan Terbelah Jadi Dua, Kisah "Sihir" Terbesar Rasulullah SAW dan Bebalnya Kafir Quraisy

Bulan Terbelah Jadi Dua, Kisah "Sihir" Terbesar Rasulullah SAW dan Bebalnya Kafir Quraisy

Ilustrasi (Istimewa).

10Berita - Sebagai umat muslim, tentu mengetahui dan meyakini jika salah satu mukjizat terbesar Rasulullah Muhammad SAW adalah terbelahnya bulan menjadi dua. 

Peristiwa besar itu menjadi salah satu pengingat kebesaran Allah SWT untuk seluruh umat di dunia.

Baca Juga : Terkait Salat Ied, Pemkab Malang Tunggu Instruksi MUI

Terbelahnya bulan menjadi dua juga sekaligus menunjukkan tingkat kebebalan para kafir Quraisy yang justru menyebut mukjizat itu sebagai "sihir".

Dr. Khalid Zeed Abdullah Basalamah, Lc., M.A. atau lebih dikenal sebagai Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan, kisah tentang terbelahnya bulan menjadi dua disampaikan oleh HR Bukhari. 

Disebutkan jika peristiwa terbelahnya bulan terjadi di malam hari, saat Rasulullah SAW dan umat muslim ketika itu tengah melakukan tawaf.

Ketika sedang melakukan tawaf, tiba-tiba saja datang orang-orang kafir Quraisy. 

Orang-orang itu mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Muhammad, apakah engkau mau kami beriman?".

Rasulullah SAW pun menjawab iya. 

Kemudian orang Quraisy menunjuk bulan yang tengah terang dan meminta agar Rasulullah SAW membelah bulan tersebut. 

Tujuan kaum kafir Quraisy saat itu tak lain adalah untuk mempermalukan Rasulullah.


Lalu Rasulullah SAW berkata, "Wahai Quraisy, apakah ketika saya minta kepada Allah SWT bulan akan dibelah seperti yang kalian minta, maka kalian akan beriman?". 

Kaum Quraisy pun mengiyakan pertanyaan Rasulullah SAW tersebut.

Kemudian, saat itu Rasulullah SAW menggaris bulan dengan jari beliau, maka terbelahlah bulan menjadi dua bagian. 

Peristiwa itu disebut terjadi sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah ke Madinah dari Makkah.

Baca Juga : Menjemput Surga dengan Sepotong Kurma, Kisah Sahabat Rasulullah di Tengah Perang Badar

Disebutkan jika saat terbelah, satu bagian bulan berada di sisi timur, tepatnya di sebelah Gunung Abu Qubais. Sedangkan satu bagian lagi ada di sisi barat di sebelah Gunung Qaiqa’an.

Namun yang terjadi saat itu, kaum Quraisy tak beriman dan menyebut jika Rasulullah SAW telah melakukan sihir kepada penduduk Makkah dengan mengelabui pandangan mata mereka. 

Mereka pun kemudian memutuskan menunggu satu bulan berikutnya hingga pada masa perdagangan tiba.

Satu bulan kemudian, umat muslim dan kaum kafir Quraisy pun bertanya kepada para pedagang yang datang ke Makkah. 

Para pedagang itu berasal dari berbagai belahan dunia. 

Di sana, penduduk yang berasal dari berbagai negeri itu memberikan kesaksian jika mereka pernah melihat bulan terbelah menjadi dua.

Namun mereka tak mengetahui dengan pasti kenapa bulan tersebut bisa terbelah. 

Mendengar kesaksian penduduk luar Makkah, kaun Quraisy masih tetap memilih tak beriman dan lagi-lagi menyebut jika Rasulullah SAW memiliki sihir hingga bisa mempengaruhi dunia.

Sumber:Malangtimes

Pelajaran Berharga dari Kisah Nabi Sulaiman, Ratu Balqis, dan Jin Ifrit

Pelajaran Berharga dari Kisah Nabi Sulaiman, Ratu Balqis, dan Jin Ifrit 




10Berita, Nabi Sulaiman adalah salah satu utusan Allah yang kisahnya diabadikan di dalam Al-Qur'an Surah An-Naml ayat 41-44.

Menurut para ahli tafsir, kisah itu bermula ketika Nabi Sulaiman memanggil burung Hud-hud untuk memintanya mencari sumber air di tempat yang kering dan tandus. Namun, burung yang biasa menjadi utusan Nabi Sulaiman itu tidak kunjung datang dan membuatnya sedikit kesal.


 
Beberapa saat kemudian, burung Hud-hud datang dengan wajah sedikit ketakutan. Ia membawa kabar yang penting untuk diketahui oleh Nabi Sulaiman.

Burung Hud-hud bercerita bahwa ia baru saja menemukan sebuah istana yang besar, megah, dan mewah di negeri Saba. Istana tersebut dipimpin oleh seorang perempuan bernama Ratu Balqis dengan kekayaan yang sangat luar biasa.


 
Akan tetapi, orang-orang yang ada di negeri Saba tidak mengenal Allah Swt atas limpahan karunia yang diperolehnya. Justru, menurut burung Hud-hud, orang-orang di sana menyembah matahari ketika terbit dan terbenam.

Mendengar informasi dari burung Hud-hud, Nabi Sulaiman akhirnya memaafkan burung tersebut lalu memberi perintah kepadanya.

"Baiklah, kali ini aku mengampunimu karena berita yang engkau bawa ini aku anggap penting untuk diperhatikan. Namun untuk membenarkan beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu dan kembalilah secepat-cepatnya," kata Nabi Sulaiman kepada burung Hud-hud.


 
Perintah Nabi Sulaiman itu pun segera dilakukan burung Hud-hud. Ia kemudian terbang ke negeri Saba dan langsung melemparkan sepucuk surat itu kepada Ratu Balqis yang tengah duduk di istana. Ratu Balqis yang terkejut itu pun membuka surat yang ia dapat dengan cara tak terduga tersebut.

Surat tersebut berisi: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”

Ratu Balqis yang merasa mendapat tamparan dari surat tersebut lantas mengundang para pembesar kerajaan untuk merundingkan tindakan apa yang akan dilakukan. Apakah mengerahkan bala tentara untuk berperang, atau menggunakan cara halus untuk menaklukkan Nabi Sulaiman.

Akhirnya, setelah keputusan ditentukan, Ratu Balqis memilih cara yang halus untuk menghadapi Nabi Sulaiman. Keputusan itu pun lantas dikabarkan dengan cepat oleh burung Hud-hud kepada Nabi Sulaiman.

Ratu Balqis mengutus sejumlah pasukan dengan membawakan hadiah yang menarik untuk diberikan kepada Nabi Sulaiman. Namun, Nabi Sulaiman yang juga memiliki kekayaan luar biasa langsung mengutus para jin untuk membangun sebuah istana yang mampu menyilaukan mata utusan Ratu Balqis.

Hingga saat utusan Ratu Balqis tiba berhadapan dengan Nabi Sulaiman, hadiah yang mereka bawa ditolak dan diminta untuk dikembalikan kepada ratu mereka. Nabi Sulaiman juga berpesan kepada utusan Ratu Balqis bahwa pihaknya akan mengirim pasukan ke negeri Saba jika mereka tidak beriman kepada Allah ta'ala.

Setelah Ratu Balqis terdesak, ia pun berpikir untuk mengunjungi kerajaan Nabi Sulaiman untuk menyerahkan diri. Di tengah perjalanan Ratu Balqis meninggalkan negeri Saba, Nabi Sulaiman memanggil golongan jin untuk membantunya agar Ratu Balqis terkejut saat tiba di kerajaan.

Kemudian, berkatalah Jin Ifrit yang terkenal cerdik kepada Nabi Sulaiman. "Aku mampu membawa takhta Ratu Balqis dari istananya sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukmu," kata Jin Ifrit.

Di tengah pembicaraan itu, salah satu jin lainnya yang juga memiliki ilmu lebih berkata, "Akan aku bawa tahta Ratu Balqis ke hadapanmu bahkan sebelum engkau sempat memejamkan mata.”

Dan benar saja, dalam sekejap, takhta Ratu Balqis telah dipindahkan ke kerajaan Nabi Sulaiman.

Sesampainya di kerajaan Nabi Sulaiman, Ratu Balqis pun terkejut melihat takhta yang ia tinggalkan di negeri Saba telah berpindah ke kerajaan yang ia tuju. Ratu Balqis pun terheran-heran dengan kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman dengan dinding dan lantainya terbuat dari kaca putih.

Ratu Balqis yang semula mengira bahwa ia paling kuat langsung merasa ciut di hadapan Nabi Sulaiman dan berkenan untuk beriman kepada Allah. Ia berkata, "Ampunilah aku, aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

Begitulah kisah Nabi Sulaiman yang dikaruniai berbagai kelebihan oleh Allah Swt. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.

Wallahu a'lam. []

Sumber: akurat

Minggu, 14 Juni 2020

Nikmat-Nikmat Allah SWT yang Kerap Bikin Manusia Terlena

Nikmat-Nikmat Allah SWT yang Kerap Bikin Manusia Terlena



10Berita, Suatu ketika, Rasulullah SAW memberi petuah soal hakikat dan pentingnya waktu atau masa. Hadits yang diriwayatkan Imam al-Hakim ini sangat masyhur di kalangan umat Islam, tapi hanya sedikit yang menjaganya dengan baik. Beliau SAW hendak mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu ada masanya dan akan berakhir pada saatnya.

Artinya, tidak ada yang abadi di dunia ini karena semua akan berakhir seiring bergantinya waktu. Kita renungkan pesan Nabi SAW berikut ini:

اغتنِمْ خمسًا قبل خمسٍ : شبابَك قبل هِرَمِك ، وصِحَّتَك قبل سِقَمِك ، وغناك قبل فقرِك ، وفراغَك قبل شُغلِك ، وحياتَك قبل موتِك

"Gunakanlah lima masa (kesempatan) sebelum tiba lima masa (kesempitan). Masa mudamu sebelum tuamu. Masa sehatmu sebelum sakitmu. Masa kayamu sebelum fakirmu. Masa luangmu sebelum sibukmu. Masa hidupmu sebelum kematianmu."

Kelima nikmat tersebut sering kali melalaikan manusia, padahal semua akan sirna. Masa muda, sehat, kaya, luang, dan hidup adalah kesempatan yang mesti dimanfaatkan untuk beramal kebajikan. Sebab, kesempatan ini suatu saat akan berubah menjadi kesempitan, yakni tua, sakit, fakir, sibuk, hingga kematian.

Tak selamanya kita muda, sehat, kaya, luang, apalagi hidup. Siapa yang pandai mengguna kannya akan beruntung, dan bagi yang melalaikan pasti merugi dan menyesali (QS 103: 1-3).


Pakar tafsir Alquran, Prof M Qurasih Shihab dalam buku Wawasan AlQuran mengatakan, masa atau waktu adalah modal utama manusia. Apabila tidak diisi dengan kegiatan, waktu akan berlalu. Ketika waktu berlalu begitu saja, jangan kan keuntungan yang diperoleh, modal pun telah hilang.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA berkata, "Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan perolehannya lebih banyak di hari esok. Tetapi, waktu yang berlalu hari ini, tidak mungkin kembali esok."

Namun begitu, kebanyakan manusia tidak mengguna kan nya dengan baik. Setelah tua, baru belajar mengaji dalam kepayahan. Setelah sibuk, baru mau membersamai anakanak belajar. Setelah fakir, baru bicara sedekah. Setelah sakit, baru ingat Allah dan ketika ajal tiba, baru ingin menjadi orang saleh (QS 63: 9-11).

Sahabat Ibnu Abbas RA meriwayatkan: نِعمَتانِ مغبونٌ فيهما كثيرٌ من الناسِ: الصَّحَّةُ والفَّراغُ

“Ada dua nikmat yang paling sering diabaikan atau melenakan kebanyakan manusia dari ketaatan kepada Allah SWT, yakni sehat dan sempat atau luang.” (HR Bukhari).

Mengapa sehat (ashshihhah) dan sempat (al-faraagh) sering membuat manusia terlena? Sebab, watak manusia itu cepat lupa akan kebaikan yang diperolehnya. Jika dalam kesakitan dan kesulitan, rajin mengiba dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. Namun, setelah lepas dari penderitaan, ia lupa seakan tak pernah meminta (QS 10:12, 39:49).

Dalam hal ini, manusia ada empat macam: Pertama, orang yang sehat dan sempat berbuat baik. Kedua, orang yang sehat, tapi tak sempat berbuat baik. Ketiga, orang yang tak sehat, tapi sempat berbuat baik. Keempat, orang yang tak sehat dan tak sempat berbuat baik.

Lalu, kita termasuk kate gori yang mana? Selagi sehat dan sempat maka bersegera lah mengisi sisa umur dengan ketaatan agar meraih husnul khatimah (akhir hidup yang baik). Jangan sampai larut dalam kemaksiatan hingga ajal tiba karena akan termasuk su`ul khatimah (akhir hidup yang buruk), na'udzubillahi min dzalik.

sumber : Harian Republika

Sabtu, 13 Juni 2020

Barang Siapa yang Kejar Akhirat, Maka Dunia akan Mendatanginya dalam Keadaan Terhina

Barang Siapa yang Kejar Akhirat, Maka Dunia akan Mendatanginya dalam Keadaan Terhina


10Berita — Sudah tabiat manusia tak pernah puas dengan apa yang saat ini dimilikinya. Selalu saja, ingin memiliki yang lebih dari sekedar yang dimilikinya saat ini. Ya, dunia memang akan terus menggoda siapa saja yang berada di dalamnya. Dunia menawarkan sejuta kenikmatan, yang dapat membuat manusia tergiur akan kelezatannya. Begitulah tipu daya dunia yang fana ini.

Pahamilah bahwa dunia ini tak ubahnya seperti air laut, semakin diminum maka akan semakin bertambah hauslah kita. Semakin kita berhasrat untuk mengejar dunia, maka akan semakin terlena pula kita dibuatnya.

Khawatirlah bila sampai kita tenggelam dalam keindahan juga kenikmatan lautan dunia. Karena bilamana diri sudah tenggelam dalam lautan dunia, akan sulit untuk kita kembali ke permukaan. Karena memang dunia diciptakan indah bagi orang-orang yang menganggap dunia ini adalah segalanya.

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ

“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah, hina (tidak bernilai di hadapannya)“[1].


Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan cinta kepada akhirat dan zuhud dalam kehidupan dunia, serta celaan dan ancaman besar bagi orang yang terlalu berambisi mengejar harta benda duniawi[2].

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:

– Orang yang cinta kepada akhirat akan memperoleh rezki yang telah Allah tetapkan baginya di dunia tanpa bersusah payah, berbeda dengan orang yang terlalu berambisi mengejar dunia, dia akan memperolehnya dengan susah payah lahir dan batin[3]. Salah seorang ulama salaf berkata, “Barangsiapa yang mencintai dunia (secara berlebihan) maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam musibah (penderitaan)“[4].

– Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata[5], “Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga“[6].

– Kekayaan yang hakiki adalah kekakayaan dalam hati/jiwa. Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan (dalam) jiwa“[7].

– Kebahagiaan hidup dan keberuntungan di dunia dan akhirat hanyalah bagi orang yang cinta kepada Allah dan hari akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah Ta’ala berikan kepadanya”[8].

– Sifat yang mulia ini dimiliki dengan sempurna oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan inilah yang menjadikan mereka lebih utama dan mulia di sisi Allah Ta’ala dibandingkan generasi yang datang setelah mereka.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kalian lebih banyak berpuasa, (mengerjakan) shalat, dan lebih bersungguh-sungguh (dalam beribadah) dibandingkan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi mereka lebih baik (lebih utama di sisi Allah Ta’ala) daripada kalian”. Ada yang bertanya: Kenapa (bisa demikian), wahai Abu Abdirrahman? Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Karena mereka lebih zuhud dalam (kehidupan) dunia dan lebih cinta kepada akhirat”[9]. (aci)

sumber: FAJAR.CO.ID

3 Kunci Mengapa Komunikasi Rasulullah SAW Menyejukkan

3 Kunci Mengapa Komunikasi Rasulullah SAW Menyejukkan


Ilustrasi kaligrafi Muhammad SAW.


10Berita, Mengapa Rasulullah SAW mampu menjadi seorang komunikator yang baik? Ada tiga rahasia kesuksesan komunikasi beliau.

Pertama, adanya kefasihan dan bicara (fashahah) yang bersumber dari kecerdasan beliau sebagai utusan Allah (fathanah).

Setiap Rasul, dalam menyampaikan ajarannya, harus menghadapi perdebatan dengan orang-orang yang menentangnya, harus menjawab pertanyaan para pengikutnya yang beraneka ragam, atau menghadapi pemikiran dan pelecehan para penyebar keragu-raguan.

Karena itu, kecerdasan, kekuatan argumen, serta kefasihan berbicara setiap Rasul harus melebihi siapa pun dari kaum yang didatanginya. Kalau tidak memiliki kualitas seperti ini, semua yang disampaikannya walaupun benar akan mudah dipatahkan dan diingkari.

Rasulullah SAW diutus pada suatu kaum yang sangat mengagungkan kehebatan merangkai kata. Rasulullah SAW pun diutus tidak pada satu golongan manusia. Beliau diutus pada suatu kaum yang memiliki latar belakang ilmu, status sosial, dan spesialisasi yang berbeda-beda.

Di antara mereka ada tokoh agama, ahli politik, ahli ekonomi, ahli hikmah, pedagang, peternak, orang kaya, fakir miskin, budak belian, dan lainnya. Semuanya harus diberi argumen agar bisa menerima Islam.


Jika Rasulullah SAW bukan manusia paling cerdas, paling luas wawasannya, dan paling jelas juga paling fasih bicaranya, tidak mungkin beliau bisa melakukan semua itu.

Allah SWT menegaskan hal ini dalam QS An-Nisaa' [4] ayat 165:

رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

''(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-Rasul itu. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.''

Kedua, karena bayan atau ajaran yang Beliau sampaikan mengandung kebenaran mutlak. Secerdas apa pun orang dan sefasih apa pun ia berbicara, tidak akan bernilai dan tahan lama bila yang diungkapkannya tidak mengandung kebenaran.

Salah satu kesuksesan dakwah Rasulullah SAW adalah kesempurnaan ajaran yang dibawanya. Ajaran yang tidak benar (tidak sempurna), argumennya tidak akan jelas, lemah, dan selalu mentah.

Ajaran yang dibawa Rasul sangat sempurna dan "multimanfaat". Ia bisa diterima semua kalangan, masuk akal, menenangkan, dan tidak dibuat-buat. Banyak cerdik pandai yang mencari-cari kelemahan ajaran Rasulullah SAW, dan sebanyak itu pula mereka gagal menemukannya.

Ketiga, semua kata-kata Rasulullah SAW keluar dari hati yang bersih (qalbun saliim); hati yang penuh kasih sayang, hati yang damai, dan bersih dari kotoran dosa. Tak heran bila kata-kata beliau memiliki "ruh" yang bisa melembutkan hati sekeras batu.

Kepintaran, kefasihan bicara, dan kebenaran ajaran, hanya akan menyentuh aspek akal. Hati hanya bisa disentuh dengan kata-kata yang keluar dari hati yang bersih pula.

"Bersihkan dengan segala apa yang kamu bisa, karena Allah telah mendirikan Islam ini di atas kebersihan, dan tidak akan masuk surga melainkan orang-orang yang bersih," demikian Rasulullah SAW yang mulia berpesan kepada kita.

sumber : Harian Republika

Jumat, 12 Juni 2020

Pesan Nabi Ketika Dengar Kokok Ayam, Lolongan Anjing dan Ringkikan Keledai

Pesan Nabi Ketika Dengar Kokok Ayam, Lolongan Anjing dan Ringkikan Keledai

10Berita, ALLAH SWT telah menciptakan beraneka bunyi-bunyian yang menjadi kunci dalam kehidupan yakni untuk komunikasi dan memberi Informasi. Tidak hanya manusia yang dikaruniakan beragam bahasa – dan bahkan intonasi yang berbeda-beda pula, hewan juga dikaruniakan suara yang berbeda-beda. Dan tahukah Anda bahwa suara-suara hewan juga bisa menjadi sebuah pertanda mereka bisa melihat sesuatu yang tak bisa dilihat manusia?

Terkait dengan bunyi-bunyi hewan tersebut, Nabi Saw. pernah bersabda bahwa kita disunnahkan membaca doa  dengan bacaan yang berbeda-beda ketika mendengar suara hewan yang berbeda pula.

Misalnya saja ketika mendengar ayam berkokok, kita disunnahkan untuk memohon karunia Allah Swt. karena Nabi Saw. mengatakan bahwa ayam berkokok karena melihat malaikat. Dan kita disunnahkan untuk berlindung kepada-Nya ketiga mendengar anjing menggonggong atau keledai meringkik, karena Nabi Saw. mengatakan anjing dan keledai bersuara karena melihat setan.

 إذَا سَمِعْتُمْ نُهَاقَ الحَمِيرِ فَتَعَوَّذُوا بالله مِنَ الشَّيْطانِ، فإنَّهَا رأتْ شَيْطاناً، وَإذا سَمِعْتُمْ صِياحَ الدّيَكَةِ فاسْأَلُوا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فإنَّها رأتْ مَلَكاً

“Jika kalian mendengar ringkikan keledai, makanya mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan setan. Karena sesungguhnya ia sedang melihat setan. Dan jika kalian mendengar kokok ayam, maka mintalah keutamaan dari Allah Swt., karena ayam itu sedang melihat malaikat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di dalam hadits lain, disunahkan juga memohon perlindungan kepada Allah ketika mendengar anjing menggonggong. Haditsnya diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah dan terdapat di antaranya dalam Sunan Abi Dawud,

إِذَا سَمِعْتُمْ نُبَاحَ الْكِلَابِ وَنَهِيقَ الْحُمُرِ بِاللَّيْلِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ ، فَإِنَّهُنَّ يَرَيْنَ مَا لَا تَرَوْنَ

Artinya: “Jika kalian mendengar anjing melolong dan himar/keledai meringkik, maka bermohonlah perlindungan dari Allah Swt. Karena sesungguhnya dia melihat apa yang tidak kalian lihat.”

Sebagai tambahan, para ilmuwan muslim ataupun bukan, mencoba merasionalisasi tema ini. Mereka yang sepakat – umumnya dari kalangan muslim – mengatakan bahwa hadis ini benar jika dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan modern. Dalam situs mawdoo3.com pada artikel limaadza yanhaaqu al-himaar, disebutkan bahwa anjing dan keledai benar dapat melihat hal-hal gaib seperti setan karena mereka memiliki kemampuan mendengar suara infrasonik dan gelombang cahaya di bawah warna merah. []

SUMBER: BINCANGSYARIAH